NU Terancam Pecah: Kubu Gus Sholah Walk Out Dari Sidang Muktamar

NU Terancam Pecah: Kubu Gus Sholah Walk Out Dari Sidang Muktamar

author photo
Hasil Muktamar NU 2015 - Perpecahan melanda organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Kubu Salahuddin Wahid alias Gus Solah, yang didukung Hasyim Muzadi, bakal menggelar sidang pleno Muktamar sendiri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, yang diikuti mayoritas peserta sidang.

Anggota tim Salahuddin Wahid-Hasyim Muzadi, Hariri, mengatakan kubunya melihat jalannya sidang pleno muktamar yang digelar Pengurus Besar NU di alun-alun Jombang mulai tidak sehat. "Muktamar berjalan penuh kecurangan, " kata Hariri.



Menurut Hariri, pemimpin sidang sengaja mengatur muktamirin yang hendak menyampaikan pendapat sesuai dengan keinginan mereka. Akibatnya, kubu Gus Solah tak pernah mendapat satu pun kesempatan menyampaikan pendapat dalam sidang pleno yang mengesahkan hasil Komisi Bahtsul Masail, Komisi Organisasi, dan Komisi Rekomendasi itu.

Menurut Hariri, panitia dan pimpinan sidang sengaja mendesain kubu pendukung Gus Solah agar tidak bisa menyampaikan interupsi. Bahkan pengeras suara mereka juga mendadak mati dan tak bisa digunakan. Sedangkan peserta lain yang mendukung KH Said Aqil Sirodj tak mengalami kendala teknis sama sekali.

Kecurangan berlanjut dalam sidang kedua yang memplenokan masalah ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk pemilihan Rais Aam. Pimpinan sidang yang terdiri atas Yahya Staquf, Syaifullah Yusuf, dan Ishomudin lagi-lagi menghabisi pendukung Gus Solah dengan tidak memberi kesempatan bicara. "Kami mempertanyakan tidak adanya pandangan umum, " ujar Hariri.

Melihat situasi yang tak kondusif, kubu Gus Solah akhirnya memilih tak lagi mendatangi arena muktamar di alun-alun Jombang. Mereka memilih melanjutkan sidang pleno sendiri di Ponpes Tebuireng, yang berjarak 5 kilometer. Hariri mengklaim sidang pleno di Tebuireng ini diikuti 426 Pengurus Cabang NU dan Pengurus Wilayah NU dari 546 peserta muktamar. "Kami sudah kuorum untuk menggelar sidang sendiri, " kata Hariri.

Sumber: Tempo
Next article Next Post
Previous article Previous Post