Jangan Sampai Salah Lagi! Ini Bacaan, Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Terlengkap

Jangan Sampai Salah Lagi! Ini Bacaan, Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Terlengkap

Jangan Sampai Salah Lagi! Ini Bacaan, Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Terlengkap


Shalat tarawih adalah shalat yang dikerjakan di setiap malam setelah shalat Isya  selama bulan Ramadhan. Shalat ini biasa disebut qiyaamu Ramadhan.

Hukumnya adalah sunat mu’akkadah (sangat dianjurkan), baik dikerjakan sendiri-sendiri maupun berjamaah. Akan tetapi lebih utama dikerjakan dengan berjamaah.

Adapuh waktu pelaksanaannya adalah mulai setelah shalat Isya sampai terbit fajar shadiq (masuk waktu subuh).

Jumlah rakaatnya 20 rakaat (ditambah 3 rakaat sunat witir), atau adapula-yang mengerjakan 8 rakaat (ditambah 3 rakaat sunat witir).

Shalat tarawih ini boleh dikerjakan dengan 2 macam cara, yaitu:
  • Setiap 2 sakaat salam
  • Setiap 4 rakaat salam (tanpa tasyahud awal)

Akan tetapi yang paling baik adalah setiap 2 rakaat salam, karena dalam hadits Rasulullah saw menyatakan bahwa shalat malam itu sebaiknya dikerjakan 2 rakaat 2 rakaat.

Setelah shalat tarawih selesai dilanjutkan dengan mengerjakan . shalat sunat witir 3 rakaat. Shalat sunat witir ini boleh dikerjakan 3 rakaat salam (3 rakaat sekaligus, tanpa tasyahud awal), atau pertama dikerjakan 2 rakaat, kemudian 1 rakaat.

Cara pelaksanaan shalat tarawih sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik gerakan maupun bacaannya. Perbedaannya adalah pada niat.

Niat shalat tarawih adalah:

USHALLII SUNNATAT TARAAWIIH RAK’ATAINI MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALAA,

Artinya: (di dalam hati pada saat takbiratulihram) “Aku (niat) shalat sunat tarawih 2 rakaat mengikut imam, karena AllahTa’ala.”

Jika shalat sendiri, maka kata MA’MUUMAN (mengikut imam) di hilangkan. Sedangkan jika menjadi imam maka kata MA’MUUMAN diganti dengan IMAAMAN (menjadi imam).

Di samping itu, dalam shalat tarawih surat yang dibaca setelah Al-Fatihah sebaiknya adalah:

Malam tanggal 1 sampai pertengahan Ramadhan:

Setiap rakaat pertama dibaca satu surat dari surat-surat berikut secara berurutan, yaitu : At-Takaatsur, Al-‘Ashr-Al-Humazah, Al-Fiil, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar; Al-Kaafiruun, An-Nashr dan Al-Lahab. Sedangkan setiap rakaat kedua dibaca surat Al-Ikhlash.

Malam pertengahan sampai akhir Ramadhan:

Setiap rakaat pertama dibaca surat Al-Qadr. Sedangkan setiap rakaat kedua dibaca satu surat dari surat-surat berikut secara berurutan, yaitu : At-Takaatsur, Al-‘Ashr, Al-Humazah,. Al-Fiil, Quraisy, Al^Maa’uun, Al-Kaiitsar, AK Kaafiruuh, An-Nashr dan Al-Lahab.

Jika tidak mampu membaca surat-surat tersebut di atas, maka bacalah surat-surat yang telah dikuasai, karena pada dasarnya dalam membaca surat ini tidak ada aturan khusus.

Jadi boleh saja membaca surat apa saja yang dikehendaki. Sedangkan bagi makmum tak perlu membaca surat-surat tersebut, sama seperti shalat berjamaah lainnya.

Khusus pada malam pertengahan sampai akhir Ramadhan, disunatkan membaca doa kunut. Doa kunut tersebut dibaca pada rakaat terakhir shalat witir, setelah i’tidal (sebelum sujud).

