Sering Terpapar Asap Rokok Temannya, Pria Ini Harus Kehilangan Pita Suara Dan Bernapas Lewat Selang

Sering Terpapar Asap Rokok Temannya, Pria Ini Harus Kehilangan Pita Suara Dan Bernapas Lewat Selang

author photo
Sering Terpapar Asap Rokok Temannya, Pria Ini Harus Kehilangan Pita Suara Dan Bernapas Lewat Selang

Sering Terpapar Asap Rokok Temannya, Pria Ini Harus Kehilangan Pita Suara Dan Bernapas Lewat Selang

Pelarangan tentang bahaya rokok memang tak hanya terpampang jelas dalam berbagai bungkus rokok itu sendiri, namun juga sudah disosialisasikan di berbagai tempat umum. Hal ini karena dampak dari rokok bukan hanya berlaku pada diri sendiri, namun juga akan dirasakan oleh orang di sekitarnya.

Bahaya menjadi perokok pasif tak hanya dirasakan oleh mereka yang sedang hamil saja karena ternyata seorang pria yang sering berkumpul saat yang lain merokok pun berpotensi terkena efek dari rokok tersebut.

Salah satunya adalah pria bernama Pak Marmin yang telah menjalani operasi akibat menjadi perokok pasif atau orang yang tidak merokok namun sering terpapar asap rokok orang lain.

Foto Pak Marmin kemudian diunggah oleh akun Facebook bernama Samuel Sormin yang menjelaskan bahaya rokok yang tak hanya dirasakan oleh perokoknya saja, namun juga oleh orang di sekitarnya.

Pak Marmin mengalami tumor pita suara sehingga membuat pihak medis harus mengangkat pita suaranya. Nampak jelas di foto bagaimana terdapat selang putih yang menempel di lehernya dan tembus ke dalam dengan ditutupi oleh perban putih.

Sering Terpapar Asap Rokok Temannya, Pria Ini Harus Kehilangan Pita Suara Dan Bernapas Lewat Selang

Foto tersebut diambil usai dirinya menjalani pengangkatan tumor pita suara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lampung. Kesehariannya yang bekerja di bengkel membuat aktivitas merokok menjadi bebas tanpa batas sehingga meski dirinya tidak merokok, tetap paparan asapnya secara langsung ikut terhisap.

Dari keterangan keluarganya, Pak Marmin harus merelakan pita suaranya diangkat dan tenggorokan serta saluran menuju hidung pun diangkat semua. Sementara untuk pengangkatannya pihak medis harus menyayat setengah lehernya.

Karena saluran menuju hidung sudah diangkat, hidung Pak Marmin pun sudah tidak ada gunanya lagi. Untuk bernapas, ia mengandalkan selang yang terpasang di lehernya dan tentu saja tanpa ada filter layaknya hidung sehingga kondisi lingkungan tempat ia berada harus steril dari debu dan asap.

Agar tidak menjalar, dokter kemudian melakukan penyinaran di seluruh leher yang membuat leher Pak Marmin panas dan menghitam. Sungguh sebuah pengobatan yang menyiksa akibat kelalaian dan tidak menghargai kesehatan diri sendiri.

Dengan dibantu oleh anaknya sebagai penerjemah, Pak Marmin berpesan agar menjauhi rokok dan juga paparan asap dari rokok orang lain.

“DEK, JAUHI ROKOK YA, ASAP ROKOK JAUHI, FOTO SAJA BAPAK! TUNJUKKAN SAMA TEMAN-TEMANNYA, BIAR JANGAN MEROKOK LAGI.”

Karenanya bagi yang kini masih senang merokok, jika pun sulit untuk melepaskan kebiasaan tersebut, hargailah kesehatan orang lain. Terlebih lagi jika merokok di dalam rumah, maka istri dan anak bisa jadi akan merasakan seperti yang Pak Marmin alami.

Sementara bagi yang tidak merokok, meski tidak menghisap batang rokok, sebaiknya jauhi ketika teman atau keluarga sedang merokok. Jangan merasa bahwa asap rokok tidak menimbulkan bahaya karena buktinya telah jelas seperti yang dialami oleh Pak Marmin.
Baca Juga: Berhenti Merokok Selama 3 Tahun, Hadiahnya Umroh. Begini Caranya!
Semoga kita mau saling menghargai dan akan lebih baik lagi jika kebiasaan merokok dapat dihilangkan. Wallahu A’lam

Next article Next Post
Previous article Previous Post