Geger Tawuran Antara TKI Indonesia Vs TK Mesir Di Mekkah dan Madinah

Geger Tawuran Antara TKI Indonesia Vs TK Mesir Di Mekkah dan Madinah

KabarMakkah.Com - Terjadi tawuran yang melibatkan sekelompok TKI dari Indonesia dengan Tenaga Kerja Mesir di Madinah, Arab Saudi pada Rabu kemarin. Setelah diteliti ternyata tawuran tersebut dipicu karena hal yang sepele: berebut kursi bus.

Tidak ada korban meninggal dunia akibat tawuran tersebut. Namun demikian, kejadian tersebut mengakibatkan 5 TKI Indonesia mengalami luka-luka. Tawuran itu terjadi ketika TKI asal Indonesia bersama dengan Pekerja Mesir yang bekerja untuk perusahaan Bin Laden sedang menangani proyek perluasan area Masjid Nabawi terjadi pada jam istirahat disaat para pekerja akan kembali ke camp.

Tawuran Antara TKI Indonesia Vs TK Mesir Di Mekkah dan Madinah
TKI Indonesia Di Camp - Image Courtesy Of Detik


"Peristiwa bermula ketika seorang TKI yang bernama Danar asal Madiun menaiki bus jemputan milik perusahaan dan langsung duduk di kursi yang kosong, namun dilarang oleh pekerja asal Mesir dengan alasan kursi tersebut telah dipesan untuk temannya, sehingga terjadilah pertengkaran yang kemudian dapat dilerai," ujar Pelaksana Fungsi Pensosbud-KJRI Jeddah, Syarif Shahabudin, Sabtu (7/2/2015) Seperti dilansir dari detikcom.

Mengetahui ada perkelahian tersebut, karena asas solidaritas antar teman sesama negara, sekitar pukul 14.00 di lokasi proyek lingkungan Masjid Nabawi teman-teman Danar bersama dengan pekerja lainnya melakukan pembalasan dengan memukul pekerja asal Mesir yang telah memukul Danar di Bus. Melihat temannya dipukuli, pekerja asal Mesir lainnya melempari batu dan besi dari lantai atas bangunan proyek yang akhirnya mengakibatkan sekitar 4 TKI Indonesia mengalami luka-luka.

Dari lima TKI yang menjadi korban luka, terdapat 1 orang atas nama Nanang Rifan asal Semarang yang dirawat di RS Uhud Madinah akibat luka pada bagian kanan matanya, sementara 3 TKI lainnya yang telah mendapat perawatan di klinik milik perusahaan saat ini telah dapat kembali ke camp-nya masing-masing.

"Berdasarkan hasil penelusuran tim Perlindungan KJRI Jeddah ke Kantor Polisi Madinah dan sesuai surat penahanan yang diperlihatkan oleh pihak kepolisian, saat ini terdapat 5 pekerja yang ditahan di Penjara Muwahhad akibat tawuran tersebut dimana salah satunya adalah TKI yang bernama Sabirudin Syams, dan yang lainnnya yaitu 3 pekerja asal Mesir dan 1 pekerja asal Pakistan," ujar Syarif.


Selain Kursi Bus, Tawuran TKI dan WN Mesir Pernah Terjadi karena Kamar Mandi

Tawuran tenaga kerja asal Indonesia dan Mesir di perusahaan Bin Ladin Contraction di Madinah, ternyata bukan pertama kalinya. Kejadian serupa juga sempat terjadi ‎tahun 2012 lalu di Makkah al Mukarramah, Saudi Arabia.

"Itu kejadian dua tahun lalu, Mas. Gara-garanya rebutan kamar mandi. Biasalah hidup di base camp," kata Sutiyo (45) seperti lansiran dari detikcom, Sabtu (7/2/2015)

Perselisihan di antara tenaga kerja asal Mesir dengan tenaga kerja dari negara lainnya juga sering terjadi. Menurut Sutiyo, karena tenaga kerja asal Mesir sering bersikap arogan dan mau menang sendiri.

"Emang orang Mesir ini sok juga, mas," jelasnya yang pernah menjadi mukimin (menetap) di Arab Saudi selama 20 tahun itu.

Di Bin Ladin Contruction yang biasa mengerjakan kebersihan, dan proyek pembangunan di Masjidil Haram, Makkah al Mukarromah dan Masjid Nabawi di Madinah ini, tenaga kerja selain Indonesia dan Mesir, juga dari negara Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, Sudan, Yaman dan Filipina. "Tapi itu, akhlak orang Mesir ini arogan dan sok semua," imbuhnya lagi.

Saat kejadian dua tahun lalu, memang ada beberapa warga Indonesia dan Mesir yang dimasukan sel penjara setelah dilakukan penyelidikan dan sidang pengadilan. Selain di penjara, mereka yang terlibat dan dinyatakan bersalah dan dikenakan denda sejumlah uang. Bahkan saat, itu dari pihak Bin Ladin Contruction juga memberikan sanksi berupa mutasi sampai pemecatan atau memulangkan tenaga kerjanya yang melakukan pelanggaran tersebut.

"Tapi ya kita juga nggak tahu yang salah siapa, karena kalau sudah antar negara itu kan memang grup-grupan sih," terang Sutiyo lagi.
Next article Next Post
Previous article Previous Post