“Kyainya menyampaikan bahwa beliau melihat Fatimah pada hari itu akan mengalami suatu peristiwa yang akan menyebabkannya wafat atau meninggal dunia. Dan ketika malapetaka itu datang, nyawanya selamat berkat sedekah yang kerap dilakukannya jauh – jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi”
Allah menjanjikan balasan bagi orang – orang yang gemar bersedekah, harta yang dikeluarkannya untuk bersedekah akan Allah ganti dengan kebaikan berlipat ganda. Sedekah sama sekali tidak akan mengurangi jumlah harta kita, sebaliknya sedekah justru akan mendatangkan kebaikan dan balasan Allah bagi kita, agaknya harta kita akan Allah tambah berlipat – lipat. Sepuluh di kurangi satu hasilnya sembilan belas, demikian matematika sedekah yang diajarkan oleh Yusuf Mansur.
Artinya kalau dianalogikan, bila kita memiliki harta berjumlah sepuluh, kita sedekahkan harta itu sebanyak satu, tinggal sembilan. Kemudian Allah ganti jumlah sedekah kita menjadi sepuluh kali lipat hingga Allah menambahkan harta kita sebanyak sepuluh. Dengan demikian, harta kita menjadi sembilan belas.
Selain itu, hikmah sedekah tak hanya mendatangkan kebaikan dan balasan yang berupa materi saja, dengan bersedekah, insya Allah keselamatan jiwa kita terjaga, sebagaimana terjaganya hati dan jiwa lantaran hati ikhlas untuk bersedekah. Mereka akan terpelihara dari keburukan dan terhindar dari malapetaka. Salah satu hal mengenai hal ini yakni menimpa seorang perempuan asal Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta. Sebut saja namanya Fatimah, beliau tak ingin nama sebenarnya disebut.
Peristiwa ini telah terjadi bertahun – tahun silam. Fatimah merupakan seorang ibu rumah tangga yang baik. Kehidupannya pun tergolong berkecukupan, namun hal ini tak menjadikannya lupa daratan. Ia kerapkali meresapi relung – relung batinnya dengan kegiatan mengaji dan beribadah dengan seorang Kyai yang membuka Majelis Taklim di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Kyainya merupakan mursyid, tergolong seorang sufi yang tinggi ilmu dan ketaatannya.
Suatu ketika, sang Kyai memanggil Fatimah,
“Atas segala sesuatu hanya Allah lah yang berkuasa dan Maha Mengetahui. Apa saja yang saya katakan bukanlah mendahului takdirNya, tapi saya melihat pada hari itu dan jam itu ibu akan mengalami sesuatu yang membuat ibu wafat dan meninggalkan dunia ini.” Ujar Kyai alim itu dengan tenang.
Mendengar itu, jantung Fatimah berdegup lebih kencang. Ia kaget luar biasa, sebab ia pikir tak biasanya sang guru memanggilnya seperti ini, rupanya beliau hendak mengabarkan suatu peristiwa menggetarkan yang hendak menimpanya, yakni kematian. Ia mafhum betul, lelaki tua yang berada di hadapannya itu seorang sufi yang selalu mendekatkan diri kepada Allah. Ia takkan membicarakan sesuatu yang mudharat apalagi berdusta, maka Fatimah hanya bisa diam, hatinya menjadi gelisah.
“Kematian adalah pasal yang pasti dalam hidup manusia dan hanya Allah lah yang paling mengetahuinya, tak ada satu makhlukpun yang memiliki ilmu atas hal ini selain dariNya. Jadi kepastian sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui. Semoga yang saya lihat itu merupakan satu hal yang tidak benar. Tapi bu, saya sarankan ibu untuk bersedekah agar ibu selalu diberi keselamatan.” Lanjut Kyai seraya tersenyum.
Fatimah mangut – mangut mendengar penuturan gurunya itu. Akan tetapi hatinya menjadi gundah dan gelisah mendengar pernyataan dari gurunya, agaknya hal itu terus menghantui nalarnya, akankan apa yang disampaikan oleh Kyainya itu benar hendak terjadi atau tidak. Kendati demikian, ia mafhum bahwa bukan hak manusia untuk menentukan waktu kematian seseorang. Kematian itu sejatinya hanya Allah saja yang tahu. Namun dalam hal bersedekah, ia mengetahuinya sebagai satu amalan yang bernilai tinggi bilamana dikerjakan dengan ikhlas. Fatimah bertekad untuk mengikuti petuah gurunya, ia ingin bersedekah.
