Jamaah Haji Asal Sleman Meninggal Usai Shalat Tahajud Di Tenda Arafah, Keluarga: Alhamdulillah

Jamaah Haji Asal Sleman Meninggal Usai Shalat Tahajud Di Tenda Arafah, Keluarga: Alhamdulillah

author photo
Jamaah Haji Asal Sleman, Djumirah Karto Temon (81) tak bereaksi ketika dibangunkan untuk shalat subuh. Rupanya ia meninggal setelah melaksanakan shalat tahajud dalam perjalanan ibadah haji di Arafah, Ahad (11/9) lalu. Setelah dinyatakan wafat, perempuan berusia lanjut itu langsung dimakamkan di Kota Makkah.

Jamaah Haji Asal Sleman Meninggal Usai Shalat Tahajud Di Tenda Arafah, Keluarga: Alhamdulillah
Djumirah Karto Temon (kiri) sempat melempar jumrah sebelum wafat (Foto: dok/Kemenag Sleman)


Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Sleman, Silvia Roseti mengatakan, kabar duka mengenai Djumirah dilaporkan oleh kepala kloter haji. Ia yang merupakan jamaah haji tertua dari Kabupaten Sleman dalam kloter 24 SOC.

"Beliau abis shalat Tahajud nampak tertidur. Saat dibangunkan untuk shalat subuh baru diketahui ia sudah tak bernyawa," tutur Silvia, Selasa (13/9).

Menurutnya, petugas medis yang mengecek kondisi perempuan asal Pogung Selatan, Kecamatan Mlati itu tidak menemukan adanya gelaja penyakit serangan jantung atau penyakit lain. Bahkan sebelum berangkat ke tanah suci, ia tampak sehat bugar. Maka itu kematiannya diduga karena faktor usia.

Jenazah Djumirah sendiri sudah dimakamkan kemarin (12/9) siang di pekuburan Ma'la.

Sementara itu, Putra bungsu almarhumah, Nur Batin Kuncoro, 40, ketika diberitahu oleh pihak kemenag Sleman tentang musibah ini merasa bahagia karena sang ibu meninggal di Tanah Suci.

"Alhamdulillah, Beliau kabarnya meninggal sesudah shalat tahajud. Masih pakai mukena waktu tidur," kata Nur Batin di rumah duka.

Sebelum pergi ke Tanah Suci, Djumirah sempat berpesan kepada anak-anak dan cucu serta cicitnya untuk selalu rukun.

Kini, keluarga sedang menanti sertifikat kematian dari pemerintah Arab Saudi untuk mengurus santunan kematian.

Djumirah Karto temon meninggalkan 6 anak, 14 cucu dan 13 cicit. Di mata keluarga, almarhumah adalah sosok yang energik, lincah, pekerja keras dan tak pernah mengeluh. Usai ditinggal wafat suaminya, Gito Dimulyo pada 1994, Djumirah menghidupi keluarganya dengan bertani dan berdagang.
Next article Next Post
Previous article Previous Post