Dengki.. Penyakit Kronis Yang Membakar Hati Manusia

Dengki.. Penyakit Kronis Yang Membakar Hati Manusia

author photo
Hasud merupakan salah satu penyakit hati yang paling susah dihindari oleh manusia. Hasud dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan istilah dengki atau iri hati. Akan tetapi dalam kenyataan hidup ini, hasud tidaklah sesingkat keterangan linguistis tersebut.

Karena, bisa jadi hasud memiliki kekayaan dalam bentuk praktis tak terhingga. Dan hasud juga memiliki dampak yang luar biasa, secara fisik maupun psikis. Tidak hanya terbatas dalam ranah kehidupan sacral (agama), tetapi juga dalam realita kehidupan yang profane.

Hasud atau dengki biasanya berawal dari rasa ketidaksukaan seseorang kepada orang lain. Kemudian ketidak sukaan ini bertambah ketika orang lain tesebut mendapatkan nikmat atau kesenangan, hingga akhirnya muncullah keinginan untuk merusak bahkan melenyapkan kenikmatan tersebut dari orang lain itu.

Rasa dengki atau hasud pada dasarnya bukanlah tabiat asli manusia, Namun, rasa dengki ini datang karena adanya penyakit hati dalam jiwanya yang berdampak negatif yang dapat membuat kehancuran pada jiwa manusia.

Akibatnya kita tidak bisa mempererat tali silaturrahim kita dengan teman, saudara, tetangga, sahabat, dan semua orang di dunia: Karena kita selalu berfikiran negatif, iri, dan dengki terhadap manusia.

bahaya dengki


Hujjatul Islam, Al Imam Al-Ghazali telah menerangkan tentang penyakit dengki pada kita sebagai berikut:

Aku mengetahui bahwa iri dengki adalah satu di antara sekian banyak penyakit hati yang parah. Semua penyakit hati hanya dapat diobati dengan ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat bagi penyakit iri dengki adalah mengetahui sesungguh-sungguhnya bahwa iri dengki membahayakan pelakunya, baik terhadap dunia maupun agamanya.

Dan, harus juga diketahui bahwa iri dengki tidak mengandung bahaya apa pun terhadap korbannya, baik terhadap dunianya maupun agamanya. Alih-alih, perbuatan itu justru mendatangkan manfaat bagi korbannya, baik terhadap dunianya maupun agamanya.

Namun, meskipun engkau telah mengetahui semua ini, jika ternyata engkau tidak mau menjadi musuh bagi hawa nafsumu dan tetap menemani musuhmu, pastilah engkau tetap menjadi pendengki. Berkenaan dengan bahaya iri dengki terhadap agamamu, maksudnya adalah bahwa dengan sifat iri dengki, engkau tidak menyukai ketetapan Allah dan engkau tidak menyukai nikmat yang telah ditetapkannya bagi tiap-tiap hamba-nya. Engkau juga mengingkari keadilan Allah yang telah Dia tegakkan di tengah kerajaan-Nya dengan kemahabijaksanaan-Nya. Engkau mengingkari dan menggap rendah semua itu. Perbuatan semacam ini akan menjadi kejahatan di tengan “taman” tauhid dan akan menjadi kotoran bagi “mata” keimanan. Tentu saja ini sebuah kejahatan terhadap agama.

Ihwal obat yang dapat mengatasi iri dengki, terkadang dapat dilakukan dengan mengkondisikan hati untuk selalu ridha akan ketetapan Allah; terkadang dengan menerapkan hidup zuhud terhadap dunia; terkadang dengan menyadari bahwa hal yang berhubungan dengan nikmat-nikmat tersebut tidak lain adalah kegelisahan di dunia dan hisab yang berat di akhirat.

Sedangkan mengenai obat yang lebih tepat maka itu dapat ditemukan sesuai dengan penyebab terjadinya iri dengki, seperti kesombongan, sikap jumawa, dan berbagai penyebab lainnya. Tentu saja, penyakit hanya hilang jika penyebabnya dihilangkan. Kalau ternyata biang keladi penyakit ini tidak berhasil dienyahkan dan hanya berhasil diredam, pastilah penyakit terus kambuh berkali-kali sehingga upaya untuk menaklukkannya menjadi sangat panjang, selama penyebab tersebut masih ada.

Jadi, selama seorang masih memiliki sifat gila hormat, pastilah orang itu selalu memiliki sifat iri dengki akibat pengaruh sifat gila hormat dan keinginan untuk mendapatkan tempat istimewa di hati orang banyak. Kalau itu terjadi, orang yang bersangkutan harus berusaha meredam nafsunya dan tidak menampakkan perasaan iri dengki dari dirinya tidak mungkin dilakukan.

Demikianlah penjabaran dari Imam Al-Ghazali.


Bahaya Iri Dan Dengki

Ada delapan bahaya dengki yang diterangkan dalam kitab Thariqah Muhammadiyah.

Pertama, Ifsadut tho’at. Bahwa dengki itu akan merusak keta’atan kepada Allah. Mislakan seorang pedagang yang jujur yang tidak pernah berbohong, bahkan ia seorang yang rajin beribadah, menyempatkan waktu untuk shalat di tengah kesibukannya. Tiba-tiba datanglah pedagang baru yang menyainginya dengan modal yang berlimpah. Maka ketika pedagang yang ta’at ini berusaha melakukan perlawanan yang tidak sehat dengan tujuan menghentikan lawannya, maka dia telah terkena penyakit dengki. Biasanya ia akan melakukan apapun demi mendapatkan keuntungan lebih besar. Sehingga ia melupakan kaedah berdagang yang baik.

Kedua, al-Ifdha’u ila fi’lil ma’ashi, yaitu membuka pintu terjadinya maksiat. Bahwa si pendengki biasanya membutuhkan pertolongan orang lain untuk menghilangkan nikmat orang yang dihasudi. Secara otomatis si hasud akan menarik orang lain melakukan kemaksiatan bahkan juga kejahatan. Misalkan meminta bantuan dukun, meminta bantuan preman atau meminta bantuan orang lain untuk melakukan fitnah dan seterusnya.

Ini berarti perasaan hasud menyeret orang lain melakukan maksiat. Bahkan akan menambah makshiat dirinya sendiri, karena ketika si hasud meminta bantuan kepada orang lain, ia akan menggunakan berbagai macam cerita dan mengarang kebohongan, bukankah ini merupakan makshiat baru?

Ketiga, hirmantus syafa’ah, yaitu menghalangkan diri dari syafaat besok di hari kiamat. Artinya, orang yang selama hidupnya melakukan hasud walaupun memiliki amal tidak akan mendapatan syafaat dari Rasulullah saw.

Keempat, dengki dapat menyebabkan orang masuk neraka (duhulun nar). Bahaya keempat ini merupakan dampak dari berbagai bahaya yang lain. Secara otomatis orang yang amalnya telah terhapus dan tidak mendapatkan syafaat dari manapun, maka dapat dipastikan bahwa nerakalah tempatnya kelak.

Kelima, al-ifdha’ ila dharari ghairihi. Bahwa dengki dapat membahayakan orang lain. Hal ini sering terjadi karena orang akan berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan melenyapkan nikmat yang didengki. Ini biasanya akan membawa-bawa orang lain. Sebagaimana dengki menyeret orang lain untuk melakukan maksiat.

Misalnya, untuk menjatuhkan saingan bisnis yang selama ini telah mapan dalam kepailitan, orang yang dengki akan menggunakan berbagai macam cara. Diantaranya membuat fitnah melalui berbagai media yang ia suarakan lewat mulut orang lain. Sehingga pemilik mulut itulah yang akhinya terkena imbasnya.

Bisa juga orang yang dengki itu dengan sengaja ingin menghilangkan kenikmatan orang lain dengan cara membakar rumah orang tersebut ketika tidur. Padahal di dalam rumah itu ada pembantu dan keluarga lainnya. Secara otomatis mereka yang tidak tahu-enahu urusan ikut menjadi korban.

Keenam, at-ta’ab wal ham min ghairi faidatin. Artinya orang yang dengki akan selalu disibukkan dengan masalah yang tidak ada faedahnya dan juga dirundung kesedihan yang tidak terbatas. Misalkan orang yang merasa dengki dengan tetangga yang membeli mobil, maka ia akan selalu kepikiran bagaimana caranya membeli mobil seperti tetangga sebelah, atau bagaimana caranya agar mobil tetangga sebelah itu cepat rusak. Maka berulahlah dia dengan melakukan berbagai intrik yang menyibukkan dirinya sendiri. Padahal, yang demikian itu tidak pernah dipikirkan oleh tetangga sebelah.

