KabarMakkah.Com – Sebuah kisah yang menggetarkan hati tertuang dalam kitab Al akhlaq Al Islamiyah Lin Nasyi’in. Kisah yang fenomenal tersebut datang dari negeri Syam dan sudah sejak dahulu jadi buah bibir di kalangan masyarakatnya.
Kisah ini merupakan bukti ketakwaan seorang pemuda yang berprofesi sebagai penjual kain keliling. Hampir setiap hari ia berkeliling dari desa yang satu ke desa yang lainnya. Setiap hari ia memanggulkan kain jualannya untuk dijajakan ke rumah-rumah. Yang pada akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai “Si Penjual Kain Keliling”
Namun jika melihat sosoknya, tak ada yang menyangka bahwa sosok yang gagah tersebut mau menjual kain sambil berkeliling. Selain tubuhnya yang gagah, kulitnya pun putih dengan wajah yang mempesona. Siapapun akan terpesona melihatnya. Terlebih lagi dengan sikapnya yang ramah, membuat wanita bisa tergila-gila.
Di suatu hari saat ia menjajakan barang dagangannya, seorang wanita yang cukup cantik memanggilnya. Dengan sigap pemuda tersebut menghampiri wanita tersebut dengan harapan mau membeli kain jualannya. Sang wanita itu pun kemudian mempersilakan pemuda tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya yang terbilang paling mewah.
Sesaat setelah pemuda tersebut masuk, sang wanita itupun mengunci pintu tanpa diketahui oleh si pemuda. Ia sudah dilanda mabuk cinta karena melihat ketampanan dan kegagahan dari pemuda si penjual kain.
“Duhai pemuda. Sesungguhnya aku memanggilmu bukanlah untuk membeli kain, melainkan karena aku mencintaimu. Aku sudah tergila-gila kepadamu sejak setiap hari kau lewat di depan rumahku.” Tutur sang wanita bangsawan
Suasana rumah yang besar dan tanpa penghuni selain mereka berdua, membuat sang wanita menginginkan agar si pemuda mau menggagahinya. Namun karena pemuda tersebut merupakan pemuda yang beriman dan takut kepada Allah, ia pun berkali-kali mengingatkan akan siksa Allah jika melakukan zina.
Berkali-kali diingatkan, berkali-kali juga wanita itu menghiraukannya. Pengaruh cinta terlarang yang ditumpangi oleh setan membuatnya lupa dengan aturan agama. Bahkan si wanita yang bergelar bangsawan tersebut seakan tertantang untuk meluluhkan pertahanan si pemuda tampan.
Si wanita kemudian berkata bernada mengancam, “Jika kamu tidak menuruti apa yang aku inginkan, aku akan berteriak dan semua orang di luar sana akan segera kesini. Aku akan beralasan bahwa engkau mau memperkosaku. Mereka akan percaya kepadaku karena aku pemilik rumah sedangkan engkau, engkau ada di dalam rumahku. Engkau pun akan binasa jika mereka semua datang kesini dan akan menggantungmu hidup-hidup!”
Mendengar ancaman serius yang dilontarkan sang wanita bangsawan, si pemuda kemudian berpikir di tengah kekalutan. Ia tidak ingin Allah menyiksanya karena melakukan perbuatan zina, namun ia juga tidak ingin binasa karena dihakimi oleh masyarakat.
Dengan penuh kebingungan, ia pun meminta izin untuk ke kamar mandi dengan alasan membersihkan dirinya yang memang terlihat kotor dan sedikit berbau tidak sedap karena berkeringat semenjak di luaran sana.
Melihat hal itu, si wanita bangsawan nampak gembira dan menganggap bahwa si pemuda akan segera menuruti keinginannya. Ia lalu menunjukkan kamar mandi dan mempersilakannya.
Pemuda tersebut bukanlah berniat untuk mandi melainkan untuk berpikir sejenak bagaimana cara keluar dari rumah tersebut. Ia pun teringat bahwa salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di Padang Mahsyar adalah pemuda yang takut kepada Allah dari perbuatan zina. Ia tidak ingin nikmat iman dan islam yang tengah ia miliki pudar hanya karena godaan yang sementara.
