Mertua (Bukan) Sumber Masalah Rumah Tangga

Mertua (Bukan) Sumber Masalah Rumah Tangga

author photo
KabarMakkah.Com – Sungguh sebuah kebahagiaan menghampiri kedua pasangan ini dimana mereka berdua sedang dimabuk cinta. Hanya beberapa kali bertemu dan berkomunikasi, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera mengakhiri masa lajang dan saling menguatkan dalam ikatan pernikahan. Wanita shaleh itu akhirnya menerima pinangan dari seorang laki-laki yang telah ia kenal. Laki-laki yang selalu aktif seperti dirinya dalam berbagai aksi sosial.

Walimah pun digelar dengan sederhana dan mereka pun memadu kasih dalam lingkupan rahmat dan karunia Allah serta tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Mertua (Bukan) Sumber Masalah Rumah Tangga

Selama dua bulan mereka menjalani pernikahan, keduanya sering berpindah tempat. Kadang mereka tinggal di rumah orang tua sang suami, kadang pula di tempat sang istri lahir ataupun di daerah yang baru mereka tempati. Keduanya benar-benar menikmati indahnya kebersamaan dengan bunga-bunga cinta yang seakan turun dari langit. Sebuah keadaan yang tidak bisa digambarkan kebahagiaannya.

Bahkan semakin lengkaplah kebahagiaan tersebut tatkala sang istri dinyatakan positif hamil. Belum lagi sang istri diangkat jabatannya dan ditempatkan mengajar di daerah Bali. Keduanya pun dengan bahagia melaksanakan tugasnya sembari menikmati madu cinta yang belum selesai untuk dikecap. Semakin romantislah kehidupan pasangan ini di tengah eloknya daerah serta susana pantainya yang syahdu.

Beberapa lama kemudian ujian mulai menerpa keduanya dimana saat itu sang istri tengah hamil tua. Sang suami tiba-tiba memutuskan untuk mendatangi orang tuanya entah apa penyebabnya.
Keluarga dari pihak istri tidak menerima alasan tersebut karena sang istri tengah hamil tua di perantauan dan tidak ada siapapun yang nanti akan menjaganya.

Setelah kejadian itu, pertengkaran demi pertengkaran menjadi rutinitas yang menghapus indahnya masa bahagia dari keduanya. Masalahnya kini sangat jelas dimana sang suami tidak bisa menjadi seorang pemimpin yang adil. Ia terkesan berat sebelah dan lebih menuruti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya, meski yang diperintahkan seringkali harus merugikan rumah tangga yang ia dan istrinya bangun.

Padahal laki-laki sebenarnya bisa tetap membahagiakan orang tuanya tanpa perlu mengesampingkan sosok sang istri. Karena keridhaan ataupun kemurkaan Allah bagi seorang istri ada di dalam diri suaminya. Itu pun jika sang suami ada dalam ketaatan kepada Allah dan mengikuti anjuran Rasulullah.

Persoalan yang terus menerus hinggap, semakin bertambah dengan lahirnya sang buah hati. Keduanya harus rela berjauhan dikarenakan tugas kerja yang diemban. Sang suami sudah tidak bisa lagi memberikan nafkah lahirnya secara layak sehingga membuat sang istri harus bekerja di tengah kondisinya mengurus anak.

Apakah mau diakui ataupun tidak, sebenarnya masalah rumah tangga yang dikarenakan keikutsertaan mertua ataupun orang tua sering disikapi dengan sambil lalu. Sikap yang seakan tidak bijaksana dan cenderung untuk memenangkan salah satu pihak serta mengalahkan pihak yang lain.

Karenanya perlu ada kejelasan tanggung jawab sebagai seorang laki-laki jika tidak ingin rumah tangganya bubar jalan seperti yang dialami dalam cerita ini.

Wallahu A’lam

Next article Next Post
Previous article Previous Post