Dokter Atheis Ini Masuk Islam Setelah Memohon Kesembuhan Untuk Anaknya

Dokter Atheis Ini Masuk Islam Setelah Memohon Kesembuhan Untuk Anaknya

author photo
Dokter Atheis Ini Masuk Islam Setelah Memohon Kesembuhan Untuk Anaknya

Dokter Atheis Ini Masuk Islam Setelah Memohon Kesembuhan Untuk Anaknya

Hidayah Allah benar-benar menghunus dalam hati orang yang mau membuka dirinya atas kebenaran. Itu juga yang dialami oleh seorang dokter bedah bernama Laurence Brown. Putrinya yang baru lahir pada tahun 1990 mendadak mengalami gangguan kesehatan yang sangat serius berupa penyempitan pembuluh darah aorta. Dengan kata lain sistem peredaran darah putrinya tida bisa berjalan dengan normal.

Brown yang mengetahui medis pun segera membawanya ke dokter lain untuk mendapatkan perawatan intensif. Ia pun tahu bahwa jalan satu-satunya adalah dengan melakukan pembedahan di bagian dada, meski peluang untuk bisa bertahan hidup sangat kecil.

Setelah berdiskusi dahulu dengan dokter yang akan membedah anaknya, hatinya pun campur aduk dan memutuskan untuk menuju sebuah ruang tempat berdoa.

Sebagai seorang atheis, itulah pertama kalinya ia memanjatkan doa dengan tulus. Dalam simpuhnya ia berdoa, “Tuhan, jika Tuhan itu memang ada, Tuhan pasti akan menyelamatkan putri saya, saya berjanji akan mencari dan mengikuti agama yang paling menyenangkan hatiNya.”

Setelah 15 menit berdoa, Brown kemudian kembali lagi ke ruang rawat putrinya dan mendapati dokter berada di sana. Sang dokter berkata bahwa putri Brown baik-baik saja dan hal itu benar-benar terbukti dimana dua hari sesudahnya, kesehatan putrinya mengalami peningkatan tanpa harus dioperasi maupun diberi obat-obatan.

Setelah putrinya yang bernama Hannah dinyatakan sehat dan perkembangannya seperti anak-anak pada umumnya, Brown memenuhi janjinya untuk mencari agama yang Tuhan ridhoi. Bisa saja Brown berkilah bahwa kesehatan putrinya atas jasa sang dokter, namun Brown tidak melakukan itu. Ia kini percaya dengan kekuatan doa yang dipanjatkannya saat itu.

Selama bertahun-tahun ia mencari agama yang hakiki, namun selama itu pula ia gagal menemukan agama yang ingin ia peluk. Beberapa yang ia pelajari adalah Yudaisme, aliran Kristen. Ia pun pernah mengikuti jamaah gereja Katolik Roma, meski tidak resmi masuk ke dalamnya.

Baginya sulit menemukan kesesuaian antara ajaran Alkitab dengan ajaran dari sekte Kristen lainnya. Dalam kebingungan tersebut, Brown memilih untuk diam dahulu di rumah dan membaca berbagai referensi. Bertemulah ia dengan sebuah Al Qur’an dan buku biografi Nabi Muhammad tulisan Martin Lings yang berjudul “Muhammad, His Life Based on Earliest Sources”.

Setelah membacanya Al Qur’an, ia menemukan bahwa hanya ada satu Tuhan dan para nabi pun mengajarkan untuk bertauhid yakni percaya kepada Tuhan yang satu. Sebuah konsep ketuhanan yang berbeda ketika ia mempelajari Yudaisme dan Kristen. Selain itu ia pun percaya bahwa Nabi Muhammad menjadi nabi terakhir setelah membaca biografinya.

Inilah agama yang baginya sangat rasional dan menjadi agama yang dibawa para nabi dengan misi ketauhidan. Akhirnya Brown pun memantapkan dirinya sebagai seorang muslim.

Setelah 10 tahun mempelajari islam, ia pun mengetahui bahwa banyak di luar sana orang yang lebih pandai dan cerdas dibanding dirinya. Akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang mampu melihat kebenaran Islam.

Baginya kini hanya pencerahan atau hidayah Allah saja yang bisa membuat seseorang melihat kebenaran islam. Karena jika mereka tidak percaya, maka tetap tidak akan percaya meski telah diberi peringatan.

Baca Juga:


Semoga Allah tetap memberikan hidayahNya kepada Brown dan muslim lainnya hingga ajal menjemput. Aamiin
Next article Next Post
Previous article Previous Post