Batalkan Umroh, Pasangan Polisi Ini Lebih Pilih Bangun Mushola Dan Ajarkan Anak-Anak Mengaji

Batalkan Umroh, Pasangan Polisi Ini Lebih Pilih Bangun Mushola Dan Ajarkan Anak-Anak Mengaji

author photo
Batalkan Umroh, Pasangan Polisi Ini Lebih Pilih Bangun Mushola Dan Ajarkan Anak-Anak Mengaji

Batalkan Umroh, Pasangan Polisi Ini Lebih Pilih Bangun Mushola Dan Ajarkan Anak-Anak Mengaji

Sosok polisi tidak selalu identik dengan suap menyuap ataupun hal buruk lainnya karena masih ada yang memiliki jiwa sosial dan juga agamis. Salah satunya yang ditunjukkan oleh pasangan suami istri yang berprofesi sebagai polisi di daerah Banyuwangi.

Setiap hari polisi wanita bernama Aiptu Ririn Mufiah ini bertugas di Binmas Polsek Kota Banyuwangi. Sementara suaminya yang bernama Aiptu Darmawan Prihandoko bertugas di Polair Banyuwangi.

Keduanya merelakan tidak pergi umroh dan lebih memilih membangun sebuah mushola guna menjadi tempat umat islam melaksanakan sholat dan tempat anak-anak di daerah agar bisa mengaji. Aiptu Ririn pun setiap sore hari selepas bertugas menghampiri dan mengajar anak-anak. Ia tidak melepaskan pakaian dinasnya terlebih dahulu karena waktunya sangat mepet dan jarak untuk ke rumah dahulu cukup jauh.

Ia kemudian disambut oleh anak-anak yang seakan sudah akrab dengan sosok Polwan berhijab tersebut dan anak-anak tampak menunjukkan setoran bacaan mereka.

“Ini kegiatan saya setiap sore selepas dinas. Mengajar mengaji mereka. Karena waktunya mepet dan jarak rumah jauh jadi saya langsung ke sini tanpa ganti baju,” ucap Ririn.

Meskipun telah akrab dengan anak-anak, ada rasa segan bagi mereka untuk duduk bersebelahan dengan seseorang yang berpakaian seragam polisi. Namun hal itu bisa hilang setelah Aiptu Ririn mengajar mereka dengan ramah.

Aiptu Ririn menceritakan bahwa pendirian mushola tersebut bersama suaminya dilakukan pada akhir tahun 2010 dimana saat itu ia mengalami kondisi fisik berupa sakit yang sangat parah. Dokter yang menanganinya pun mengatakan bahwa penyakit yang diderita Aiptu Ririn terbilang parah dan sulit untuk sembuh.

Karena hal tersebut, dirinya dan suami yang awalnya ingin berangkat umroh kemudian memutuskan untuk menggunakan uang tersebut guna mendirikan mushola.

“Sudah berbulan-bulan saya keluar masuk rumah sakit. Akhirnya kami meniatkan untuk membangun mushola dari uang yang akan kami gunakan untuk umrah,” tuturnya.

Mereka kemudian membangun mushola di daerah Wonosari pesisir karena tempat tersebut jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah, meski masuk dalam wilayah Kota Banyuwangi.

Disana terdapat sedikitnya 25 rumah tangga yang sebagian besar adalah para nelayan dan termasuk kawasan penduduk yang kurang mampu. Bahkan ketika terjadi banjir rob, kawasan itu pun terkena dampaknya dan tidak mendapatkan bantuan sedikit pun dari pemerintah.

“Saat saya dan suami jalan kaki di daerah sini, saya terenyuh. Anak-anak banyak yang bermain di jam sekolah. Mereka tidak ada yang mengarahkan. Banyak juga yang tidak sekolah karena mereka tidak mampu,” ungkapnya.

Karena hal itu, Aiptu Ririn pun lebih melihat bahwa pendirian mushola di daerah tersebut akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan membangun mushola di sekitar tempat tinggalnya.

Dengan membeli tanah seluas 32 meter persegi dari warga, Ririn dan Darmawan pun mendirikan sebuah mushola kecil dengan dibantu warga sekitar. Pendirian itupun disambut warga dengan ucapan Alhamdulillah.

“Ada yang bilang, Alhamdulillah ada mushola bu. Suami saya jarang sholat soalnya,” kisahnya sembari sedikit tertawa.

Bisa dibilang semua pendirian beserta kelengkapan mushola tersebut ditanggung oleh Aiptu Ririn beserta suami. Bahkan untuk membeli kelengkapan mengaji pun ia beli dari uangnya sendiri. Namun memang ada beberapa donatur yang membantunya seperti untuk pembuatan plafon mushola.

Seiring berjalannya waktu, sejumlah warga pun sadar untuk bisa memberikan kontribusi guna meringankan beban Aiptu Ririn dan suami. Mereka sepakat untuk membayar iuran meski tidak banyak, yakni hanya 500 hingga 1000 rupiah per minggu.

Uang itu nantinya digunakan untuk kegiatan di mushola seperti kegiatan hari besar agama islam ataupun untuk berbuka bersama.

Selain Ririn dan suami, mereka juga dibantu oleh Evi dan Ilham yang merupakan warga sekitar. Evi merupakan seorang lulusan pesantren, sementara Ilham adalah lulusan pesantren yang juga pekerja lepas di Polair.

Selain menjadi pengajar, Ilham juga mendapat tugas untuk menjadi imam shalat. Terlebih lagi di bulan Ramadhan dimana ia harus mengimami shalat tarawih.

“Rumah saya jauh dari sini. Tapi pas datang ke sini langsung gimana gitu rasanya. Saya yang lulusan pondok pesantren selama ini tidak pernah melakukan apa-apa. Anggap ini catatan amal ibadah,” ucap Ilham.

Ilham pun seringkali bersama dengan Aiptu Darmawan mengunjungi rumah warga dengan tujuan untuk mengajak memakmurkan mushola seperti shalat berjamaah dan mengaji, baik untuk anak-anak maupun dewasa.

Tak hanya mengajarkan mengaji, namun Ririn dan Darmawan pun menyekolahkan beberapa orang murid. Salah satunya adalah Alvia Aldina Zaziro yang berumur 9 tahun dan kini telah duduk di kelas 2 SD.

Bocah yang akrab disapa Via ini begitu gembira karena bisa disekolahkan sekaligus mendapatkan ilmu agama oleh pasangan polisi tersebut.

“Aku sayang sama Bu Ririn dan Pak Darmawan. Mau bilang terima kasih soalnya sekarang bisa sekolah sama ngaji. Tapi aku malu,” ucapnya sembali malu-malu di belakang Aiptu Ririn.

Kini cita-cita mereka pun sedikit demi sedikit mulai terealisasi dan di tahun-tahun mendatang, Ririn dan suami ingin memberangkatkan haji kedua orang tua mereka.

Baca Juga:


Semoga Allah memberikan keberkahan kepada pasangan polisi ini karena telah memberikan sumbangsih yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Aamiin
Next article Next Post
Previous article Previous Post