Ini Yang Dilakukan Khadijah Ketika Nabi Sedang Resah

Ini Yang Dilakukan Khadijah Ketika Nabi Sedang Resah

author photo
KabarMakkah.Com – Suatu malam di kota Mekkah, terlihat seorang laki-laki turun dari Gua Hira dan berlari seakan penuh ketakutan. Ia berusaha mempertahankan langkahnya untuk tetap seimbang dan bisa secepatnya sampai ke rumah.

Ini Yang Dilakukan Khadijah Ketika Nabi Sedang Resah
Dua Hiro, Tempat Nabi Khalwat Sebelum Menerima Wahyu


Sosok laki-laki itu adalah Muhammad, yang sedang pulang ke rumah istrinya yaitu Khadijah binti Khuwailid. Wajahnya terlihat pucat dan menggigil seakan-akan sudah melihat sesuatu yang ditakutinya. Keringat pada tubuhnya mengalir begitu deras dan hampir-hampir membasahi seluruh jubah yang dipakainya saat itu. Ada apa gerangan pada diri Muhammad?

Pada awalnya saat melihat suaminya telah mengetuk beberapa kali di depan pintu, Khadijah sangat kaget. Terlebih lagi saat dibuka pintu rumahnya, tampak suaminya berwajah pucat dan membuat Khadijah pun ikut menjadi pucat.

“Khadijah... selimuti aku ! Selimuti aku !” Seru Muhammad

Khadijah langsung menyadari kecemasannya dan mengubah sikapnya yang awalnya ikut panik saat melihat suaminya. Ia harus bersikap tenang meski sang suami dilanda rasa panik yang hebat.

Khadijah pun menyelimuti suaminya dengan sigap dan tidak langsung banyak bertanya tentang apa yang dialami oleh suaminya tersebut. Meski banyak tanda tanya yang ada dalam benak Khadijah, namun ia berusaha untuk menahan lisannya dari menanyakan hal tersebut.

Setelah mendapat perlakuan dari istrinya, malam itu Muhammad bisa tidur dengan tenang. Keesokan harinya tepatnya saat waktu subuh, Khadijah memutuskan untuk pergi keluar meski kota Mekkah pada saat itu masih terasa gelap. Khadijah pun melangkahkan kakinya secara perlahan-lahan saat di dalam rumah agar tidak membangunkan suaminya yang telah kelelahan akibat kejadian yang dialami semalam.

Langkah Khadijah ke luar rumah tak lain adalah menemui Waraqah bin Naufal yang merupakan sepupu dari Khadijah. Waraqah sendiri merupakan pendeta Nasrani yang sangat paham dengan agama Nasrani dan menganggap bahwa Yesus bukanlah penjelmaan Tuhan melainkan hanya seorang Nabi sekaligus Rasul. Dengan kata lain, Waraqah adalah seorang yang benar dalam agamanya.

Setelah berada di depan pintu rumah Waraqah, Khadijah pun mengetuk pintu dan masuk untuk menceritakan kejadian yang dialami oleh suaminya. Panjang lebar Khadijah menceritakan apa yang membuatnya ikut menjadi panik dan jawaban dari Waraqah adalah bahwa Hal yang dialami Muhammad merupakan pertanda dijadikannya Muhammad sebagai seorang nabi terakhir dan telah ditunggu oleh seluruh umat.

“Demi Allah, andaikan aku masih hidup saat ia diangkat menjadi nabi, tentu aku akan membelanya dengan seluruh jiwa dan ragaku” tegas Waraqah.

Kekalutan dalam diri Khadijah membuatnya bertanya di dalam hati tentang suaminya yang menjadi Nabi dan Rasul terakhir yang telah ditunggu oleh seluruh umat. Benarkah itu?? Pemberitaan yang dipertegas oleh Waraqah ini sungguh sangat mengejutkan Khadijah.

Di balik kekalutan pikirannya tersebut, Khadijah pun kembali menata pikirannya dan menuju ke rumah dimana Muhammad ada di dalamnya. Saat sampai di rumah dan mendapati suaminya telah bangun, Khadijah kemudian menuturkan apa yang ditanyakannya kepada Waraqah mengenai kondisi malam kemarin dan jawaban dari Waraqah cukup mengejutkan dimana Muhammad adalah seorang Rasulullah.

Muhammad yang saat itu belum menjadi seorang yang mantap pun masih tampak kebingungan bergabung dengan ketakutan. Ia takut apa yang dialaminya akan terulang lagi. Namun dengn petunjuk dari Allah, jiwa Nabi Muhammad kemudian semakin mantap untuk menyebarkan Al Islam. Istrinya yaitu Khadijah pun menyemangati suaminya yang sekaligus menjadi seorang Rasul. Bahkan dalam sejarah disebutkan Khadijahlah yang pertama kali menjadi penolong dalam mendakwahkan Al Islam.

****

Sahabat...apa yang bisa diambil dari kisah Khadijah binti Khuwailid diatas?

Hikmah yang pertama adalah saat suami tengah dilanda kekalutan, seorang istri janganlah langsung banyak bertanya. Biarkanlah suami beristirahat dan menenangkan pikirannya dahulu. Jika sudah tenang, suami pun akan bersedia menceritakan hal yang dialaminya kepada sang istri.

Memang ada perbedaan antara sikap seorang laki-laki dengan perempuan dimana perempuan saat memiliki atau menghadapi masalah lebih senang untuk curhat dan bercerita kepada orang lain. Berbeda dengan lelaki yang lebih senang menyendiri dahulu dan memikirkan masalahnya sendiri. Tentunya sebagai pasangan suami istri, kita harus tahu bagaimana memahami pasangan dan menyadari akan hal ini agar tidak terjadi salah paham yang berlebihan.

Hikmah yang kedua adalah seorang istri di rumah tangga harus ikut membantu menyelesaikan problem yang dialami oleh suami. Kita bisa ambil sikap Khadijah diatas yang berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah suaminya. Jika dirasa tidak memiliki kemampuan untuk mengutarakan atau mencarikan solusi, carilah pihak ketiga yang memiliki sifat bijaksana dan berwawasan luas. Karena meski suami memiliki kehebatan, tetap ia pun hanya manusia biasa yang mengalami jalan kebuntuan.
Next article Next Post
Previous article Previous Post