Pernyataan Terbaru Mamah Dedeh Tuai Banyak Kritik. Pasalnya, Ia Larang Muslim Jadi Dokter Hewan

Pernyataan Terbaru Mamah Dedeh Tuai Banyak Kritik. Pasalnya, Ia Larang Muslim Jadi Dokter Hewan

author photo
Hj Dedeh Rosidah atau lebih dikenal dengan Mamah Dedeh tentu sudah tidak asing lagi di telinga umat Islam Indonesia, Pasalnya ustadzah asli Ciamis ini sering mondar-mandir di layar TV nasional untuk memberikan ceramah.

Pernyataan Terbaru Mamah Dedeh Tuai Banyak Kritik. Pasalnya, Ia Larang Muslim Jadi Dokter Hewan


Ustadzah kelahiran 5 Agustus 1951 ini, bahkan punya beberapa acara sendiri. Salah satunya program “Mamah dan Aa” yang tayang setiap pagi di stasiun TV swasta.

Mamah Dedeh memang dikenal sebagai ustadzah yang tegas dalam memberikan saran-saran pada para jamaahnya yang ‘curhat’ kepadanya.

Ia sendiri dudah berdakwah selama kurun lebih dari 22 tahun. Sebelum banyak diundang di acara TV, ia sudah memulai kegiatan dakwahnya dari kampung ke kampung.

Kali ini nama Mamah Dedeh menjadi heboh di sosial media, setelah video yang menayangkan salah satu episode program TV-nya, viral di media sosial.

Warganet mengkritik pernyataan yang dilontarkannya saat memberikan jawaban kepada salah satu jamaahnya. Sontak, ceramahnya kali itu pun mengundang banyak pro dan kontra, bahkan ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) sampai ikut mengomentari pernyataan Mamah Dedeh.

Video ini disorot karena Mamah Dedeh memberikan statement bahwa muslim tidak diperbolehkan menjadi dokter hewan. Lho kenapa?

Dalam video tersebut menampilkan salah satu episode acara Mamah Dedeh di TV nasional. Seperti biasanya, acara televisi yang kerap ditayangkan setiap pagi itu dibuka oleh pembawa acara yang juga sering terlihat di layar kaca.

Acara yang dihadiri kelompok-kelompok Majelis Ta’lim dari berbagai daerah di Indonesia itu basisnya memang tanya jawab. Jamaah bertanya, kemudian Mamah Dedeh menjawab secara langsung.

Di video tersebut, tepatnya di menit ke-34, seorang hadirin bertanya mengenai najis yang berhubungan dengan profesi. Profesi yang dimaksud adalah dokter hewan. Jamaah itu bertanya:

“Seorang dokter hewan setiap saat melaksanakan operasi, misalnya mengoperasi anjing, ini ‘kan najis mugholadhoh, apakah harus setiap saat pakai tanah, atau bisa pakai sabun?”

Mamah Dedeh menjawab:

“Harus pakai tanah tidak ada tawar menawar”

Jawaban itu lantas diakhiri dengan pernyataannya:

“Kalau saran saya, kita sebagai seorang muslim, jangan jadi dokter hewan.”

Mamah Dedeh juga menambahkan, jika perlu, si dokter hewan yang muslim harus menuliskan “Menerima Semua Binatang, Kecuali Anjing dan Babi” di papan nama praktiknya. Karena menurutnya, dalam Islam sudah jelas perkara najis yang bisa ditimbulkan dari dua jenis binatang tersebut.

Tak ayal, Pernyataan Mamah Dedeh ini banyak kritik dari berbagai pihak, termasuk Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), drh. Heru Setijanto

Pernyataan Terbaru Mamah Dedeh Tuai Banyak Kritik. Pasalnya, Ia Larang Muslim Jadi Dokter Hewan


Pernyataan Mamah Dedeh tersebut juga mendapat tanggapan dari banyak pihak terutama para dokter hewan di Indonesia yang beragama Islam.

Salah satu dokter hewan yang muslim, Heru Setijanto, yang juga merupakan ketua PB PDHI ikut mengomentari kasus ini.

