Allah Memberimu Tugas Layaknya Malaikat, Mengapa Engkau Mengeluh Wahai Wanita?

Allah Memberimu Tugas Layaknya Malaikat, Mengapa Engkau Mengeluh Wahai Wanita?

author photo
Jika ada yang menanyakan, Pekerjaan apakah di dunia ini yang paling mulia? pastilah seseorang akan menjawab dengan beragam jawaban.

Mulai dari dokter yang katanya bisa menyelamatkan nyawa orang, hakim yang memutuskan suatu perkara, atau polisi yang mampu bergerak gesit dan menjadi pengayom warga.

Allah Memberimu Tugas Layaknya Malaikat, Mengapa Engkau Mengeluh Wahai Wanita?


Benar, bisa saja semua itu menjadi salah satu pekerjaan yang mulia di dunia. Namun tahukah bahwa ada pekerjaan yang bahkan seluruh semesta pun meng-iyakan bahwa tugas tersebut sangatlah berat hingga mampu menjadikan sesuatu yang sangat penting sebagai taruhannya.

Pekerjaan apakah itu? Itulah pekerjaan yang hanya mampu dilakukan oleh seorang wanita dan penuh dengan pengorbanan dan usaha yang keras, yakni menjadi seorang ibu.

Sebuah 'tugas' yang diberikan oleh Allah SWT, bahkan setara dengan tugas malaikat yang manusia sendiri pun tak akan bisa mengumbar nurani dengan cinta dan kasih sayang yang tulus. Namun memang ada kalanya seorang ibu bisa juga merasa letih dengan tugas tersebut.

“Apakah boleh ya Allah, jika aku yang seorang wanita ini merasa lelah dengan darah dagingku sendiri?“.

“Bayiku sakit, tiap malam aku begadang, suamiku malah asyik ngorok, huh aku cape sendiri, sebel,” ujarnya.

“Anakku nakal, gak nurut banget, apa-apa ngelawan, aku cape nasehatin dia,” tukas yang lainnya.

“Ah, aku lelah, anakku gak bisa diam, rumah kotor dan berantakan terus, kerjaan rumah gak beres-beres, suami gak ngerti-ngerti, minta dilayani itu ini, pokoknya aku lelah,” seru seorang ibu.

Hmm, ‘Aku lelah jadi ibu’. Kalimat yang tak seharusnya dipikirkan, dituliskan maupun dikatakan. Kenapa? Karena jadi seorang ibu adalah pilihan. Sebelum menikah harusnya sudah siap dengan segala resiko jadi istri kemudian otomatis akan menjadi ibu.

Jadi ibu itu ya repot. Harus repot. Anak masih bayi, repot. Tumbuh besar juga repot. Kecuali punya ilmu jadi ibu, semua kerepotan itu bisa diatasi dan dinikmati.

Jika seorang ibu bekerja, bicara aku lelah, dia bisa minta resign ke bosnya. Jika seorang ibu bicara lelah jadi ibu, artinya dia berdo’a, “Ya Allah pensiunkan saja hamba jadi ibu.” Minta pensiun jadi ibu, kalau malaikat maut menjemput ibu atau menjemput anak.

Semua pekerjaan pastinya melelahkan. Jadi ibu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Sehingga dalam hadits nabi disebutkan bahwa Surga ada di telapak kaki ibu. Jejak ibu begitu bermakna untuk hidup anaknya sehingga diberikan surga jaminannya.

Jika ibu lelah, apalagi menyerah, apa yang terjadi dengan jejak yang akan ibu tinggalkan pada bayinya atau anak-anaknya. Ibu yang pasrah dengan lelahnya, artinya belum selesai dengan tugasnya.

Ibu yang belum selesai dengan dirinya sendiri, akan berat menyelesaikan tugas melakukan pendampingan bermutu pada buah hati. Jika terasa lelah, bicara dengan suami, selesaikan semua masalah dengan berbagi dan berbicara, temukan solusi segera. Anak-anak sampai kapanpun akan membutuhkan ibunya.

Jika lelah, segera bangkit berwudhu dan shalatlah. Jika lelah, bersabarlah. Ibu adalah karier tertinggi yang sudah kita pilih. Jalanilah penuh kesabaran, tawakal kepada Allah.

Ibu, jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Bangkit, berpikir positif, tersenyumlah, lelah ini akan berbuah manis dikemudian hari, jika kita lalui dengan ilmu dan senang hati.

Next article Next Post
Previous article Previous Post