Ia terus berpikir bagaimana cara untuk bebas dari penderitaan ini. Sebuah ide liar muncul dalam pikirannya. Ia berpikir jika ia melumuri dirinya dengan kotoran, maka si wanita akan merasa jijik dan mengusirnya. Ia pun akan selamat dari perzinahan. Akhirnya ia pun melakukan itu dengan menggunakan kotoran dari dirinya.
Meski sempat mual dan muntah, ia lakukan hingga tubuh, wajah dan rambutnya dipenuhi dengan kotoran. Sambil melumuri, ia berkali-kali menangis, “Ya Allah karena rasa takut padaMu-lah aku melakukan ini. Gantikanlah untukku dengan yang lebih baik Ya Allah.”
Ketika ia keluar dari kamar mandi, si wanita bangsawan langsung terperanjat melihat tubuh si pemuda yang penuh dengan kotoran dan berbau busuk. Ia pun menjerit karena saking jijiknya dan berkata dengan nada keras, “Keluarlah kamu hai orang gila! Engkau telah mengotori rumahku dengan kotoranmu, dasar gila!”
Si pemuda kemudian keluar dengan berlagak seperti orang gila dan setelah sampai di luar, ia pun segera mencari tempat yang aman dan tersembunyi. Ia tidak ingin ada orang lain yang melihat dirinya penuh dengan kotoran dan menertawakannya.
Dengan cepat ia pulang ke rumahnya dan di tengah jalan, beberapa orang melihat dan menertawakannya serta menganggap dirinya mengalami kegilaan.
Setelah sampai di rumah, ia segera membersihkan diri dan bersyukur atas pertolongan yang telah Allah berikan. Namun ketika ia keluar dari kamar mandinya, sebuah keajaiban terjadi. Tubuh yang tadinya bau kotoran berubah menjadi seharum kasturi. Hampir seakan seluruh pori-pori tubuhnya mengeluarkan bau harum seperti parfum.
Keharuman itu tetap ada selama hidupnya bahkan sampai tercium dari jarak yang cukup jauh. Hingga kematiannya, bau harum tersebut masih terus tercium dan karena itulah ia mendapat sebutan “Al Miski” atau Orang Yang Seharum Kasturi.
Kisah tentang pemuda shaleh tersebut merupakan keagungan Allah yang nyata. Bahkan kini bisa dilihat bekasnya yakni sebuah makam yang bertuliskan “Al Miski”. Sebuah makam pemuda mulia yang menjaga kesuciannya karena takut kepada Allah.
Kisah bersumber dari Habiburrahman El Shirazy dengan judul asli “Tubuh Seharum Kesturi”
Kisah ini merupakan bukti ketakwaan seorang pemuda yang berprofesi sebagai penjual kain keliling. Hampir setiap hari ia berkeliling dari desa yang satu ke desa yang lainnya. Setiap hari ia memanggulkan kain jualannya untuk dijajakan ke rumah-rumah. Yang pada akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai “Si Penjual Kain Keliling”
Ilustrasi pemuda takut zina |
Di suatu hari saat ia menjajakan barang dagangannya, seorang wanita yang cukup cantik memanggilnya. Dengan sigap pemuda tersebut menghampiri wanita tersebut dengan harapan mau membeli kain jualannya. Sang wanita itu pun kemudian mempersilakan pemuda tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya yang terbilang paling mewah.
Sesaat setelah pemuda tersebut masuk, sang wanita itupun mengunci pintu tanpa diketahui oleh si pemuda. Ia sudah dilanda mabuk cinta karena melihat ketampanan dan kegagahan dari pemuda si penjual kain.
“Duhai pemuda. Sesungguhnya aku memanggilmu bukanlah untuk membeli kain, melainkan karena aku mencintaimu. Aku sudah tergila-gila kepadamu sejak setiap hari kau lewat di depan rumahku.” Tutur sang wanita bangsawan
Suasana rumah yang besar dan tanpa penghuni selain mereka berdua, membuat sang wanita menginginkan agar si pemuda mau menggagahinya. Namun karena pemuda tersebut merupakan pemuda yang beriman dan takut kepada Allah, ia pun berkali-kali mengingatkan akan siksa Allah jika melakukan zina.
Berkali-kali diingatkan, berkali-kali juga wanita itu menghiraukannya. Pengaruh cinta terlarang yang ditumpangi oleh setan membuatnya lupa dengan aturan agama. Bahkan si wanita yang bergelar bangsawan tersebut seakan tertantang untuk meluluhkan pertahanan si pemuda tampan.