Parahnya lagi, sebelum si pendengki berhasil merusak mobil ternyata tetangga sebelah sudah menukar mobil itu dengan mobil yang lebih baru dan lebih canggih. Maka berpikirlah si pendengki dengan intriknya lagi, disibukkanlah dia dengan berbagai pikiran yang menyedihkan hati dan tidak pernah berhenti.

Ketujuh, ‘amal qalbi hatta yakada la yafhamu hukman min ahkamillahi ta’ala. Dengki akan menyebabkan seseorang buta hatinya dan tidak mempedulikan lagi aturan syariat dan hukum Allah swt. Mata hati si pendengki telah buta, sehingga ia tidak peduli bahwa orang yang didengki, yang hendak direbut kenikmatannya adalah saudara sendiri, teman sendiri, sahabat, keluarga sendiri, bahkan juga orang tua sendiri. Begitu pekatnya rasa kebencian dalam hati itu sehingga menutup mata dari pemahaman agama. Si pendengki tidak lagi dapat mengenali hukum Allah, ia tidak peduli lagi dengan ancaman Allah bagi orang yang durhakan, menghianati atau memfitnah keluarga sendiri.

Banyak sekali contoh yang menunjukkan betapa sengitnya persaingan dunia bisnis biasa terjadi antar saudara (adik-kakak) dalam satu keluarga. Karena dengki, kawan bisa menjadi lawan dan saudara bisa menjadi terdakwa.

Kedelapan atau yang terakhir adalah alhirmanu wal hidzlanu. Bahwa dengki itu akan menjadikan seseorang terhalang dari keberhasilan. Artinya, si pendengki akan semakin menjauhi diri dari kesuksesan. Meskipun si pendengki berhasil mencelakai orang lain tetapi ia sama sekali tidak puas. Bahkan ia akan semakin merasa jauh dari keberhasilan. Sebagaimana orang yang semakin haus karena minum air laut.


Pengobatan Penyakit Dengki

Diriwayatkan dari Zubair bin Awwam, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Suatu penyakit umat-umat terdahulu sedang merayap kearah kalian, yaitu penyakit iri dengki dan benci. Kebencian adalah pemangkas; pemangkas agama, bukan pemangkas rambut. Demi Dia Yang jiwa Muhammad berada di tangan-nya, kalian tidak beriman sebelum kalian saling mencintai. Sukakah kalian kusampaikan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Diriwayatkan Al-Hakim dari Abu Hurairah, ia bercerita: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “umatku akan terserang penyakit umat lain. “para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, apa penyakit umat-umat itu?” Rasulullah menjawab, “kesenangan berlebihan (foya-foya), sikap kurang bersyukur, gemar menumpuk harta, tanajusy dalam urusan dunia, saling dengki, sampai timbullah kekejian.”
Yang dimaksud dengan tanajusy adalah melebihkan harga barang atau besarnya mahar hanya agar didengar banyak orang.

Jadi, obat paling mujarab untuk mengatasi rasa iri dengki adalah dengan kembali kepada Allah dan selalu berpegang teguh pada ajaran islam. Ketikan iman telah bersemayam dalam hati para hamba, niscaya cinta Allah dan cinta Rasulullah membuat mereka tidak memiliki waktu untuk mendengki serta tidak memiliki ruang bagi kebencian dan kejahatan.

Seorang pembenci yang gemar memusuhi orang orang lain pasti tidak pernah terpisah dari iri dan kegemaran mengumpat, kecuali mereka yang dilindungi Allah. Terkadang, iri dengi yang memicu permusuhan dan kebencian seperti mengakibatkan tindakan pembunuhan, perampasan harta, adu domba, perusakan nama baik, dan sebagainya. Seorang pembenci pastilah memiliki sifat iri dengki yang sangat besar.

Itulah sebabnya, iri dengki terbukti menjadi biang keladi tipu daya dan makar yang harus kita hindari. Sebagaimana halnya berbagai jenis penyakit lain, seperti dendam dan benci, yang juga merupakan faktor penyebab tipu daya dan makar yang terkutuk.

Demikianlah bahaya penyakit iri dan dengki yang akan membakar hati bahkan membunuh jiwa pendengki itu sendiri, Semoga Allah jauhkan kita dari segala penyakit hati.. Amiin.
Next article Next Post
Previous article Previous Post