Rajin Ibadah Tapi Akhlaq Gak Baik? Wah.. Patut Dipertanyakan!

Rajin Ibadah Tapi Akhlaq Gak Baik? Wah.. Patut Dipertanyakan!

author photo
Subhanallah.. Agama Islam selalu mengajarkan keseimbangan. Artinya, meski kita hidup di dunia hanya sementara, dan kehidupan di dunia hanyalah jembatan menuju kehidupan akhirat yang kekal, akan tetapi Islam sama sekali tidak menafikan kebutuhan duniawi.

Rajin Ibadah Tapi Akhlaq Gak Baik? Wah.. Patut Dipertanyakan!


Islam tidak menyuruh kita untuk melulu shalat, bahkan kalau mau dihitung-hitung, waktu yang kita habiskan untuk shalat wajib 5 waktu berapa lama sih?

Lebih lama mana... waktu untuk shalat 17 rakaat sehari semalam menghadap Allah atau waktu yang kita habiskan untuk melototin TV atau layar komputer (untuk online menghadap facebook dan twitter)? Hayyooo...

Oleh karena itu, dalam Islam dikenal istilah Hablumminallah dan Hablumminannaas, yaitu hubungan vertikal antara manusia dengan Allah sang Pencipta, dan hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya.

Pernahkah merasa begini:

Hablumminallah gue bagus kok, gue shalat tepat waktu, lima kali sehari plus shalat sunah, gue puasa Senin-Kamis, malah kadang puasa Dawud (sehari puasa, sehari tidak), ngaji rutin, tapi kok gue tetap bermasalah, hubungan gue sama orang lain tetap buruk tuh!

Jangan-jangan ketika shalat, badan kita saja yang lagi "senam", mulut komat-kamit, tapi sesungguhnya hati kita bahkan tidak sadar sedang mengucap apa, persis seperti robot otomatis, baca al-Fatihah dan surat pendek selayaknya hapalan lagu Indonesia Raya, atau mungkin lebih parah.

Ketika kita puasa, perut saja yang bisa menahan diri dari makanan, sedangkan lidah masih asyik berdusta, mata masih nyalang memperturutkan nafsu, atau hati berniat puasa untuk sekedar pamer kealiman, atau juga... kita berpuasa karena memang tidak punya uang cukup, jadi puasa supaya berhemat. Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Wah!

Sahabatku.. Ingatlah.. Di antara tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah dalam rangka menyempurnakan akhlak umat manusia. Sebagaimana dijelaskan dengan gamblang dalam sabda beliau,

 “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (H.R. Al-Hakim)

Sedemikian besar perhatiannya terhadap perealisasian akhlak, Islam tidak hanya menjelaskan hal ini secara global, namun juga menerangkannya secara terperinci. Bagaimanakah akhlak seorang muslim kepada Rabb-nya, keluarganya, tetangganya, bahkan kepada hewan dan tetumbuhan sekalipun!

Mari perbaiki akhlak kita kepada sesama, dengan cara memperbaiki kualitas ibadah kita pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Next article Next Post
Previous article Previous Post