Si wanita kemudian berkata bernada mengancam, “Jika kamu tidak menuruti apa yang aku inginkan, aku akan berteriak dan semua orang di luar sana akan segera kesini. Aku akan beralasan bahwa engkau mau memperkosaku. Mereka akan percaya kepadaku karena aku pemilik rumah sedangkan engkau, engkau ada di dalam rumahku. Engkau pun akan binasa jika mereka semua datang kesini dan akan menggantungmu hidup-hidup!”
Mendengar ancaman serius yang dilontarkan sang wanita bangsawan, si pemuda kemudian berpikir di tengah kekalutan. Ia tidak ingin Allah menyiksanya karena melakukan perbuatan zina, namun ia juga tidak ingin binasa karena dihakimi oleh masyarakat.
Dengan penuh kebingungan, ia pun meminta izin untuk ke kamar mandi dengan alasan membersihkan dirinya yang memang terlihat kotor dan sedikit berbau tidak sedap karena berkeringat semenjak di luaran sana.
Melihat hal itu, si wanita bangsawan nampak gembira dan menganggap bahwa si pemuda akan segera menuruti keinginannya. Ia lalu menunjukkan kamar mandi dan mempersilakannya.
Pemuda tersebut bukanlah berniat untuk mandi melainkan untuk berpikir sejenak bagaimana cara keluar dari rumah tersebut. Ia pun teringat bahwa salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di Padang Mahsyar adalah pemuda yang takut kepada Allah dari perbuatan zina. Ia tidak ingin nikmat iman dan islam yang tengah ia miliki pudar hanya karena godaan yang sementara.
Ia terus berpikir bagaimana cara untuk bebas dari penderitaan ini. Sebuah ide liar muncul dalam pikirannya. Ia berpikir jika ia melumuri dirinya dengan kotoran, maka si wanita akan merasa jijik dan mengusirnya. Ia pun akan selamat dari perzinahan. Akhirnya ia pun melakukan itu dengan menggunakan kotoran dari dirinya.
Meski sempat mual dan muntah, ia lakukan hingga tubuh, wajah dan rambutnya dipenuhi dengan kotoran. Sambil melumuri, ia berkali-kali menangis, “Ya Allah karena rasa takut padaMu-lah aku melakukan ini. Gantikanlah untukku dengan yang lebih baik Ya Allah.”
Ketika ia keluar dari kamar mandi, si wanita bangsawan langsung terperanjat melihat tubuh si pemuda yang penuh dengan kotoran dan berbau busuk. Ia pun menjerit karena saking jijiknya dan berkata dengan nada keras, “Keluarlah kamu hai orang gila! Engkau telah mengotori rumahku dengan kotoranmu, dasar gila!”
Si pemuda kemudian keluar dengan berlagak seperti orang gila dan setelah sampai di luar, ia pun segera mencari tempat yang aman dan tersembunyi. Ia tidak ingin ada orang lain yang melihat dirinya penuh dengan kotoran dan menertawakannya.
Dengan cepat ia pulang ke rumahnya dan di tengah jalan, beberapa orang melihat dan menertawakannya serta menganggap dirinya mengalami kegilaan.
Setelah sampai di rumah, ia segera membersihkan diri dan bersyukur atas pertolongan yang telah Allah berikan. Namun ketika ia keluar dari kamar mandinya, sebuah keajaiban terjadi. Tubuh yang tadinya bau kotoran berubah menjadi seharum kasturi. Hampir seakan seluruh pori-pori tubuhnya mengeluarkan bau harum seperti parfum.
Keharuman itu tetap ada selama hidupnya bahkan sampai tercium dari jarak yang cukup jauh. Hingga kematiannya, bau harum tersebut masih terus tercium dan karena itulah ia mendapat sebutan “Al Miski” atau Orang Yang Seharum Kasturi.
Kisah tentang pemuda shaleh tersebut merupakan keagungan Allah yang nyata. Bahkan kini bisa dilihat bekasnya yakni sebuah makam yang bertuliskan “Al Miski”. Sebuah makam pemuda mulia yang menjaga kesuciannya karena takut kepada Allah.
Kisah bersumber dari Habiburrahman El Shirazy dengan judul asli “Tubuh Seharum Kesturi”