Kisah Seorang Mantan Nasrani Yang Bertemu Dajjal di Zaman Rasulullah

Kisah Seorang Mantan Nasrani Yang Bertemu Dajjal di Zaman Rasulullah

author photo
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah selesai shalat, beliau duduk diatas mimbar sambil tersenyum beliau bersabda, “Agar supaya setiap orang menetapi tempat sholatnya”, kemudian beliau bersabda: “Apakah kalian mengerti kenapa aku mengumpulkan kalian?”

Kisah Seorang Mantan Nasrani Yang Bertemu Dajjal di Zaman Rasulullah
Ilustrasi


Para sahabat menjawab: “Allah dan Rosulnya lebih mengetahui”

Rasulullah bersabda: ”Demi Allah sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk, akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dariy yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasrani datang padaku kemudian berbaiat dan memeluk agama islam. Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yan pernah aku katakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.

Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau di (tengah) laut di daerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) (di tempat yang) lebih dekat dengan kapal.

Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat (sehingga) mereka tidak dapat memperkirakan mana bagian belakang (ekornya) dan mana bagian depan (kepalanya) karena bulunya yang terlalu banyak.

Mereka berkata: ”Celaka kamu, (hewan jenis ) apakah kamu ini? ”Ia menjawab: ”Saya adalah Al-Jassasah. “Mereka bertanya: ”Apakah Al-Jassasah itu?” (tanpa menjawab) Ia berkata: ”Wahai kaum pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”

Tamim ad Dari berkata: ”Ketika hewan itu telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun ketakutan bahwa ia adalah setan.” Tamim berkata: “Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, di sana terdapat seorang manusia yang paling besar yang (pernah) kami lihat, dalam keadaan terikat belenggu yang sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke lehernya di antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.

Kami berkata: ”Celaka, siapakah kamu ini?’ ia menjawab: ”Takdir telah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepadaku, maka kabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab: ”Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berguncang, lalu ombak mengombang-ambingkan kami selama satu bulan dan kami berlabuh (terdampar) di pulaumu ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya karena banyak bulunya. Maka kami berkata: “Celaka kamu, (hewan jenis) apakah kamu ini?’

Ia menjawab: ”Aku adalah Al-Jassasah.” Ia berkata: ”Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.”

Laki-laki besar yang terikat itu berkata: ”Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon kurma yang ada di (daerah) Baisan!” Kami berkata: ”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia berkata: ”Saya menanyakan tentang pohon-pohon kurma apakah berbuah?” Kami menjawab: “Ya” Ia berkata: “Adapun pohon-pohon kurma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.”

Kemudian ia berkata lagi: ”Beritakanlah kepadaku tentang laut Tobariyah (Tiberia)!” Mereka berkata: ”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia bertanya: ”Apakah ada airnya?” Kami menjawab: “Laut itu airnya sangat banyak.” Ia berkata: “Adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.”

Kemudian ia berkata lagi: “Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zaghor!.” Mereka menjawab: “Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia bertanya: “Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zaghor itu?” Kami menjawab: “Benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.”

Lalu ia berkata lagi: “Beritakanlah kepadaku tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?” Mereka menjawab: “Dia telah keluar dari Mekah dan tinggal di Yatsrib (sekarang Madinah).” Lalu ia bertanya: “Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?” Kami menjawab: “Ya.” Ia bertanya: “Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?”

Maka kami memberitahukan kepadanya bahwa ia (Nabi) itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya. Lalu ia berkata: “Apakah itu semua telah terjadi?” Kami menjawab: “Ya” Ia berkata: “Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya. dan sungguh aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah Al-Masih (Ad-Dajjal) dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar.

Maka aku akan keluar dan berjalan (menjelajah) di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah (Madinah), kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.”

Fatimah Binti Qais berkata: ”Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda sambil menghentakkan tongkat pendek beliau diatas mimbar, ‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ ”

Para sahabat menjawab: ”Benar.” Beliau Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Saya tertarik dengan cerita Tamim Ad-Dariy, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat Dajjal) terletak di laut Syam atau laut Yaman? Tidak tapi dia di arah timur, dia di arah timur, dia di arah timur. Ia (perempuan) berkata: ”(Hal) ini saya hafalkan dari Rosululloh shallallohu alaihi wasallam.”

Baca Juga: Ini Ciri-ciri Dajjal dan Imam Mahdi Yang Jarang Diketahui

Kisah Seorang Mantan Nasrani Yang Bertemu Dajjal di Zaman Rasulullah ini juga bisa dilihat di kitab online aslinya : شرح النووي على مسلم

Wallahu A’lam
Next article Next Post
Previous article Previous Post