Subhanallah, Dalam Al-Qur'an Hanya Nabi Ini Yang Namanya Disambungkan Langsung pada Orang Tuanya

Subhanallah, Dalam Al-Qur'an Hanya Nabi Ini Yang Namanya Disambungkan Langsung pada Orang Tuanya

author photo
Sebagai kitab yang diturunkan Penguasa langit dan Bumi, ungkapan-ungkapan yang terkandung dalam al-Qur’an tentu sarat akan makna dan ajaran. Tidak semua tokoh penting yang disebutkan namanya dalam kitab ini. Nama Malaikat yang wajib kita imani sebagai makhluk Allah yang paling taat pun hanya disebutkan beberapa saja. Manusia yang terpilih menyampaikan risalah Ilahi juga banyak disebutkan, namun tidak semuanya.

Subhanallah, Dalam Al-Qur'an Hanya Nabi Ini Yang Namanya Disambungkan Langsung pada Orang Tuanya


Uniknya, semua nama Nabi itu disebutkan sendiri-sendiri tanpa disambungkan dengan nama orang tuanya, kecuali satu yakni Nabi Isa Alaihissalaam. Dalam banyak ayat, Nabi Isa dinisbatkan langsung oleh Allah sebagai putra Maryam (Isa ibn Maryam).

Sedang Nabi-nabi yang lain, hanya disebut namanya saja, kalaupun berjajar dengan nama ayahnya, justru nama ayah disebutkan terlebih dahulu. Seperti deretan penyebutan nama Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq dan Nabi Ya’kub. Dalam hal ini, pasti nama Nabi Ibrahim berada di depan nama kedua putranya yakni Nabi Ismail dan Ishaq. Nabi Ishaq disebutkan sebelum nama putranya yakni Nabi Ya’kub. Penyebutan Nabi Daud dan Sulaiman dalam satu ayat, pasti Nabi Daud disebutkan terlebih dahulu. Tidak ada kata “ibn” atau “bin” pada penyebutan semua Nabi itu selain pada Nabi Isa.

Jika dikaji lebih jauh, keunikan ini bermakna penegasan berkali-kali bahwa Isa merupakan putra Maryam. Hal ini sekaligus membantah klaim orang-orang Nasrani yang kufur dan meyakini bahwa Isa adalah putra Allah.

Subhanallah, Dalam Al-Qur'an Hanya Nabi Ini Yang Namanya Disambungkan Langsung pada Orang Tuanya


Akan tetapi, orang-orang Nasrani yang berpegang teguh pada ajaran murni Nabi Isa, tetap meyakini keesaan Allah dan tidak ada putra bagi Allah. Seperti kisah yang terjadi pada ja’far bin Abi Thalib saat dipojokkan oleh utusan kafir Quraisy di depan raja Najasyi di Habasyah (sekarang Ethiopia).

Raja Najasyi terkenal sebagi pengikut agama Nasrani yang taat dan beriman pada Nabi Isa. Saat orang Kafir dengan licik menuduh ajaran pengikut Muhammad itu meyakini keburukan pada Isa, hal ini memancing Sang Raja untuk bertanya pada Ja’far. Dengan cerdas Ja’far menjawab pertanyaan Raja sembari melantunkan Surat Maryam yang di dalamnya juga bersi kisah Nabi Isa ibn Maryam.

Raja pun menangis lalu beriman. Dalam riwayat lain, dikisahkan bahwa Raja lantas membuat garis di bumi seraya mengibaratkan antara ajarannya dengan ajaran rombongan Ja’far hanya terpaut oleh satu garis itu.

Allahu Akbar.

Next article Next Post
Previous article Previous Post