Gara-gara Sering Telat dalam Masalah Ini, Arab Saudi Tegur Petugas Haji Indonesia

Gara-gara Sering Telat dalam Masalah Ini, Arab Saudi Tegur Petugas Haji Indonesia

Gara-gara Sering Telat dalam Masalah Ini, Arab Saudi Tegur Petugas Haji Indonesia


Otoritas Arab Saudi menegur unit Daerah Kerja Airport karena tidak mengondisikan jamaah calon haji Indonesia untuk bergerak cepat di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah terkait antrean panjang jamaah yang sibuk mengenakan ihram di bandara.

“Beberapa kali Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menegur Daker Airport karena dianggap terlalu lama mentransitkan jamaah di plaza bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Kepada Daerah Kerja Airport Arsyad Hidayat kepada Media Center Haji di Mekkah, Minggu.

Dengan antrean panjang jamaah mengenakan ihram membuat proses pemberangkatan jamaah calon haji (JCH) ke Mekkah menjadi lebih lama sementara ruang tunggu bandara harus bergantian dengan pengguna airport lain yang baru datang.

Dia mengatakan lamanya jamaah di plaza itu dikarenakan antrean mereka saat mengenakan kain ihram termasuk dengan mandi, bersih-bersih dan semacamnya di bandara. Sementara Kementerian Agama kerap mengimbau JCH agar mengenakan kain ihram sejak di Tanah Air sebelum naik pesawat.

Sebelumnya, jamaah sudah semakin tertib menggunakan ihram sejak di Indonesia. Tetapi pada Sabtu (4/8) kembali ditemukan rombongan-rombongan besar yang tidak mengenakan ihram sehingga harus antri di bandara untuk berihram, termasuk para petugas pendamping kloter. Padahal kedatangan JCH terus berduyun-duyun baik dari Indonesia atau dari negara lain.

Kepadatan yang menumpuk akan membuat kawasan bandara semakin berjejal jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu jalan keluarnya adalah penerapan ketertiban jamaah berihram sejak sebelum naik pesawat.

Berdasarkan pendataan para petugas penerima kedatangan Bandara KAA Jeddah, jamaah yang tidak berihram sejak embarkasi yaitu Makassar (UPG) dan Palembang (PLM).

Atas peristiwa itu, Arsyad meminta ke depannya jamaah untuk lebih tertib agar tidak terjadi penumpukan di bandara. Dengan begitu, waktu perjalanan JCH bisa lebih cepat dan efisien dengan tidak berlama-lama di bandara tapi segera ke hotel pemondokan.

“Dengan semakin dekatnya puncak kedatangan jamaah di bandara Jeddah, tidak ada pilihan lain bagi jamaah Indonesia harus sudah menggunakan ihram semenjak dari Tanah Air,” katanya.

Kasus JCH tidak berihram sejak di Tanah Air juga terjadi pada Minggu pagi. Mereka tergabung dalam kloter UPG-22 dan PLM-13 yang seluruh jamaahnya belum berihram.

“Khusus untuk dua embarkasi UPG dan PLM kami mohon perhatian khusus berdasarkan pantauan para petugas di lapangan 90-100 persen belum menggunakan kain ihram,” kata dia.
Next article Next Post
Previous article Previous Post