Dalam shalat tarawih, khusus jika dilakukan dengan berjamaah, sebaiknya ditunjuk seorang yang bertugas memandu pembacaan shalawat yang mengiringi shalat tarawih. Orang yang bertugas memandu pembacaan shalawat ini disebut bilal.

Pelaksanaan shalat tarawih:

1) Sebelum shalat dimulal bilal mengucapkan:

SHALAATAT TARAAWIIH AA JARAKUMULLAAH.

Artinya: “Mari kita laksanakan shalat tarawih, semoga Allah memberikan ganjaran kepadakamusemua.”

Jamaah menjawab:

LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUU-LULLAAHISHALLALLAAHU ‘ ALAIHIWA SALLAMA.

Artinya: “Tak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, semoga rahmatAllah dan kesejahteraan terlimpah kepadanya”

Bilal mengucapkan lagi:

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIW WA ‘ALAAA AALI MUHAMMAD.

Artinya: “Wahai Allah! Berilah rahmat kepada nabi Muhammad dan keluarganya”

Jamaah menjawab:

ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM ’ALAIH.

Artinya: “Wahai Allah! Berilah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.”

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat pertama.

2) Bilal mengucapkan:

FADHLAN MINALLAAHI WA NI’MAH.

Artinya: “Kemurahan dan kenikmatan dari Allah.”

Jamaah menjawab:

WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Artinya: “Begitu pula ampunan dan rahmat. Wahai Yang Maha Menerima taubat, Wahai Yang Maha Luas ampuhan-Nya, Wahai Yang Paling Penyayang di antqra para penyayang”

Keniudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kedua.

3) Bilal mengucapkan:

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIW WA ‘ ALAA AALI MUHAMMAD. ;

Jamaah menjawab:

ALLAAHUMMA SHALLI WAS ALLIM ALAIH. Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat ketiga.

4) Bilal mengucapkan:

FADHLAN MINALLAAHI WA NI’MAH,

Jamaah menjawab:

WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat keempat.

5) Bilal mengucapkan:

AL-KHALIIFATUL UULAA AMIIRUL MU’MINIIN SAYYIDUNAA ABUU BAKRINISH SHIDDflQ.

Artinya: “Khalifa pertama Amirul mu’minin Penghulu kita, Abu Bakar Shiddiq”

Jamaah menjawab:

RADHIYALLAAHU ‘ANH.

Artinya: “Semoga Allah meridhainya”

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kelima.

6) Bilal mengucapkan:

FADHLAN MINALLAAHI WANFMAH.

Jamaah menjawab:

WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat keenam 7)

Bilal mengucapkan:

AL-KHALIIFATUTS TSAANIYAH AMIIRUL MU’MINIIN SAYYIDUNAA ‘UMARUBNUL KHATHTHAAB.

Artinya: “Khalifah kedua Amirulmu’minin Penghulu kita, Umarbin Khattob”

Jamaah menjawab:

RADHIYALLAAHU ‘ANH.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat ketujuh,

8) Bilal mengucapkan:

FADHLAN MINALLAAHI WANFMAH.

Jamaah menjawab:

WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kedelapan.

9) Bilal mengiicapkan:

AL-KHALIIFATUTS TSAALITSAH AMIIRUL MU’MINIIN SAYYIDUNAA ‘UTSMAANUBNU ‘AFFAAN.

Artinya: “Khalifah ketiga Amirulmu’ minin Penghulu kita, Usman bin Ajfan.”

Jamaah menjawab :

RADHIYALLAAHU’ANH.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kesembilan.

10) Bilal mengucapkan:

AL-KHALUFATUR RAABI’AH AMIIRUL MU’MINIIN SAYYIDUNAA ‘ALIYYUBNU ABIITHAALIB.

Artinya: “Khalifahke-4 Amirul mu’minin Penghulu kita, Ali bin Abi Thalib.”

Jamaah menjawab:

RADHIYALLAAHU ANH.

Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kesepuluh.