Sesungguhnya ia telah sering bersedekah, namun menurut nasehat kyainya, kali ini ia harus bersedekah dalam jumlah yang lebih banyak, yakni sebanyak Rp. 3 juta. Sebab menurut sang guru, nominal ini sudah sesuai dengan kondisi perekonomian Fatimah yang dibilang lebih dari cukup.
Setelah menunaikan sedekah, Fatimah kembali menjalankan rutinitas hariannya seperti biasa. Ia juga masih aktif mengaji dan menyimak Majelis Taklim yang diikutinya. Dalam pengajian, Kyainya telah sering memberikan materi akan faedah dan hikmah bersedekah. Bersedekah dapat memeberikan cahaya bagi hati dan kehidupan. Allah dengan tegas telah menjanjikan balasan berlipat – lipat bagi orang yang gemar bersedekah.
Hingga tibalah hari itu, agaknya hari yang jauh – jauh hari telah Kyainya maksudkan, dimana Fatimah akan mengalami sebuah peristiwa dalam hidupnya. Namun Fatimah tak lagi sedikitpun merasa khawatir, takut maupun gelisah, karena ia memang telah ridho ikhlas menerima segala ketentuan Allah, baik yang berupa karunia maupun yang petaka. Agaknya memang seperti itu semestinya hati seseorang, sebab sebagai hamba kita takkan pernah tahu apa yang hendak terjadi pada setiap detik berikutnya selain daripada Allah semata.
Hari itu tepatnya malam hari yang amat damai, Fatimah tengah mengendarai mobilnya dengan tenang. Jalan yang baik, udara yang baik, cuaca yang baik dan perasaan yang baik pula. Ia menyetir kendaraannya dengan tenang tanpa sedikitpun dihantui rasa takut maupun gelisah, sungguh ia takkan pernah menduga bahwa apa yang pernah Kyainya nyatakan akan menimpanya pada hari itu juga. Ia tak pernah berfikir akan ada kejadian luar biasa yang akan menimpanya pada malam itu. Hati yang dirundung ketenangan membuat malapetaka itu menjelang tanpa ada rasa kecemasan dalam relung hati Fatimah. Nikmat ketenangan itulah yang kemudian membuat mata Fatimah dapat menangkap satu potongan kertas di bawah bangku kiri mobil yang dikendarainya.
Satu potongan kertas itu yang agaknya mengundang perhatian Fatimah, ia mencoba memungut kertas itu namun tangannya tak menjangkau. Ia kemudian merapatkan mobilnya di tepi jalan untuk dapat menjamah kertas kecil itu. ia sampai harus berpindah duduk dari kursi pemudi di sebelah kanan mobil ke bangku sebelahnya yakni sebelah kiri. Saat itu juga tanpa diduga – duga, sebuah truk tronton dari arah berlawanan meluncur tanpa kendali hingga menabrak mobil Fatimah. Mobil yang dikendarai Fatimah remuk bagian kanan depannya. Ia menjerit, badannya terguncang dan terhempas di dalam mobil.
Orang – orang yang berada di lokasi langsung berbondong – bondong menolongnya. Di dalamnya Fatimah tampak shock berat, namun ia mafhum tindakannya berpindah tempat duduk dari kursi pemudi ke kursi sebelahnya telah menyelamatkan dirinya dari cedera fatal yang barangkali dapat mengantarkannya pada kematian. Truk tronton itu memang telah membuat mobil Fatimah hancur, namun hanya sisi kanannya saja. Sementara di sisi kiri dimana Fatimah berada, kondisinya masih utuh dan tak mengalami kerusakan yang berarti.
Warga segera melarikan Fatimah ke Rumah Sakit. Warga yang membawanya pun sebenarnya sangat khawatir terhadap kondisi Fatimah bila melihat kerusakan mobilnya yang terbilang parah, demikian juga dengan petugas ambulance. Namun beruntungnya ia tak mengalami cedera ataupun luka yang serius.
