Demi Jadikan Anaknya Seorang Dokter, Polisi Ini Rela Sampingan Berjualan Nasi Goreng

Demi Jadikan Anaknya Seorang Dokter, Polisi Ini Rela Sampingan Berjualan Nasi Goreng

author photo
Sudah menjadi hal yang wajar jika orangtua ingin bisa melihat anaknya lebih baik dan sukses dibandingkan dirinya sendiri. Para orangtua pun akan melakukan apa saja yang mereka mampu demi mewujudkan hal tersebut.

Demi Jadikan Anaknya Seorang Dokter, Polisi Ini Rela Sampingan Berjualan Nasi Goreng
Aiptu Sutrisno sampingan dengan berjualan nasi goreng (JIBI Photo/Semarangpos.com)
Itu juga yang dilakukan oleh seorang anggota Polrestabes Semarang bernama Aiptu Sutrisno yang rela berjualan nasi goreng demi membiayai anaknya yang sedang berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip).

Profesi yang telah dilakoninya sejak 3 tahun lalu tersebut dilakukan pada malam hari di depan kompleks pertokoan Jalan Sultan Agung Semarang usai bertugas di Unit Inafis Polrestabes Semarang. Ia pun tak merasa malu berprofesi sampingan sebagai pedagang nasi goreng setiap malamnya.

Dengan penuh kesabaran, ia membiayai kuliah kedua anaknya yakni Ayu Anggraeni (22 tahun) yang berkuliah di Fakultas Kedokteran Undip dan Yulistyo Dewantoro (20 ) yang berkuliah di Universitas Pandanaran.

“Demi dua anak, saya perjuangkan bisa terus mencari uang dengan halal. Pokoknya saya usahakan mati-matian untuk biaya kuliah kedua anak saya, terutama yang di Kedokteran Undip yang butuh biaya ekstra,” beber Sutrisno seperti dikutip dari Solo Pos, Jumat (24/3/2017) malam.

Diungkapkannya bahwa gaji sebagai seorang polisi tidak cukup membiayai kuliah kedua anaknya, terutama yang berkuliah kedokteran. Alasan menjadi pedagang nasi goreng pun dikarenakan ia senang memasak.

Berawal dari belajar kepada seorang teman yang juga pedagang nasi goreng selama sepekan, Aiptu Sutrisno percaya diri membuka warungnya di tahun 2014 dan kini semakin banyak diminati warga.

“Saya cuma modal kursus memasak selama sepekan. Kebetulan [kursus] sama penjual nasi goreng yang sudah lama kenal dan akrab. Dulunya saya pelanggan dia,” beber Sutrisno.

Disebutkannya bahwa ia tidak memiliki modal yang banyak yakni hanya 2 juta dan itu pun terserap habis untuk pembuatan gerobak. Adapun lokasi jualannya merupakan bantuan dari koleganya saat bertugas di akademi kepolisian.

“Teman itu bernama Agus Triharto. Dia yang meminjami tempat jualan disini. Sampai saat ini saya bersyukur sudah bisa jualan,” ungkapnya.

Aiptu Sutrisno menuturkan bahwa setiap harinya ia bisa menghabiskan tiga kilo beras untuk membuat nasi goreng. Namun jumlah tersebut bisa meningkat di akhir pekan.

Polisi yang masih tinggal di rumah kontrakan di Srikaton Barat Gang IV Semarang Barat tersebut biasanya hanya mampu menjual 50 porsi nasi goreng dengan harga satu porsinya 12 ribuan.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post