Setelah selesai shalat tarawih 20 rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa berikut ini:

Jangan Sampai Salah Lagi! Ini Bacaan, Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Terlengkap


ALLAAHUMMAJ ‘ALNAA BIL IIMAANI KAAMILIIN, WA LIL FARAA’iPHI MU’ADDIIN, WA LISH SHALAATI HAAFIZHIIN, WA LIZZAKAAT1 FAA’ILIIN, WA LIMAA ‘INDAKA THAAUBIIN, WA LFAFWIKA RAAJIIN, WA’ BILHUDAA MUTAMASSIKHN, WA ‘ANIL LAGHWI MU’-RmHnN,WA!FTODUNYAAZAAHro^ RAAGHIBIIN, WA BILQADHAA’I RAADHUN, WA BINNA’ M A ATS YAAKIRIIN, WA” ALAL B ALAA’I SHA ABIRIIN. WA TAHTA LIWAAT SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHAL-LALLAAHU’ALAIHIWASALLAMAYAUMALQIYAAMATI SAA’IRHN, WA ILAL HAUDHI WAARIDIIN, WA ILAL JANNATI DAAKHILIIN, WA MINAN NAARI NAAJIIN, WA ‘ALAASARIIRILKARAAMATIQAA’IDIIN, WAMINHUURIN ‘IININ MUTAZAWWIJIIN, WA MIN SUNDUSIW WA ISTABRAQIW WA DIIBAAJIM MUTALABBISIIN, WA MIN THA’AAMIL JANNATI AAKILHN, WA MIN LABANIW WA ‘ASALIM MUSHAFFAN SYAARIBIIN, BI AKWAABIW WA ABAARIIQA WA KA’SIM MIM MA’IIN, MA’AL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM MINAN NABIYYHNA WASH SHIDDIIQIINA WASY SYUHADAA’I WASH SHAALIHIINA WA HASUNA ULAA’IKA RAHIQAA, DZAALIKAL FADHLU MINALLAAHI WA KAFAA BILLAAHI ‘ALIIMAA. WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN. Artinya:

Artinya: “Wahai Allah! Jadikanlah kami orang-orangyang sempurna imannya, menunaikan kewajiban-kewajiban, memelihara shalat, menunaikan zakat, mencari’ anugerah yang adai di sisi Engkau, mengharap ampunan Engkau, berpegang teguh dengan petunjuk (Engkau), menjauhi kesia-sian, zuhud di dunia, dan senang akhirat, rela terhadap kepastian, bersyukur terhadap nikmat,  sabar terhadap cobaan, dan berjalan di hari kiamat di bawah panji penghulu kami, Nabi Muhammad saw, datang ke telaga (yang sejuk), masuk ke dalam surga, selamat dari neraka, duduk di atas singgasana kemuliaan, menikah dengan bidadari yang cantik, mengenakan pakaian dari sutera yang tip is dan tebal, memakan makanan surga, meminum susu dan madu yang jernih, dengan gelas, teko, dan piala dari mata air yang selalu mengalir, bersama orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat, yaitu para nabi, shiddiqun, syuhada, dan orang-orang yang shaleh, mereka ituldh sebaik-baik teman, anugerah itudari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. Dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”

Setelah selesai membaca doa, dilanjutkan dengan menger-jakan shalat sunat witir 3 rakaat Untuk niemulai shalat sunat witir ini bilal mengucapkan :

SHALAATAL WITRI ATSAABAKUMULLAAH.

“Marilah mengerjakan shalat witir, semoga Allah memberi pahala kepada kamu semua.”

Referensi yang Perlu Untuk Dibaca

Dari Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu malam (di bulan Ramadhan) mendirikan sholat, lalu datang orang-orang pada berikutnya (ingin sholat bersama beliau).

Kemudian datanglah malah ketiga atau keempat dan orang-orang pun sudah berdatangan, namun beliau tidak keluar. Saat pagi datang beliau bersabda:

“Aku telah melihat yang kalian lakukan, dan aku tidak keluar karena aku takut sholat itu nantinya diwajibkan kepada kalian”. (H.R. Muslim).

Dari Abdurrahman bin al-Qari berkata” suatu malam di bulan Ramadhan aku berjalan bersama Umar bin Khattab melihat-lihat masjid.