Hanya sejumlah luka dan lecet kecil yang tak berarti. Sungguh tindakan kecilnya barusan telah menyelamatkannya dari kematian. Setelah dirawat di Rumah Sakit, dokter kemudian memberikannya izin untuk dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya.
Ia sama sekali tak menyangka bahwa hanya dengan tindakan kecilnya mengambil potongan kertas, nyawanya dapat selamat dari kematian. Tak henti – henti mulutnya komat – kamit mengucap hamdalah, agaknya hanyalah rasa syukur dan perasaan makin yaqin akan kuatnya hikmah dan faedah bersedekah yang meresapi hati dan nalarnya. Sesungguhnya Allah takkan berdusta akan segala firmanNya.
Satu kisah yang dialami oleh Fatimah merupakan salah satu bukti bahwa orang – orang yang bersedekah akan mendapat perlindungan dan terpelihara dari segala bala dan malapetaka. Itulah wujud kasih sayang Allah kepada hamba – hambanya. Agaknya kita tahu Rasulullah juga menyuruh para sahabat untuk banyak – banyak bersedekah sebelum berperang. Hal ini bukan lain supaya mereka memperoleh keselamatan dan terpelihara jiwa dan raganya dari hal – hal yang tak diinginkan. Sekalipun bila mereka gugur, agaknya sedekah itu dapat menghapus segenap dosa – dosa dan memuluskan jalannya dalam menuju surga.
Subhanallah, Satu kisah yang dialami oleh Fatimah merupakan salah satu bukti bahwa orang – orang yang bersedekah akan mendapat perlindungan dan terpelihara dari segala bala dan malapetaka. Itulah wujud kasih sayang Allah kepada hamba – hambanya. Agaknya kita tahu Rasulullah juga menyuruh para sahabat untuk banyak – banyak bersedekah sebelum berperang. Hal ini bukan lain supaya mereka memperoleh keselamatan dan terpelihara jiwa dan raganya dari hal – hal yang tak diinginkan. Sekalipun bila mereka gugur, agaknya sedekah itu dapat menghapus segenap dosa – dosa dan memuluskan jalannya dalam menuju surga.
Manfaat Dahsyat Dari Sedekah
Banyak sekali hadist yang menyatakan betapa pentingnya seorang Mukmin untuk melakukan sedekah. Diantara keistimewaannya ialah:
Pertama, bisa melepaskan pelakunya dari bencana. Sebab Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya sedekah dapat menolak 70 pintu bencana"
Kedua, merupakan obat penyakit pada tubuh. Rasulullah SAW. menjelaskan : "Obatilah penyakitmu dengan bersedekah"
Ketiga, sebagai benteng untuk diri kita. Rasulullah SAW. bersabda : "Bentengilah harta bendamu dengan sedekah"
Keempat, untuk memadamkan kemurkaan Allah. Rasulullah SAW.bersabda: "Sedekah dapat menutup kemurkaan Allah"
Kelima, menambah keakraban sesama Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah adalah hadiah. Maka berikanlah hadiah kepada teman pergaulanmu dan berkasih sayanglah kalian dengan saling memberi sedekah"
Keenam, mampu menanamkan rasa belas kasihan dalam hati. Rasulullah SAW.bersabda: "Barang siapa mendapatkan kesedihan di dalam hati, maka berikanlah sedekah"
Ketujuh, dapat menambah umur. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah dapat menolak musibah serta dapat menambah keberkahan umur"
Kedelapan, sebagai syafaat kelak di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya yang akan menaungi seorang Mukmin pada hari kiamat kelak adalah sedekah"
Kesembilan, menuai pahala yang teramat besar. Dalam sebuah atsar disebutkan: "Barang siapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya"
Kesepuluh, sebagai wasilah (perantaraan) untuk menambah rezeki. Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah dan akan bertambah“.
Ali bin Abi Thalib pun berkata: "Pancinglah rezeki dengan bersedekah"
Imam Ibnul Qoyyim RA berkata : "Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana sekalipun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT. akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi umat manusia. Sebagian besar umat manusia sepakat tentang hal ini karena mereka telah mencobanya" ( dari terjemahan Al- Wabilu ‘Sh Shoyyib karya Ibnul Qoyyim).
