Terkait Penggunaan Atribut Sinterklas Pada Karyawan Muslim, Begini Tanggapan Ridwan Kamil

Terkait Penggunaan Atribut Sinterklas Pada Karyawan Muslim, Begini Tanggapan Ridwan Kamil

author photo
Menjelang natal, sejumlah perusahaan retail umumnya menerapkan aturan dimana setiap karyawannya diharuskan menggunakan atribut Sinterklas seperti topi maupun pakaian. Tak hanya diperuntukkan bagi karyawan non muslim, namun juga berlaku untuk karyawan muslim.

Atas hal tersebut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta para pemilik toko untuk tidak mewajibkan karyawannya yang beragama muslim mengenakan atribut natal ataupun Sinterklas.

Terkait Penggunaan Atribut Sinterklas Pada Karyawan Muslim, Begini Tanggapan Ridwan Kamil

Permintaan tersebut disampaikan Ridwan Kamil melalui akun Facebooknya. Selain itu Kang Emil juga menuliskan hal yang serupa di Twitternya.

"Setiap keputusan selalu ada pro kontra. Namun sebelum salah paham membesar, keputusan sudah mempertimbangkan situasi sosio kultural yang ada. Nuhun," tulis Ridwan Kamil sekitar pukul 15.00 WIB via akun Twitter miliknya.

Selain itu Kang Emil juga menjelaskan kepada netizen yang mempertanyakan tentang pernyataannya tersebut.

"Banyak karyawan yang komplain masuk ke saya karena merasa terpaksa. Sebelum ditunggangi hal-hal yang tidak semestinya, kami mengantisipasi. Nuhun," tulis Ridwan Kamil lagi di jam yang berdekatan.

Namun netizen ada yang mempertanyakan mengenai jika ada muslim yang tidak keberatan dan bersedia mengenakan atribut Sinterklas.

"Jika muslim yang meminta silakan saja. Asal mampu menjelaskan. Nuhun," balas Ridwan Kamil kepada netizen di Twitter.

Lebih jauh lagi Ridwan Kamil menjelaskan postingannya secara lengkap untuk menghindari salah paham.

"Untuk menghindari salah paham, dan cukup banyaknya komplain dari karyawan-karyawan yang merasa terpaksa, Pemkot Bandung sudah berkirim surat kepada pemilik usaha/retail untuk tidak meminta karyawannya yang muslim mengenakan atribut sinterklas di penghujung tahun ini di luar keikhlasannya.

Setiap keputusan selalu ada pro dan kontra. Namun hal ini sudah mempertimbangkan kondisi sosio kultural yang ada.

Semoga hal ini bisa dipahami dengan baik sebelum salah paham membesar tidak pada tempatnya.

Damai selalu untuk kota Bandung tercinta ini. Mohon maaf sebelumnya.

Hatur Nuhun."
Baca Juga: Tolong Jangan Paksa Kami Untuk Memakai Simbol Agama Kalian

Next article Next Post
Previous article Previous Post