Rasulullah selalu mencontohkan kepada umatnya untuk melakukan perbuatan baik. Salah satunya adalah melakukan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Karena pahala sedekah akan terus mengalir meskipun yang beribadah tersebut telah meninggal dunia.
Kisah inspiratif tentang sedekah itu salah satunya ditunjukkan oleh sahabat utama Rasulullah SAW, Utsman bin Affan.
Meski telah wafat, jasa Utsman untuk umat muslim terus mengalir hingga hari ini. Sedekah dari sosok Utsman masih berjalan hingga ribuan tahun lamanya.
Utsman bin Affan memang dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang sangat kaya raya, sekaligus dermawan. Sampai saat ini bahkan Utsman memiliki sebuah rekening atas namanya.
Bahkan, saat ini Utsman memiliki sebuah hotel berbintang lima yang sangat bagus dan terletak di kawasan strategis, dekat Masjid Nabawi. Hotel tersebut terus dikelola oleh pemerintah setempat dan keuntungannya diberikan untuk melakukan sedekah kembali.
Hotel itu terlihat megah dari luar. Hotel menjulang tinggi layaknya hotel-hotel pada umumnya.
Di dalamnya dilengkapi berbagai fasilitas istimewa kelas internasional. Para wisatawan dan jamaah haji dan umrah pun sering menjadikan hotel milik Utsman bin Affan tersebut sebagai penginapan.
Hotel bernama Ramadha tersebut tak jauh dari Masjid Nabawi. Saat keluar dari pintu 22, maka beberapa ratus meter kemudian akan ada sebuah monumen jam dan tinggal belok kiri. Tak jauh di sana akan berdiri hotel tersebut.
Sebagai informasi, awal mula sedekah luar biasa Utsman itu adalah saat Utsman membebaskan sebuah sumur milik orang Yahudi.
Sumur itu bahkan masih digunakan sampai sekarang. Sumur yang awalnya diberikan untuk masyarakat yang membutuhkan itu terus dimanfaatkan.
Saat itu, disekitaran sumur yang diwakafkan Utsman ternyata tumbuh pohon kurma. Pada masa Daulah Utsmaniyah, harta wakaf Utsman itu terus dipelihara hingga semakin berkembang, lalu disusul juga dipelihara oleh Pemerintah Saudi, hingga berjumlah 1.550 pohon.
Kurma dari pohon-pohon itu kemudian dijual dan dipasarkan oleh pemerintah setempat. Separo hasilnya diwakafkan kepada anak yatim piatu dan orang miskin. Kemudian setengahnya lagi ditabungkan atas nama Utsman bin Affan.
Tabungan Utsman pun terus membengkak, hingga pada akhirnya cukup untuk membangun sebuah hotel berbintang. Hotel kemudian dibangun pemerintah setempat, dan Utsman tetap sebagai pemiliknya.
Pengelolaan keuangan dan keuntungan dari hotel pun dilakukan pemerintah setempat. Kemudian menjadikannya untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan.