Berita Haji - Situasi dan kondisi Masjidil Haram terkini pasca tumbangnya salah satu crane yang mengakibatkan ratusan jamaah haji meninggal dunia kembali berangsur kondusif. Para jamaah haji Indonesia yang sedang berada di Makkah meminta para keluarga dan kerabat di Tanah Air agar tidak panik. Kecuali jemaah yang menjadi korban musibah terjungkalnya alat berat crane, semua jamaah haji tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
"Tolong, Mas. Beritahu semua orang di Tanah Air kalau kami baik-baik saja dan bisa tetap ibadah di Masjidil Haram," kata salah satu jamaah haji Indonesia Harmen Her kepada Media Centre Haji di pelataran Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (12/09) siang.
Harmen adalah bagian dari jamaah haji asal Propinsi Jambi yang berniat melakukan umrah. Saat kejadian, jamaah haji asal Jambi yang tergabung dalam kelompok penerbangan (kloter) BTH 18 baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah. Harmen yang mendapakan kabar musibah crane sengaja tidak memberitahukan peristiwa tersebut kepada teman-teman jamaah lainnya.
"Sebagian sudah ada yang tahu sendiri, sebagain jemaah lain tidak kami beri tahu," ujarnya.
Harmen ingin agar para jamaah haji tidak terganggu dengan pikiran yang macam-macam yang bisa membuat konsentrasi ibadah mereka terganggu. Apalagi, pada Sabtu (12/09) pagi, Harmen mendapatkan kabar lokasi kecelakaan sudah bersih dan kini tengah diperbaiki.
"Saya ingin jemaah bisa tenang melakukan umrah. Musibah harus disikapi sebagai ujian dari Allah Swt dan jemaah kami minta tetap bersabar, ikhlas, serta fokus," kata Harmen.
Kendati mencoba menenangkan jamaah, Harmen berencana akan mengurangi kegiatan umrah sunnah yang sebelumnya telah direncakanan. Jamaah diminta lebih banyak istirahat di pemondokan sampai waktu puncak haji atau wukuf tiba.
"Cuaca masih panas, tapi bisa cepat berubah. Badai pasir dan hujan angin bisa saja terjadi lagi, makanya kurangi kegiatan ibadah sunnah jamaah," katanya.
Suparto bin Samuji Musmusia, jamaah haji asal Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara mengatakan, dia tidak khawatir atas kecelakaan crane yang terjadi di Masjidil Haram. Dia dan sang istri, Misanah binti Mansyur, akan tetap beribadah di masjid yang mulia tersebut dan berdoa di depan Ka'bah.
"Musibah itu bisa terjadi di mana saja terhadap siapa saja. Insya Allah kami tetap akan beribadah seperti biasa. Normal lah," kata Suparto.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Hujan lebat disertai angin kencang menerpa Masjidil Haram, Jumat (11/09) menjelang Maghrib. Akibat tiupan angin kencang tersebut, sebuah alat berat crane terjungkal di atap Babus Salam. Bandul crane dan puing beton menimpa sejumlah jemaah tepat di dekat pintu masuk utama sai.
Sampai saat ini korban jamaah haji Indonesia mencapai 40 orang, 4 jamaah dinyatakan telah meninggal dunia. Allahummagfirlahum warhamhum wa'afihim wa'fu anhum.
"Tolong, Mas. Beritahu semua orang di Tanah Air kalau kami baik-baik saja dan bisa tetap ibadah di Masjidil Haram," kata salah satu jamaah haji Indonesia Harmen Her kepada Media Centre Haji di pelataran Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (12/09) siang.
Harmen adalah bagian dari jamaah haji asal Propinsi Jambi yang berniat melakukan umrah. Saat kejadian, jamaah haji asal Jambi yang tergabung dalam kelompok penerbangan (kloter) BTH 18 baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah. Harmen yang mendapakan kabar musibah crane sengaja tidak memberitahukan peristiwa tersebut kepada teman-teman jamaah lainnya.
"Sebagian sudah ada yang tahu sendiri, sebagain jemaah lain tidak kami beri tahu," ujarnya.
Harmen ingin agar para jamaah haji tidak terganggu dengan pikiran yang macam-macam yang bisa membuat konsentrasi ibadah mereka terganggu. Apalagi, pada Sabtu (12/09) pagi, Harmen mendapatkan kabar lokasi kecelakaan sudah bersih dan kini tengah diperbaiki.
"Saya ingin jemaah bisa tenang melakukan umrah. Musibah harus disikapi sebagai ujian dari Allah Swt dan jemaah kami minta tetap bersabar, ikhlas, serta fokus," kata Harmen.
Kendati mencoba menenangkan jamaah, Harmen berencana akan mengurangi kegiatan umrah sunnah yang sebelumnya telah direncakanan. Jamaah diminta lebih banyak istirahat di pemondokan sampai waktu puncak haji atau wukuf tiba.
Baca Juga: Nama-nama Jamaah Haji Indonesia Meninggal & Luka Akibat Tragedi Makkah
"Cuaca masih panas, tapi bisa cepat berubah. Badai pasir dan hujan angin bisa saja terjadi lagi, makanya kurangi kegiatan ibadah sunnah jamaah," katanya.
Suparto bin Samuji Musmusia, jamaah haji asal Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara mengatakan, dia tidak khawatir atas kecelakaan crane yang terjadi di Masjidil Haram. Dia dan sang istri, Misanah binti Mansyur, akan tetap beribadah di masjid yang mulia tersebut dan berdoa di depan Ka'bah.
"Musibah itu bisa terjadi di mana saja terhadap siapa saja. Insya Allah kami tetap akan beribadah seperti biasa. Normal lah," kata Suparto.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Hujan lebat disertai angin kencang menerpa Masjidil Haram, Jumat (11/09) menjelang Maghrib. Akibat tiupan angin kencang tersebut, sebuah alat berat crane terjungkal di atap Babus Salam. Bandul crane dan puing beton menimpa sejumlah jemaah tepat di dekat pintu masuk utama sai.
Baca Juga: Foto & Video Jatuhnya Crane di Masjidil Haram
Sampai saat ini korban jamaah haji Indonesia mencapai 40 orang, 4 jamaah dinyatakan telah meninggal dunia. Allahummagfirlahum warhamhum wa'afihim wa'fu anhum.