Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

author photo
Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan │ Perkembangan media sosial semakin memudahkan seseorang mendapatkan informasi dengan cepat dari berbagai daerah atau negara. Namun media sosial juga dijadikan sebuah lahan untuk membuat sensasi yang terkadang menimbulkan kontroversi dan kecaman di masyarakat.

Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

Contohnya seperti beredarnya foto-foto yang memperlihatkan tiga orang pemuda yang melakukan shalat di dalam air sambil menggunakan pakaian shalat diantaranya menggunakan sarung, baju koko dan peci.

Orang yang mengunggahnya adalah akun Facebook bernama Tok Moh, warga negara Malaysia. Foto tersebut benar-benar membuat islam geram dan heran mengapa justru umat islam yang merusak sendiri ajarannya.

Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

Sementara dalam foto lain terlihat polisi yang melakukan shalat berjamaah dengan berpakaian dinas. Akan tetapi sayangnya mereka menggunakan helm sehingga hal ini pun menjadi sebuah guyonan terhadap ibadah umat islam. Bagaimana mungkin seorang yang memiliki tugas mengayomi masyarakat dan menjaga ketentraman justru melakukan tindakan yang memicu kemarahan umat islam?

Bukan hanya laki-laki saja yang memiliki sifat mempermainkan agama, wanita pun tak kalah bodohnya membuat guyonan akan ibadah yang menjadi amalan pertama yang dihisab tersebut.

Ibadah Kini Semakin Menjadi Bahan Guyonan

Salah satunya adalah yang dilakukan oleh tiga orang wanita berpakaian mukena lengkap yang melakukan shalat berjamaah. Anehnya yang menjadi imamnya justru menggunakan helm dan terlihat makmumnya nampak tersenyum ketika temannya melakukan hal tersebut dalam shalat.

Akun Facebook Fatim Yaa Fee yang mengunggahnya menambahkan sebuah status yang semakin membuat ibadah sholat seakan menjadi guyonan.

“Mungkin sholatpun harus pakek helem biar pas ada cegatan malaikat aman.. inilah pondokku annur.”

Benarlah firman Allah Ta’ala bahwa akan semakin banyak orang munafik yang mengolok-olok agamanya sendiri, sebagaimana penjelasan surat At Taubah ayat 64-66.

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بَمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللهَ مُخْرِجُ مَاتَحْذَرُونَ

Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. [At Taubah:64].

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”. [At Taubah:65].

لاَتَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَائِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [At Taubah:66].

Tak hanya dalam bentuk perbuatan, sindiran atau plesetan kalimat Al Qur’an pun menjadi sebuah olok-olok yang berakibat sangat besar. Hal ini pun telah terjadi di jaman Rasulullah, sebagaimana terdapat dalam surat Al Baqarah 104.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (Muhammad): “Raa’ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih. [Al Baqarah:104].

Kata Ra’ina memang memiliki arti yang baik yakni “kiranya kamu memperhatikan kami.” Namun oleh kaum Yahudi memplesetkannya menjadi Ru’unah yang berarti “Ketololan yang amat sangat.”

Selain itu ada banyak olok-olok terhadap islam seperti menyindir hukum Allah berupa potong tangan, poligami ataupun membuat karikatur Allah dan RasulNya.

Maka sebagai umat islam yang sadar akan akibat perbuatan tersebut agar saling mengingatkan satu sama lain bahwa ibadah bukan menjadi bahan yang harus diolok-olok. Jangan sampai islam hancur karena umatnya sendiri.

Baca Juga:


Semoga Allah segera menyadarkan mereka atas perbuatannya sebelum merasakan adzab yang sangat pedih. Aamiin.

Next article Next Post
Previous article Previous Post