Tanggapan drh. Heru telah banyak tersebar di media sosial, termasuk di forum percakapan PDHI. Berikut komentar lengkapnya:

Sedih dan prihatin atas pernyataan mamah Dedeh yang kurang bijak. Saya muslim dan saya sangat bangga menjadi dokter hewan. Sebagai dokter hewan muslim saya tahu dan paham apa itu najis dan haram. Dan sebagai dokter hewan kamipun diajari bagaimana melindungi diri dari hal-hal yang demikian. Coba bayangkan jika di suatu daerah ada wabah penyakit zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia, seperti rabies (dari anjing) atau Japanese Enchepalitis (dari babi) . dan disitu tak ada dokter hewan, maka malapetaka yang akan terjadi. Motto kami, dokter hewan Indonesia adalah “Manusya mriga satwa sewaka yang artinya mensejahterakan manusia melalui dunia hewan. Dokter hewan adalah profesi yang mulia dimana kalau hewan sehat maka manusiapun akan sehat. Siapakah yang akan mengawasi keamanan (safety and security) dan kesehatan hewan kurban .. ya dokter hewan. Siapakah yang mengawasi dan memonitor produk pangan asal hewan ya dokter hewan. Siapakah yang melakukan pengujian klinis pada hewan coba terhadap obat-obatan, kosmetik atau barang2 tertentu sebelum digunakan oleh manusia ya dokter hewan. Siapakah yang melakukan audit halal pada hewan sembelihan maupun pada produk pangan asal hewan ya dokter hewan. Jadi apakah seorang muslim tidak boleh jadi dokter hewan ?

Beberapa komentar publik juga banyak yang mengamini tanggapan dari Drh. Heru di atas. Sebagian besar memang tak setuju dengan pernyataan Mamah Dedeh..

“sangat disayangkan, pernyataan yang dikeluarkan dari seorang mamah dedeh sperti itu, semoga mamah dedeh paham dan mengerti profesi seorang dokter hewan sampai pada dasar-dasarnya bukan hanya dipermukaan. mencerahkan bukan memojokkan.” – Lian Aan.

“Tidak sepantas nya seorang ustadjah menghakimi profesi hanya karena air liur anjing adalah najis, bukan Berarti profesi qmi pun jadi sama najis nya dan tidak pantas utk dijalani seorang Muslim.” – drh. Anggy Ika Widyastuti.

“Tuhan kenapa ciptakan anjing n babi yah,kalo gitu dimusnahkan aja semua anjing dan babi dimuka bumi ini,ckckck,parah ini ustadjah,semuakan ada solusinya bukan melarang org muslim jadi dokter hewan,” – Anak Ingusan.

Sontak, banyak publik mengkritik pernyataan Mamah Dedeh. Mereka yang kontra sebagian besar melihatnya dari sisi profesi, bahwa pekerjaan dokter hewan merupakan pekerjaan yang mulia.

Melalui tangan para dokter hewan, manusia bisa terhindar dari berbagai penyakit yang berasal dari hewan. Pada intinya kesejahteraan manusia bisa diperoleh melalui penanganan hewan yang baik. Biar bagaimanapun, kehidupan manusia dan hewan harus berjalan selaras dan berhubungan satu sama lain. Jadi ilmu terkait keduanya sama-sama dibutuhkan demi kemaslahatan umat manusia di muka bumi.

Sementara itu, jika membahas soal penyakit hewan, lebih dari 50% penyakit yang menjangkit manusia itu berasal dari hewan.

Pernyataan Terbaru Mamah Dedeh Tuai Banyak Kritik. Pasalnya, Ia Larang Muslim Jadi Dokter Hewan


Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh. I Ketut Diarmita, MP mengatakan, statistik angka zoonosis atau penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia dan sebaliknya dalam beberapa literatur disebutkan mencapai angka 90-95 %.

Ada sebagian yang menyebutkan angka 75%. Tapi yang jelas, lebih dari 50% penyakit manusia asalnya dari hewan. Posisi dokter hewan di sini menjadi sangat penting.

Karena masalah penyakit menular akibat virus atau bakteri dari hewan ke manusia atau sebaliknya, bisa ditanggulangi dengan mempelajari masalah kesehatan hewan juga, bukan hanya fokus pada manusia sebagai pelaku utamanya.

Video pernyataan Mamah Dedeh Yang Larang Muslim Jadi Dokter Hewan bisa dilihat dibawah ini:


Next article Next Post
Previous article Previous Post