Lalu beliau melihat orang-orang berbeda-beda dalam mendirikan sholat (sunnah), sebagian sholat sendiri, sebagian sholat bersama kelompok kecil.

Lalu Umar berkata: “Aku melihat seandainya mereka dikumpulkan di belakang satu qari (pembaca Qur’an) tentu lebih baik. Lalu beliau menganjurkan agar semua sholat di belakang Ubay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar bersama Umar pada malam lain dan orang-orang sudah sholat berjamaah di belakang imam satu, lalu Umar berkata:”Inilah sebaik-baik bid’ah, dan sholat yang mereka tinggalkan untuk tidur tetap lebih baik dibandingkan dengan sholat yang mereka dirikan” (maksudnya sholat malam di akhir malam lebih utama dibandingkan dengan sholat di awal waktunya). (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas merupakan salah satu dalil sholat tarawih. Tarawih merupakan kata plural dari raahah yang artinya istirahat.

Konon disebut sholat tarawih karena pada saat umat Islam melaksanakan sholat tersebut secara berjamaah, mereka malakukan istirahat setiap dua kali salam. Sholat tarawih hukumnya sunnah muakkadah pada malam bulan suci Ramadhan.

Ibnu hajar menjelaskan, hadist-hadist sahih di atas tidak menjelaskan jumlah rakaat sholat tarawih, yakni berapa rakaat sholat tarawih berjamaah yang diimami Ubay bin Ka’ab? Riwayat berbeda-beda tentang itu.

Imam Malik dalam Muwatta’ meriwayatkan 11 rakaat. Riwayat lain mengatakan setiap rakaat membaca 200 ayat sehingga para sahabat ada yang berpegangan tongkat karena panjangnya sholat.
  • Riwayat Muhamad Yusuf mengatakan 13 rakaat
  • Riwayat Saib bib Yazid mengatakan 20 rakaat
  • Riwayat lain dari Abu Yusuf mengarakan 21 rakaat
  • Yazin bin Ruman mengatakan: “Orang-orang mendirikan sholat pada zaman Umar sebanyak 23 rakaat”
  • Riwayat Dawud bin Qais mengatakan: “Aku melihat orang-orang pada masa Aban dan Utsman dan Umar bin Adbul Aziz melaksanakan sholat tarawih sebanyak 36 rakaat dan melakukan witir 3 rakaat. Inilah yang menjadi salah satu pendapat imam Malik.”
  • Riwayat dari Syafi’I mengatakan: “Aku melihat orang-orang sholat Tarawih di Madina sebanyak 39 rakaat dan di Makkah 23 rakaat”
  • Tirmidzi mengatakan bahwa riayat paling banyak tentang rakaat tarawih adalah 41 rakaat termasuk witir.

Pendapat Empat Madzhab

Madzhab Maliki, Syafi’I dan Hanbali melaksanakan shoalt Tarawih dengan 20 rakaat. Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa landasan yang digunakan adalah riwayat sahih dari Saib bin Yazid yang mengatakan bahwa sholat Tarawih pada zaman Umar r.a. dilaksanakan 20 rakaat.

Madzhab Maliki melaksanakan sebanyak 39 rakaat sesuai riwayat ahli Madinah. Sebagaimana diketahui madzhab Maliki menganggap tindakan ahli Madinah merupakan dalil yang bisa dijadikan landasan.

Pelaksanaan sholat tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saat ini tetap mengacu kepada pendapat madzhab resmi pemerintah Saudi Arabia, yaitu Hanbali dengan pelaksanaan sebanyak 20 rakaat.

Namun pada malam ke-20 Ramadhan hingga akhir bulan, di kedua masjid agung tersebut juga dilaksanakan sholat qiyamullail sebanyak 10 rakaat dimulai sekitar pukul 12 malam hingga menjelang sahur.

Pelaksanaan sholat qiyamullail ini tidak jauh berbeda dengan tarawih, hanya ayat yang dibaca lebih panjang sehingga masa sholat juga lebih lama.

