Ngeri! Ini Balasan Bagi Orang yang Sewenang-wenang Kepada Anak Yatim

Ngeri! Ini Balasan Bagi Orang yang Sewenang-wenang Kepada Anak Yatim

author photo
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” (QS ad-Dhuha [93] :9)

Salah satu tuntunan yang ditekankan dalam upaya memuliakan yatim ialah menghindari perlakuan sewenang-wenang, baik berupa fisik maupun nonfisik. Larangan tersebut dijelaskan dalam ayat di atas.

Ngeri! Ini Balasan Bagi Orang yang Sewenang-wenang Kepada Anak Yatim


Menghardik bisa diartikan sebagai sebuah kata verbal dan nonverbal. Hardikan dengan verbal artinya seseorang menghardik anak yatim dengan kata-kata kasar, mengejek, dan menghina mereka.

Sedangkan, hardikan dengan nonverbal artinya menghardik anak yatim dengan menzalimi secara tindakan atau perbuatan. Sekalipun bertutur kata lembut, tak pernah memberikan makan dan pakaian yang layak bagi anak yatim.

Menghardik dengan perbuatan pun dilakukan bagi mereka yang bertanggung jawab memelihara anak yatim, tetapi memakan hartanya. Mereka seharusnya mampu bertanggung jawab dengan pendidikan dan pertumbuhannya hingga dewasa.

Allah SWT memerintahkan untuk tidak berbuat sewenang-wenang terhadap anak yatim. Lantaran, anak yatim berada dalam lindungan-Nya.

Perbuatan sewenang-wenang terhadap anak yatim di antaranya, ucapan kasar, mencaci maki, mengabaikan keberadaan, hingga tidak peduli dengan penderitaan mereka.

Pendiri organisasi Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, pernah mengatakan: Percuma saja shalat, tetapi tidak dapat memuliakan anak yatim. Begitu juga dengan menelantarkan anak yatim sama saja dengan mendustakan agama.

Beliau menukil dari kandungan surah al-Ma’un. Surah tersebut memosisikan mereka yang menghardik yatim dengan pendusta agama. Celaka bagi mereka yang shalat, tetapi tidak peduli dengan anak yatim piatu. Dengan memelihara anak yatim piatu maka seorang Muslim, kesalehan individu, dan sosial bisa teraih.

Para pelaku kesewenang-wenangan terhadap yatim sudah pasti akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Ini, antara lain, ditegaskan di surah an-Nisaa’ ayat 10. Allah mengganjar mereka yang memakan harta yatim secara lalim, sebenarnya menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala neraka.

Harus kita ketahui, Bahwa menghina anak yatim sama saja dengan menempuh jalan ke neraka. Karena, dengan menyakiti hati anak yatim, apa pun doa anak yatim akan dikabulkan oleh Allah SWT. Karena doa baik dan buruk anak yatim akan dikabulkan.

Memuliakan anak yatim merupakan kewajiban setiap Muslim. Kewajiban tersebut bersifat sosial dan berlaku bagi sesama manusia. Sehingga, bagi mereka yang bertindak kasar, baik dengan menghardik maupun perbuatan buruk lainnya, akan mendapatkan balasan yang sangat berat. Seperti penegasan surah al-Ma’un di atas, celaka bagi mereka yang shalat, tetapi menelantarkan anak yatim. “Ini bukan lantas berarti tidak shalat sama sekali,” katanya.

Menghardik tidak hanya kata-kata kasar, tetapi juga mengganggu mereka secara psikologis. Artinya, mereka bisa saja memberikan makan, tetapi dengan cara tidak santun dengan melemparnya. Begitu juga bagi keluarga yang bersedia memelihara mereka, tetapi justru menggunakan harta anak yatim untuk kepentingan pribadi. Naudzubillah min dzalik.




Next article Next Post
Previous article Previous Post