Allah menjanjikan balasan bagi orang – orang yang gemar bersedekah, harta yang dikeluarkannya untuk bersedekah akan Allah ganti dengan kebaikan berlipat ganda. Sedekah sama sekali tidak akan mengurangi jumlah harta kita, sebaliknya sedekah justru akan mendatangkan kebaikan dan balasan Allah bagi kita, agaknya harta kita akan Allah tambah berlipat – lipat. Sepuluh di kurangi satu hasilnya sembilan belas, demikian matematika sedekah yang diajarkan oleh Yusuf Mansur.
Artinya kalau dianalogikan, bila kita memiliki harta berjumlah sepuluh, kita sedekahkan harta itu sebanyak satu, tinggal sembilan. Kemudian Allah ganti jumlah sedekah kita menjadi sepuluh kali lipat hingga Allah menambahkan harta kita sebanyak sepuluh. Dengan demikian, harta kita menjadi sembilan belas.
Selain itu, hikmah sedekah tak hanya mendatangkan kebaikan dan balasan yang berupa materi saja, dengan bersedekah, insya Allah keselamatan jiwa kita terjaga, sebagaimana terjaganya hati dan jiwa lantaran hati ikhlas untuk bersedekah. Mereka akan terpelihara dari keburukan dan terhindar dari malapetaka. Salah satu hal mengenai hal ini yakni menimpa seorang perempuan asal Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta. Sebut saja namanya Fatimah, beliau tak ingin nama sebenarnya disebut.
Peristiwa ini telah terjadi bertahun – tahun silam. Fatimah merupakan seorang ibu rumah tangga yang baik. Kehidupannya pun tergolong berkecukupan, namun hal ini tak menjadikannya lupa daratan. Ia kerapkali meresapi relung – relung batinnya dengan kegiatan mengaji dan beribadah dengan seorang Kyai yang membuka Majelis Taklim di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Kyainya merupakan mursyid, tergolong seorang sufi yang tinggi ilmu dan ketaatannya.
Suatu ketika, sang Kyai memanggil Fatimah,
“Atas segala sesuatu hanya Allah lah yang berkuasa dan Maha Mengetahui. Apa saja yang saya katakan bukanlah mendahului takdirNya, tapi saya melihat pada hari itu dan jam itu ibu akan mengalami sesuatu yang membuat ibu wafat dan meninggalkan dunia ini.” Ujar Kyai alim itu dengan tenang.
Mendengar itu, jantung Fatimah berdegup lebih kencang. Ia kaget luar biasa, sebab ia pikir tak biasanya sang guru memanggilnya seperti ini, rupanya beliau hendak mengabarkan suatu peristiwa menggetarkan yang hendak menimpanya, yakni kematian. Ia mafhum betul, lelaki tua yang berada di hadapannya itu seorang sufi yang selalu mendekatkan diri kepada Allah. Ia takkan membicarakan sesuatu yang mudharat apalagi berdusta, maka Fatimah hanya bisa diam, hatinya menjadi gelisah.
“Kematian adalah pasal yang pasti dalam hidup manusia dan hanya Allah lah yang paling mengetahuinya, tak ada satu makhlukpun yang memiliki ilmu atas hal ini selain dariNya. Jadi kepastian sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui. Semoga yang saya lihat itu merupakan satu hal yang tidak benar. Tapi bu, saya sarankan ibu untuk bersedekah agar ibu selalu diberi keselamatan.” Lanjut Kyai seraya tersenyum.
Fatimah mangut – mangut mendengar penuturan gurunya itu. Akan tetapi hatinya menjadi gundah dan gelisah mendengar pernyataan dari gurunya, agaknya hal itu terus menghantui nalarnya, akankan apa yang disampaikan oleh Kyainya itu benar hendak terjadi atau tidak. Kendati demikian, ia mafhum bahwa bukan hak manusia untuk menentukan waktu kematian seseorang. Kematian itu sejatinya hanya Allah saja yang tahu. Namun dalam hal bersedekah, ia mengetahuinya sebagai satu amalan yang bernilai tinggi bilamana dikerjakan dengan ikhlas. Fatimah bertekad untuk mengikuti petuah gurunya, ia ingin bersedekah.
