Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan

Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan

author photo
Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan


Semenjak internet dan sosial media merebak di Indonesia, hashtags #JumatBerkah selalu menghiasi timeline sekali dalam seminggu.

Tak jarang para milenial melangitkan harapan-harapan serta doa-doa pada hari Jumat yang diakhiri dengan tagar tersebut.

Namun, beda halnya dengan para pedagang yang tak begitu mengenal sosial media ini.

Daripada hanya bercuit atau mengunggah ucapan di sosial media tentang Jumat Berkah, mereka lebih memilih menggawanginya dengan aksi nyata.

Hidup mereka bisa dibilang pas-pasan, mereka bukan orang kaya, bukan juga orang terkenal, Namun mereka diberikan keberuntungan 'sadar akan makna hari Jumat'.

Mereka adalah pedagang di seluruh penjuru negeri yang menggratiskan dagangannya setiap hari Jumat.

Ikuti kisah mereka dalam ulasan berikut ini.

Agus Sutriyono, Pedagang Bubur yang Bercita-cita Ingin Naik Haji

Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan


Jika kalian sedang jalan-jalan ke Salatiga, cobalah berkunjung ke warung milik bapak Agus Sutriyono.

Ia seorang penjual bubur di jalan Jendral Sudirman. Sehari-harinya ia tak lelah mendorong gerobak demi mencari sesuap nasi untuk keluarganya.

Dirinya menjadi viral karena ada seorang netizen yang membagikan kisahnya di laman facebook.

Agus pun mengakui bahwa memang setiap Jumat, ia membagikan buburnya secara gratis.

“Memang nggak pasang tulisan, selesai makan baru saya bilang ke mereka,” ujar Agus.

Setiap harinya mulai pukul 05.30 ia mulai berjualan bubur hingga pukul 08.00.

Kenapa hanya sebentar saja jualannya? Karena lahan tempat ia mangkal tepat di depan toko mebel, sedangkan pada jam 08.00 toko mebelnya sudah buka.

Ia pun mengungkapkan hanya ini yang bisa dilakukan untuk menafkahi keluarga dan bersedekah demi mencapai impian kecilnya yaitu naik haji.

Abah Heri, Minta Pelanggan Bayar Lontong Sayurnya dengan Doa

Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan


Berbeda dengan pedagang bubur di Salatiga, Abah Heri yang terkenal dengan lontong sayurnya berinisiatif untuk melakukan penggratisan dagangan setiap hari Jumat karena ingin bersedekah atas nama kedua orang tuanya yang sudah tiada.

Khusus hari Jumat, ia menambah porsi jualannya, yang biasanya hanya 120 menjadi 150 porsi.

Abah Heri juga tidak memilih siapa yang akan menikmati rezeki nomplok di warungnya tersebut, bahkan hal ini juga didukung oleh anaknya hingga dibuatkan spanduk yang bertuliskan siapa saja boleh makan di sana tanpa terkecuali.

Abah Heri yang berasal dari Purwakarta ini mengharapkan doa dari para pelanggannya agar kedua orangtuanya diberikan nikmat kubur di alam barzah.

Hari Purnomo, Berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat

Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan


Biasa dipanggil Cak Har, ia juga melakukan hal yang sama seperti Pak Agus dan Abah Heri diatas, yaitu menggratiskan dagangannya setiap hari Jumat.

Khusus di hari Jumat, Warung Cak Har memiliki menu ayam dengan nasi campur yang diedarkan gratis sebanyak 50 porsi, Selain itu ia juga menambahkan “minumnya bebas pilih apa saja,”

Cak Har juga sama dengan Abah Heri, memasang sebuah spanduk di depan warungnya agar warga di sekitar Balai Kota Malang tersebut bisa mengetahui bahwa ada santapan gratis yang bisa diserbu setiap hari Jumat.

Ia pun menyatakan bebas bagi siapa saja untuk menikmati menu gratis tersebut, tergantung bagaimana masing-masing orang menilai dirinya apakah pantas untuk menerima nasi gratis.

Emy Sulistiyati, Sudah 10 Tahun Bagikan Dagangan Secara Cuma-Cuma

Allah Maha Kaya, 4 Sosok Ini Gratiskan Dagangannya di Hari Jumat Meskipun Hidupnya Pas-pasan


Digawangi oleh Bu Emy, seorang ibu rumah tangga yang mendapat support dari sang suami, Tiap hari Jumat ia membagikan soto gratis di warungnya sekalian untuk bersedekah.

Dulunya ia membagikan dagangan berupa nasi bungkus, namun mengingat keribetan yang dialami, akhirnya Bu Emy memutuskan untuk membanting setir ke soto.

Bu Emy mengaku tidak rugi dalam membagikan dagangannya secara cuma-cuma.

Ia menegaskan bahwa langkah mulia itu sudah diniati dari awal sebelum membuka warungnya, sebab sebagian rezeki yang diperoleh bukan murni miliknya tapi juga ada hak orang lain.

Hal tersebut yang menjadi alasan 'Soto Lawang Sewu' tetap bersedekah secara gratis tiap hari Jumat hingga saat ini.

Itulah keempat aksi nyata para pedagang yang memaknai Jumat Berkah.

Perilaku mereka semestinya dicontoh oleh umat muslim, bukan berarti harus jualan dan menggratiskan dagangan, namun melakukan aksi nyata untuk bersedekah di hari Jumat.
Next article Next Post
Previous article Previous Post