Jawa Tengah Siaga Bencana, 35 Orang Meninggal 26 Hilang dan Lebih dari 1.500 Diungsikan

Jawa Tengah Siaga Bencana, 35 Orang Meninggal 26 Hilang dan Lebih dari 1.500 Diungsikan

author photo
Bencana alam berupa banjir kembali melanda saudara kita yang berada di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Kota Solo, Karang Anyar, Sukoharjo, Banjarnegara, Kebumen, Kendal, Purworejo, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap dan Kabupaten lainnya.

Jawa Tengah Siaga Bencana, 35 Orang Meninggal 26 Hilang dan Lebih dari 1.500 Diungsikan
Petugas PMI mengevakuasi seorang balita dari banjir di Solo. (PMI Solo)


Banjir yang mengguyur beberapa kabupaten di Jawa Tengah dikarenakan turun hujan lebat yang mengguyur selama 4 jam dengan curah yang tinggi. Dari data seluruh Jawa Tengah, dilaporkan banjir yang datang secara tiba-tiba tersebut menerjang delapan kabupaten dan kota pada Sabtu sampai Minggu 18-19 Juni 2016.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, menjelaskan, dampak bencana banjir tersebut ribuan rumah hancur dan sejumlah lahan serta bangunan fasilitas umum rusak keterjang tanah longsor.

Bencana alam yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah sampai saat ini setidaknya dilaporkan 35 Orang Meninggal 26 Hilang dan Lebih dari 1.500 Diungsikan

Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kabupaten dan kota yang terlanda bencana kini bekerja keras mengevakuasi warga ke pengungsian.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan belum menetapkan status Darurat Bencana karena bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Pihaknya masih akan memantau perkembangan hingga Senin (20/6).

"Kami masih akan melakukan evaluasi hingga besok. Berdasar perkiraan cuaca dari BMKG, curah hujan tinggi akan terjadi hingga Senin," kata Ganjar saat ditemui ketika meninjau korban banjir di Solo, Minggu (19/6/2016).

Dijelaskan Ganjar, dirinya sudah meminta warga di daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor untuk selalu siaga dan waspada. Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD di setiap kabupaten/kota serta TNI-Polri untuk mengevakuasi para korban.

Prioritas terpenting saat ini menurut Ganjar adalah menolong dan menyelamatkan para korban. Selain itu yang juga perlu dipastikan adalah ketersediaan logistik dan obat-obatan bagi para korban.

Karena itu, kata Ganjar, setiap kepala daerah harus segera melakukan identifikasi masalah sebagai tahapan lanjutan dari penanganan bencana.

Jawa Tengah Siaga Bencana, 35 Orang Meninggal 26 Hilang dan Lebih dari 1.500 Diungsikan
Foto: Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di depan kediaman pribadinya yang tergenang air (Dishubkominfo Surakarta)


Korban jiwa yang meninggal dalam berbagai bencana di sejumlah Wilayah Jawa Tengah sejak hari Sabtu (18/6) kemarin hingga kini mencapai 35 orang dan 26 dilaporkan hilang, Jumlah ini masih bisa bertambah dikarenakan banyak lokasi bencana yang belum bisa dijangkau.

"Banjarnegara longsor di daerah Wanarata dan Gumelem dengan jumlah korban 6 sudah terevakuasi dalam keadaaan meninggal dunia. Kemudian di Kebumen juga 6 orang masih dalam pencarian, serta di Purworejo sebanyak 29 jiwa yang tersebar di beberapa lokasi," kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono seperti dilansir Detik, Minggu (19/6/2016).

Selain itu, lanjut Agus, di Purworejo tepatnya di Desa Karangrejo/Caok Kecamatan Loano sebanyak 6 korban meninggal dan sudah dievakuasi. Di Desa Jelok Kecamatan Kaligesing ada 4 korban luka ringan, 2 patah kaki, dan 3 masih tertimbun.

"Sedangkan korban terbanyak berada di daerah Donoranti, Kecamatan Purworejo dengan jumlah korban jiwa mencapai 14 orang, 3 dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 11 masih dalam pencarian," tandasnya.

Saat ini tim Basarnas Kantor SAR Semarang bergabung dengan tim SAR Gabungan di Kebumen dan Purworejo bergerak cepat untuk melakukan evakuasi. Tim dari Semarang juga dibagi untuk membantu evakuasi korban banjir di Kendal dan Surakarta.

Dari data Basarnya korban jiwa di Kecamatan Susukan, Banjarnegara tepatnya Desa Gumelem bernama Wanto (40), Sudarno (40), dan A. Bahrudin (40). Di Desa Wanarata Titis (11), Fina (10), dan Tariwen (30).

Kemudian di Dukuh semampir, Desa Sampang Kecamatan Sempor, Kebumen, korban diidentifikasi bernama Satimun (40), Bu Sari (35) (istri Satimun), San Rustin (55), Marsiyem (50), Sutiyem (25) yabg sedang hamil 8 bulan, Poniyem (50).

Sedangkan di Desa Donorati Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo yaitu Jumadi (80), Saman (60), Fatmiati (51), Herlina (55), L. Naya (2), Ifa (12), Desti (8), Pandu (8), Karyono (40), Misina (35), Zaikim (45), Doni (19), Rendra (8), dan Panji (1). Korban ditempat lainnya masih belum teridentifikasi.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un... Ya Allah, berilah kekuatan dan kesabaran pada kami dan saudara kami dalam menerima cobaan-Mu.. Aamiin..
Next article Next Post
Previous article Previous Post