Sesungguhnya ia telah sering bersedekah, namun menurut nasehat kyainya, kali ini ia harus bersedekah dalam jumlah yang lebih banyak, yakni sebanyak Rp. 3 juta. Sebab menurut sang guru, nominal ini sudah sesuai dengan kondisi perekonomian Fatimah yang dibilang lebih dari cukup.
Setelah menunaikan sedekah, Fatimah kembali menjalankan rutinitas hariannya seperti biasa. Ia juga masih aktif mengaji dan menyimak Majelis Taklim yang diikutinya. Dalam pengajian, Kyainya telah sering memberikan materi akan faedah dan hikmah bersedekah. Bersedekah dapat memeberikan cahaya bagi hati dan kehidupan. Allah dengan tegas telah menjanjikan balasan berlipat – lipat bagi orang yang gemar bersedekah.
Hingga tibalah hari itu, agaknya hari yang jauh – jauh hari telah Kyainya maksudkan, dimana Fatimah akan mengalami sebuah peristiwa dalam hidupnya. Namun Fatimah tak lagi sedikitpun merasa khawatir, takut maupun gelisah, karena ia memang telah ridho ikhlas menerima segala ketentuan Allah, baik yang berupa karunia maupun yang petaka. Agaknya memang seperti itu semestinya hati seseorang, sebab sebagai hamba kita takkan pernah tahu apa yang hendak terjadi pada setiap detik berikutnya selain daripada Allah semata.
Hari itu tepatnya malam hari yang amat damai, Fatimah tengah mengendarai mobilnya dengan tenang. Jalan yang baik, udara yang baik, cuaca yang baik dan perasaan yang baik pula. Ia menyetir kendaraannya dengan tenang tanpa sedikitpun dihantui rasa takut maupun gelisah, sungguh ia takkan pernah menduga bahwa apa yang pernah Kyainya nyatakan akan menimpanya pada hari itu juga. Ia tak pernah berfikir akan ada kejadian luar biasa yang akan menimpanya pada malam itu. Hati yang dirundung ketenangan membuat malapetaka itu menjelang tanpa ada rasa kecemasan dalam relung hati Fatimah. Nikmat ketenangan itulah yang kemudian membuat mata Fatimah dapat menangkap satu potongan kertas di bawah bangku kiri mobil yang dikendarainya.
Satu potongan kertas itu yang agaknya mengundang perhatian Fatimah, ia mencoba memungut kertas itu namun tangannya tak menjangkau. Ia kemudian merapatkan mobilnya di tepi jalan untuk dapat menjamah kertas kecil itu. ia sampai harus berpindah duduk dari kursi pemudi di sebelah kanan mobil ke bangku sebelahnya yakni sebelah kiri. Saat itu juga tanpa diduga – duga, sebuah truk tronton dari arah berlawanan meluncur tanpa kendali hingga menabrak mobil Fatimah. Mobil yang dikendarai Fatimah remuk bagian kanan depannya. Ia menjerit, badannya terguncang dan terhempas di dalam mobil.
Orang – orang yang berada di lokasi langsung berbondong – bondong menolongnya. Di dalamnya Fatimah tampak shock berat, namun ia mafhum tindakannya berpindah tempat duduk dari kursi pemudi ke kursi sebelahnya telah menyelamatkan dirinya dari cedera fatal yang barangkali dapat mengantarkannya pada kematian. Truk tronton itu memang telah membuat mobil Fatimah hancur, namun hanya sisi kanannya saja. Sementara di sisi kiri dimana Fatimah berada, kondisinya masih utuh dan tak mengalami kerusakan yang berarti.
Warga segera melarikan Fatimah ke Rumah Sakit. Warga yang membawanya pun sebenarnya sangat khawatir terhadap kondisi Fatimah bila melihat kerusakan mobilnya yang terbilang parah, demikian juga dengan petugas ambulance. Namun beruntungnya ia tak mengalami cedera ataupun luka yang serius.
