Kehilangan Istri, Jabang Bayi Dan Anaknya Saat Longsor, Pria Ini Hanya Bisa Pasrah

Kehilangan Istri, Jabang Bayi Dan Anaknya Saat Longsor, Pria Ini Hanya Bisa Pasrah

author photo
Bencana banjir bandang yang terjadi di Garut menyisakan kepedihan yang mendalam. Salah satunya yang dialami oleh seorang pria bernama Yayat (45 tahun), warga Dusun Cimareme RT 05/11 Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Kehilangan Istri, Jabang Bayi Dan Anaknya Saat Longsor, Pria Ini Hanya Bisa Pasrah
Yayat (kedua kiri) kehilangan istri dan kedua anaknya (Aam A/Koran Sindo)
Tak hanya bangunan tempat tinggalnya yang tertutup rata oleh tanah, ia juga harus kehilangan dua anak dan istrinya karena tertimbun longsor.

Kesedihan yang mendalam juga karena Yayat harus kehilangan jabang bayi berumur 4 bulan yang sedang dikandung oleh istrinya. Sementara satu anaknya bernama Gia (11 tahun) berhasil lolos setelah keluar dari timbunan.

“Allahu Akbar, Astagfirullahaladzim, ini musibah saya pasrah,” ucapnya di rumah sang adik, sebagaimana dikutip dari koran Sindo, Rabu (21/9/2016).

Masih berderai airmata, ia kemudian menceritakan kejadian bagaimana musibah longsor di Sumedang tersebut menimpa keluarganya.

“Hujan besar memang terjadi sejak sore. Tapi saat itu saya tidak punya firasat buruk apa pun. Sebelum kejadian pun, saya, istri dan dua anak saya lagi nonton TV, tiba-tiba atap rumah dengan cepat ambruk dan langsung menimpa kami. Istri dan anak sulung saya tertimbun, tapi posisi saya dan anak yang kedua saat itu terhalang lemari, sementara istri dan anak sulung saya langsung tertimbun longsor,” tuturnya.

Yayat dan anak keduanya berusaha untuk keluar dari timbunan longsor. Meski demikian, Yayat tidak mampu menyelamatkan istri dan dua anaknya yang lain.

“Saat longsor itu saya terselamatkan lemari, sehingga lemari itu menghalangi saya dan anak saya dari longsoran. Sementara istri saya langsung tertimbun longsoran sehingga saya tidak bisa menyelamatkannya. Begitu pula dengan anak yang bungsu, dia ada di kamar dan tak sempat saya selamatkan karena rumah sudah nyaris ambruk,” lanjutnya.

Tepat sekitar pukul 22.30 WIB, para petugas penyelamat pun berdatangan dan mulai mencari serta menemukan istri berikut anaknya yang sudah tidak bernyawa. Mengingat kondisi saat itu yang masih hujan, para petugas pun akan mencari anak bungsu Yayat keesokan harinya.

“Anak saya yang bungsu bisa dievakuasi pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB. Setelah jasad anak saya yang bungsu ditemukan, saya langsung memakamkan istri dan anak-anak saya. Saya pasrah ini musibah,” ungkapnya penuh kesedihan.

Sementara itu menurut penuturan dari tetangga Yayat yang bernama Kurnia (30 tahun), daerah kejadian di malam tersebut begitu mencekam.

“Suara gemuruh terdengar beberapa kali. Saya sekeluarga keluar rumah, rumah Pak Yayat sudah tertimbun longsor. Kami yang di sekitarnya pun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan diri,” katanya.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post