Mengacu Pada Sholat Malam Rasulullah

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pelaksanaan sholat tarawih adalah mengacu pada sholat malam Rasulullah. Pendapat ini diikuti beberapa ulama mutaakhiriin. Jumlah rakaat shalat malam yang dilakukan Rasulullah adalah sebagai berikut:
  • 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 3 rakaat witir. Ini sesuai dengan hadist A’isyah yang diriwayatkan Bukhari
  • 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 2 rakaat witir + 1 witir. Ini sesuai dengan hadist Ai’syah riwayat Muslim
  • 11 rakaat terdiri dari 2 rokaat x 4 & 2 rakaat witir + 1 witir. Ini juga diriwayatkan oleh Muslim
  • Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang mengatakan 8 rakaat + witir
  • Ada juga riwayat yang mengatakan 13 rakaat termasuk witir

Itulah riwayat dan pendapat seputar rakaat sholat Tarawih. Ini masalah furu’iyah yang sudah lama dikaji oleh para ulama terdahulu.

Mau melakukan yang mana, silahkan memilih sesuai keyakinan masing-masing. Tidak masanya lagi kita mempermasalahkan berapa rakaat sholat tarawih yang sebaiknya kita laksanakan.

Semuanya pendapat ada dalilnya. Yang terpenting adalah kualitas ibadah kita dan niat baik memeriahkan bulan Ramadhan. Allah Maha Bijaksana dalam menilai ibadah kita masing-masing

Etika Sholat Tarawih

1. Berjamaah di masjid, disunnahkan untuk semua kalangan laki-laki dan perempuan. Bagi kaum lelaki disunnahkan menggunakan pakaian yang rapi dan bersih ketika ke masjid, sambil memakai wangi-wangian.

Kaum perempuan sebaiknya juga menggunakan pakaian yang rapi, menutupi aurat (aurat wanita di luar rumah adalah hanya muka dan telapak tangan yang boleh kelihatan), berjilbab, tidak menggunakan wangi-wangian dan make up.

Kaum perempuan juga menjaga suara dan tindakan agar sesuai dengan etika Islami selama berangkat ke masjid dan di dalam masjid.

2. Membawa mushaf atau al-Qur’an, atau HP yang dilengkapi program al-Qur’an sehingga selama mengisi waktu kosong di Masjid bisa dimanfaatkan untuk membaca al-Qur’an.

3. Sebaiknya mengikuti tata cara sholat tarawih sesuai yang dilakukan imam. Kalau imam sholat 8 rakaat + 3 rakaat witir, makmum mengikuti itu.

Bila ia ingin menambahi jumlah rakaat, sebaiknya dilakukan di rumah. Kalau imam melaksanakan sholat 20 rakaat maka sebaiknya mengikutinya.

Bila ia ingin hanya melaksanakan 8 rakaat, maka hendaknya ia undur diri dari jamaah dengan tenang agar tidak mengganggu jamaah yang masih melanjutkan sholat tarawih.

Ia bisa langsung pulang atau menunggu di masjid sambil membaca al-Qur’an dengan lirih dan tidak mengganggu jamaah yang sedang sholat.

4. Bagi yang berniat untuk sholat malam (tahajud) dan yakin akan bangun malam, sebaiknya undur diri dengan tenang (agar tidak mengganggu yang masih sholat witir) pada saat imam mulai melaksanakan sholat witir.

Malam harinya ia bisa melaksanakan sholat witir setelah tahajud. Bagi yang tidak yakin bisa bangun malam untuk sholat malam (tahajud), maka ia sebaiknya mengikuti imam melaksanakan sholat witir dan malam harinya dia masih disunnahkan melaksanakan sholat malam (tahajud) dengan tanpa melaksanakan witir.

5. Usai melaksanakan sholat tarawih sebaiknya langsung pulang ke rumah dan istirahat atau mengerjakan tugas-tugas belajar bagi yang masih sekolah atau kuliah.



Baca Juga: Jadwal Puasa 2020 Seluruh Indonesia
Next article Next Post
Previous article Previous Post