Hanya sejumlah luka dan lecet kecil yang tak berarti. Sungguh tindakan kecilnya barusan telah menyelamatkannya dari kematian. Setelah dirawat di Rumah Sakit, dokter kemudian memberikannya izin untuk dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya.
Ia sama sekali tak menyangka bahwa hanya dengan tindakan kecilnya mengambil potongan kertas, nyawanya dapat selamat dari kematian. Tak henti – henti mulutnya komat – kamit mengucap hamdalah, agaknya hanyalah rasa syukur dan perasaan makin yaqin akan kuatnya hikmah dan faedah bersedekah yang meresapi hati dan nalarnya. Sesungguhnya Allah takkan berdusta akan segala firmanNya.
Satu kisah yang dialami oleh Fatimah merupakan salah satu bukti bahwa orang – orang yang bersedekah akan mendapat perlindungan dan terpelihara dari segala bala dan malapetaka. Itulah wujud kasih sayang Allah kepada hamba – hambanya. Agaknya kita tahu Rasulullah juga menyuruh para sahabat untuk banyak – banyak bersedekah sebelum berperang. Hal ini bukan lain supaya mereka memperoleh keselamatan dan terpelihara jiwa dan raganya dari hal – hal yang tak diinginkan. Sekalipun bila mereka gugur, agaknya sedekah itu dapat menghapus segenap dosa – dosa dan memuluskan jalannya dalam menuju surga.
Subhanallah, Satu kisah yang dialami oleh Fatimah merupakan salah satu bukti bahwa orang – orang yang bersedekah akan mendapat perlindungan dan terpelihara dari segala bala dan malapetaka. Itulah wujud kasih sayang Allah kepada hamba – hambanya. Agaknya kita tahu Rasulullah juga menyuruh para sahabat untuk banyak – banyak bersedekah sebelum berperang. Hal ini bukan lain supaya mereka memperoleh keselamatan dan terpelihara jiwa dan raganya dari hal – hal yang tak diinginkan. Sekalipun bila mereka gugur, agaknya sedekah itu dapat menghapus segenap dosa – dosa dan memuluskan jalannya dalam menuju surga.
Manfaat Dahsyat Dari Sedekah
Banyak sekali hadist yang menyatakan betapa pentingnya seorang Mukmin untuk melakukan sedekah. Diantara keistimewaannya ialah:
Pertama, bisa melepaskan pelakunya dari bencana. Sebab Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya sedekah dapat menolak 70 pintu bencana"
Kedua, merupakan obat penyakit pada tubuh. Rasulullah SAW. menjelaskan : "Obatilah penyakitmu dengan bersedekah"
Ketiga, sebagai benteng untuk diri kita. Rasulullah SAW. bersabda : "Bentengilah harta bendamu dengan sedekah"
Keempat, untuk memadamkan kemurkaan Allah. Rasulullah SAW.bersabda: "Sedekah dapat menutup kemurkaan Allah"
Kelima, menambah keakraban sesama Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah adalah hadiah. Maka berikanlah hadiah kepada teman pergaulanmu dan berkasih sayanglah kalian dengan saling memberi sedekah"
Keenam, mampu menanamkan rasa belas kasihan dalam hati. Rasulullah SAW.bersabda: "Barang siapa mendapatkan kesedihan di dalam hati, maka berikanlah sedekah"
Ketujuh, dapat menambah umur. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah dapat menolak musibah serta dapat menambah keberkahan umur"
Kedelapan, sebagai syafaat kelak di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya yang akan menaungi seorang Mukmin pada hari kiamat kelak adalah sedekah"
Kesembilan, menuai pahala yang teramat besar. Dalam sebuah atsar disebutkan: "Barang siapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya"
Kesepuluh, sebagai wasilah (perantaraan) untuk menambah rezeki. Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah dan akan bertambah“.
Ali bin Abi Thalib pun berkata: "Pancinglah rezeki dengan bersedekah"
Imam Ibnul Qoyyim RA berkata : "Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana sekalipun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT. akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi umat manusia. Sebagian besar umat manusia sepakat tentang hal ini karena mereka telah mencobanya" ( dari terjemahan Al- Wabilu ‘Sh Shoyyib karya Ibnul Qoyyim).