Bocah Penyandang Cacat Asal Qatar Ini Lakukan Umroh Dengan Merangkak Pakai Tangan

Bocah Penyandang Cacat Asal Qatar Ini Lakukan Umroh Dengan Merangkak Pakai Tangan

author photo
Umroh merupakan ibadah sunnah yang tak semua umat islam bisa melakukannya. Selain harus ada biaya transportasi dan akomodasi untuk menuju ke tanah suci, seseorang yang berniat umroh harus mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk kemampuan fisik dan pengetahuan seputar Umroh, biasanya sebelum keberangkatan ke tanah suci ada program latihan manasik umroh terlebih dahulu.

Bocah Penyandang Cacat Asal Qatar Ini Lakukan Umroh Dengan Merangkak Pakai Tangan
Miftah (13) Umroh dengan Merangkak Menggunakan Tangan


Intinya, umroh itu memang seharusnya memperisapkan biaya yang tak sedikit dan harus dilakukan dalam kondisi normal karena sangat melelahkan. Namun, hal ini berbeda dengan seorang anak laki-laki asal Qatar ini.

Dilansir dari laman Al Arabiya, bocah laki-laki asal Qatar ini bernama Miftah (13). Ia melakukan ibadah umroh dengan semangat walaupun dengan kondisi tubuh yang terbatas.

Dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Dewan Haiah Saudi untuk Pariwisata Nasional, Pangeran Sultan bin Salman bin Abdul Aziz, yang telah memberikan kesempatan kepada Miftah untuk menunaikan ibadah umrah.

Sebelumnya, Miftah yang masih belajar di bangku SD kelas 6 ini memiliki mimpi untuk berumroh, meski harus merangkak dengan tangannya saja.

Ia sangat bersyukur, uang tabungan sejak kelas 1 SD sudah mencukupi untuk biaya transportasi menuju tanah suci. Miftah mengaku tak ingin memberatkan siapapun demi mewujudkan mimpinya tersebut, Bahkan untuk uang saku di tanah suci pun sudah ia siapkan dari tabungan tersebut.

Miftah terharu dan menangis ketika sedang melaksanakan umroh, Ia juga berterima kasih kepada seuluruh pihak yang telah membantunya, Termasuk Pangeran Sultan yang memberikan keamanan khusus sketika sedang melaksanakan umroh. Baik ketika sedang thawaf maupun sai.

Subhanallah, sungguh sangat luar biasa semangat dari Miftah ini ya? Meski dengan kondisi terbatas, tapi ia tak ragu untuk memiliki impian melakukan thawaf di sekitar Kabah. Semangat dan kemandirian Miftah ini sudah sepatutnya untuk ditiru oleh siapapun.

Next article Next Post
Previous article Previous Post