Kisah Nyata: Bangkrutnya Si Pengusaha Karena Hal Remeh

Kisah Nyata: Bangkrutnya Si Pengusaha Karena Hal Remeh

author photo
KabarMakkah.Com – Kisah ini bermula dari sebuah pertemuan dengan seorang yang tertunduk lemas karena beban masalah di pundaknya yang terlihat dari pancaran aura mukanya. Laki-laki tersebut merupakan keturunan Cina yang bergelut di bisnis limbah sekitar Ibu Kota Jakarta. Ia berniat untuk membagikan kisahnya kepada setiap orang agar tidak merugi seperti yang dialaminya.

Kisah Nyata: Bangkrutnya Si Pengusaha Karena Hal Remeh


Awal pembicaraan bermula dari proses dimana ia dengan bermodalkan enam ratus ribu berani merantau dan menjejali dunia limbah kain pabrik tekstil. Perlahan-lahan usahanya mulai maju dan dalam masa setahun, ia kini memiliki omset ratusan juta.

Ketidakpuasan manusia dalam hal rezeki juga dialaminya. Meski telah beromset cukup besar, namun ternyata ia terperdaya dengan rayuan rezeki lain yang menghantarkannya pada sebuah kerugian dan hal ini berasal dari perkara yang sebenarnya remeh.

Beberapa kali rekan usahanya yang memberikan modal sudah mengingatkan agar tidak melakukan perbuatan tersebut. Namun peringatan dari rekannya tidak dihiraukan.

Ketidakpuasan pengusaha tersebut adalah saat ia melihat kesuksesan teman bisnisnya yang lain dimana dalam kurun waktu satu bulan telah mampu membeli sebuah mobil pick up berkat hasil usahanya. Tentu saja, melihat rezeki yang mudah tersebut membuat si pengusaha gelap mata.

Ia pun membulatkan tekad bahwa dalam waktu tiga bulan, ia akan memiliki mobil seperti rekannya tersebut.

Yang dilakukannya adalah dengan melakukan jual beli limbah secara ilegal dengan ukuran ratusan kilogram saja. Meski teringat dengan perkataan rekan bisnisnya yang melarang perbuatan tersebut, namun si pengusaha tetap menjalankan aksinya dan mata hatinya telah tertutup karena silaunya sebuah kesuksesan yang instant.

Beberapa hari berlalu, ia pun memutuskan untuk melakukan transaksi dengan ukuran yang lebih besar yaitu sekitar satu ton lebih. Namun naas usaha ilegalnya diketahui oleh pihak keamanan pabrik.

Yang pertama kali diinterogasi adalah supir pengangkut limbah dan setelah cukup lama akhirnya diketahui dalang utama dari perbuatan tersebut yaitu tak lain adalah si pengusaha yang gelap mata. Ia pun akhirnya masuk ke dalam pabrik tersebut dan setelah melakukan perundingan, didapat hasil keputusan bahwa si pengusaha harus memilih apakah ingin dipenjara selama tiga tahun ataukah melakukan jalan damai dengan besar uang yang hampir ratusan juta.

Karena tak ingin dipidanakan, akhirnya si pengusaha memilih jalan damai yang berarti ia telah merugi puluhan juta rupiah. Bahkan secara psikologis, ia mulai guncang karena takut mengalami kerugian.

Rasa sesal malam itu bertambah parah saat ia ditipu oleh rekan bisnisnya yang lain meski sudah bekerjasama selama tiga tahun. Modal ratusan juta yang tadinya akan dikelola, dibawa kabur oleh rekan bisnisnya dan membuat kehidupan usaha si pengusaha kian terpuruk.

Setelah kejadian yang beruntun tersebut, ia mulai merunduk menyesal. Perasaan sedih dan bingung mengingatkan ia pada sebuah nasihat rekannya ketika ia mulai membuka usaha bahwa jangan menjual barang curian.

Namun kini kenyataan pahit harus dihadapinya. Penyesalan pun sudah tiada guna.

Moga kita semua tidak menganggap remeh kejahatan yang kecil karena akan membakar habis seluruh kebaikan kita nantinya.
Next article Next Post
Previous article Previous Post