'Dan Rendahkanlah Dirimu Terhadap Mereka Berdua Dengan Penuh Kasih Sayang'

'Dan Rendahkanlah Dirimu Terhadap Mereka Berdua Dengan Penuh Kasih Sayang'

author photo
Semua manusia pasti memiliki orang tua, baik yang masih dapat kita kecup tangannya ataupun yang sudah tiada. Ibu bapak yang nun jauh di sana ataupun yang kita mintai izin setiap harinya. Telah jelas bahwa kedua orang tua sangat berjasa kepada kita. Betapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan untuk kita.

'Dan Rendahkanlah Dirimu Terhadap Mereka Berdua Dengan Penuh Kasih Sayang'


Mulai dari kita kecil hingga sekarang. Mereka mengorbankan raga, harta, waktu, dan lainnya demi kita. Sudah sepatutnya kita menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya. Islam telah mengatur segala hal termasuk menjunjung hak-hak kedua orang tua kita dan mengajarkan untuk berbuat baik pada keduanya.

Allah subhanahu wa ta`ala berfirman dalam kitab-Nya yang agung:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS. Al-Israa’: 23-24)

Dari ayat di di atas kita tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk berbakti pada keduanya dengan berbuat baik kepada mereka. Allah menggandengkan perintah berbuat baik pada kedua orang tua setelah perintah menyembah-Nya. Hal ini menandakan betapa pentingnya berbuat baik pada keduanya.

Pendapat Ibnu Katsir rahimahullah tentang maksud firman Allah Ta’ala ini adalah berlaku rendah hati kepada keduanya. Sedangkan, pendapat Imam al-Qurtubi tentang maksud firman Allat Ta’ala yang berbunyi, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang" ini adalah berlaku kasih, sayang, dan tunduk kepada keduanya, seperti tunduknya seorang rakyat kepada rajanya atau tunduknya seorang budak kepada tuannya. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Sa’id bin Musayyab.

Perintah yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada seroang anak untuk tunduk kepada kedua orang tuanya dengan menggunakan kata "janaah" (Sayap" adalah seperti halnya merunduknya sayap burung manakala dia merangkul anak-anaknya. Sedangkan maksud kalimat "adzdzulli" adalah lembut.

Menurut pendapat Imam al-Qurtubi berdasarkan ayat Al-Quran ini, seorang anak harus berlaku secara lembut kepada kedua orang tuanya, baik dalam perkataan, diam, dan cara memandang. Seorang anak tidak boleh memangdang orang tuanya dengan pandangan yang tajam karena pandangan yang seperti ini adalah sebuah pandangan kemarahan.

Dia juga berpendapat bahwa kata "min" yang terdapt dalam ayat "minarrahmah" untuk menjelaskan jenis. Maksudnya, ketundukan seorang anak kepada orang tuanya lahir dari rasa sayang yang ada dalam hatinya, bukannya dengan cara yang dibuat-buat.

Setelah itu, Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk menyayangi dan mendoakan orang tuanya. Menyayanginya sebagaimana halnya mereka dulu menyayangi Anda ketika msih kecil dan mengasihi mereka sebagaimana halnya mereka dulu mengasihi Anda ketika masih kecil.

Ketika masih kecil, Anda tidak tahu apa-apa dan selalu membutuhkan pertolongan kedua orang tua Anda. Mereka mendahulukan Anda daripada diri mereka sendiri. Anda membuat mereka begadang untuk menjaga Anda. Mereka siap untuk merasa lapar demi membuat Anda kenyang. Mereka rela telanjang agar Anda bisa mengenakan pakaian. Maka dari itu, Anda tidak akan bisa membalas budi kedua orang tua Anda, kecuali dengan cara Anda mengasuh mereka ketika mereka telah lanjut usia, sebagaimana halnya mereka mengasuh Anda ketika kecil. Dalam kondisi umur yang renta ini, orang tua memiliki hak untuk didahulukan dalam segala hal.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda:

"Seorang anak tidak akan dapat membalas budi bapaknya, kecuali bila dia mendapatkan bapaknya berada dalam kondisi perbudakan, maka dia beli bapaknya dan kemudian dia merdekakan bapaknya."

Dalam kitab Mahaasinut-Tawiil, penafsiran al-Qaasimi terhadap firman Allah Ta’ala, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman, adalah lembutkanlah dirimu terhadap mereka dengan cara menyamakan ketundukan anak terhadap orang tua dengan kondisi sayap buruk. Sesungguhnya burung jika ingin mendarat, dia turunkan sayapnya.

Berkata `Urwah bin Zubair radhiyallahu`anhu mengenai firman Allah subhaanahu wa ta’ala,

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”. (QS. Al-Isra`: 24)

Yaitu “Jangan sampai mereka berdua tidak ditaati sedikit pun.” (ad-Durul Mantsur 5/259) (1)


Jasa orang tua kita

Tidak dipungkiri bahwa orang tua memiliki keutamaan atas anak-anak mereka berdua. Merekalah yang menjadi jalan lahirnya seorang anak, mereka berdua telah mendidik anak ketika kecil, hingga kelelahan karena terlambatnya waktu istirahat, mengawasi semalaman sehingga berkurangnya waktu tidur. Ibulah yang mengandung sang anak di dalam perutnya, hidup dengan tergantung pada makanan dan kesehatan ibunya selama sembilan bulan lamanya. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firmannya:

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

”Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah.” (QS. Luqman: 14)(2)

Syaikh Abdul muhsin Al-Qosim berkata, “Ibumu (yang selama sembilan bulan) mengandungmu dalam keadaan lemah, dan semakin bertambah kelemahannya, dengan kesakitan yang selalu dialaminya, semakin engkau tumbuh maka semakin terasa berat yang dirasakannya dan semakin lemah tubuhnya. Kemudian tatkala akan melahirkanmu ia mempertaruhkan nyawanya dengan sakit yang luar biasa, ia melihat kematian dihadapannya namun ia tetap tegar demi engkau. Tatkala engkau lahir dan berada di sisinya maka hilanglah semua rasa sakit itu, ia memandangmu dengan penuh kasih sayang, ia meletakkan segala harapannya kepadamu. Kemudian ia bersegera sibuk mengurusmu siang dan malam dengan sebaik-baiknya di pangkuannya, makananmu adalah susunya, rumahmu adalah pangkuannya, kendaraanmu adalah kedua tangannya. Ia rela untuk lapar demi mengenyangkanmu, ia rela untuk tidak tidur demi menidurkanmu, ia mendahulukan kesenanganmu di atas kesenangannya. Ia sangat sayang kepadamu, sangat mengasihimu.”

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf:15)

Begitu juga bapak kita yang berusaha untuk menghidupi kita dan menguatkan kita dari sejak kita kecil hingga menjadi kita yang sekarang. Bapak juga berusaha mendidik dan mengarahkan kita dari kecil yang ketika itu kita tidak memiliki pengetahuan tentang apa yang merugikan dan bermanfaat untuk diri kita sendiri. Oleh sebab itu Allah memerintahkan seorang anak untuk berbuat baik dan berterima kasih pada kedua orang tuanya, sebagaimana firman Allah ta`ala:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(QS. Luqmaan: 14)

Wallahu A'lam.

Next article Next Post
Previous article Previous Post