Menjaga Lisan Berbuah Syurga

Menjaga Lisan Berbuah Syurga

Pepatah mengatakan luka yang ditimbulkan pedang masih dapat disembuhkan, sedang luka karena lisan akan tetap terkenang. Disinilah letak lebih tajamnya lisan dibandingkan pedang. Hubungan dua orang teman yang begitu akrab, hubungan suami istri yang begitu saling mencintai serta hubungan orangtua dan anak yang begitu saling menyayangi dapat hancur seketika dengan perantaraan lisan. Makanya Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad Saw bersabda: “Muslim yang paling baik adalah muslim yang membuat muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya”. Mereka menjaga lisannya dari segala ucapan yang bisa menyakiti hati orang.

Menjaga Lisan
Jaga Lisan - Syurga Akan Kau Dapatkan


Imam Asy-Syafi’i berkata: Manusia dianugerahi dua buah telinga dan satu buah mulut agar lebih banyak mendengarkan daripada banyak bicara. Jadi hati-hatilah sebelum berbicara. Lebih utama disebut sebagai seseorang yang pendiam daripada menjadi orang yang banyak berbicara namun kata-kata yang keluar hanyalah kemadharatan yang bukan hanya merugikan orang lain namun dapat pula mencelakakan dirinya sendiri.

Rasulullah Saw bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (HR. Bukhari)

Ada perbedaan antara lisan orang yang berakal dengan orang yang jahil. Lisan orang yang berakal terjaga di belakang hatinya. Jika terdapat kebaikan dalam kata-kata yang hendak diucapkan, Ia mengutarakannya. Dan jika tidak, Ia menelannya kembali.

Sedangkan orang jahil hatinyalah yang berada di ujung lisannya sehingga apapun yang terlintas di pikirannya tidak akan disaring dulu tapi langsung diucapkan tanpa melihat baik buruknya. Tidak ada maslahat pada kadar berlebih-lebihan dalam berbicara. Banyak berbicara akan membuat hati seseorang menjadi keras.

Namun pada kondisi tertentu, diam akan menjadi sebuah kejahatan lisan. Kondisi tersebut yakni ketika seseorang melihat kemungkaran di depan matanya namun ia diam tidak mengatakan sesuatu untuk mencegahnya. Allah Swt berfirman:

Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang dzalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal : 25)

Perbuatan munkar yang dilakukan seseorang tidak hanya menimpa pelakunya, namun juga akan menimpa orang lain yang tidak mencegah perbuatan munkar tersebut. . Realitas ini digambarkan Rasulullah saw. dengan sabdanya:

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَالْوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلَى سَفِيْنَةِ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِيْنَ فِيْ أَسْفَلَهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا ِفي نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعًا وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيِدِيْهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعاً

Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, “Seandainya kita melubangi bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.” Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya, niscaya mereka semua akan binasa; jika mereka mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelamatkan semuanya. (HR. Bukhari)

Disinilah perlunya lisan berbicara. Namun ingat bahwa berbicaranya lisan harus dengan ilmu sehingga tetap terjaga. Menjaga lisan akan membuahkan berbagai manfaat yang salah satu diantaranya adalah mendapat jaminan syurga sebagaimana hadis yang diterima dari Sahl bin Sa’d, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya (lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).” (HR. Bukhari)

Semoga kita menjadi salah seorang yang mendapat jaminan syurga dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dengan selalu berusaha menjaga lisan kita. Amin Ya Robbal Alamin.
Next article Next Post
Previous article Previous Post