Begini Cara Cerdas KH As'ad Syamsul Arifin Ajak Gembong Preman Laksanakan Shalat Jumat

Begini Cara Cerdas KH As'ad Syamsul Arifin Ajak Gembong Preman Laksanakan Shalat Jumat

author photo
Salah satu tugas bagi seorang dai adalah mengajak manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah, tanpa memandang apakah orang tersebut shaleh ataupun belum. Hal ini juga yang dilakukan oleh seorang pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo Jawa Timur, KH As’ad Syamsul Arifin yang menyuruh para preman termasuk gembongnya untuk melaksanakan shalat Jumat.

Begini Cara Cerdas KH As'ad Syamsul Arifin Ajak Gembong Preman Laksanakan Shalat Jumat

Dilansir dari situs NU, menurut salah seorang santrinya yang bernama H Ikrom Hasan disebutkan bahwa KH As’ad tak hanya memiliki keilmuan agama yang mumpuni, namun juga memiliki ilmu bela diri yang sulit dilawan oleh preman sekalipun. Tak heran jika preman ataupun jawara segan dengan kiai tersebut. Bahkan mereka mau mematuhi apa yang menjadi perintahnya.

Meski demikian, Kiai As’ad tidak secara langsung memerintah seseorang untuk melaksanakan ibadah, terlebih kepada yang awam. Menurutnya hal tersebut bukanlah cara yang tepat untuk diterapkan dalam berdakwah.

Cara yang dilakukan oleh Kiai As’ad cukup cerdas yakni dengan mengumpulkan para preman dan gembongnya dalam sebuah pertemuan. Di sana beliau kemudian meminta tolong kepada gembong atau kepala preman untuk menjaga sandal para jamaah yang melaksanakan shalat Jumat karena seringkali hilang.

"Sandal jamaah di masjid ini sering hilang kalau sholat Jumat, saya bisa minta tolong untuk menjagakannya agar tidak hilang?" pinta Kiai As'ad.

Kepala preman itu pun menyanggupinya dan mengatakan bahwa hal itu merupakan suatu yang mudah dan ia siap melakukannya.

Maka setelah pertemuan diakhiri dan hari Jumat pun tiba, gembong preman tersebut sudah berada di dekat masjid untuk menjaga agar tidak ada sandal yang hilang. Sesudah beberapa Jumat berselang, pikiran gembong preman pun merasakan ada yang aneh. Ia merasa bahwa ia tidak pantas untuk melakukan tugas tersebut dan harusnya ikut shalat serta sandalnya dijaga oleh bawahannya.

"Masak sih saya menjaga sandal tukang becak, penjual kacang dan orang-orang remeh itu, Seharusnya saya juga sholat dan sandal saya yang dijaga," imbuhnya.

Tanda tanya besar itu pun ia ajukan kepada Kiai As’ad dan ketika ditanya siapa nanti yang akan menjaga sandal, dengan tegas preman tersebut menjawab, "Tenang, Kiai, Saya punya banyak anak buah. Biar mereka yang menjaga, saya yang sholat," tegasnya.

Kiai As’ad pun berucap syukur atas hidayah yang Allah berikan kepada gembong preman tersebut. Ternyata pemikiran gembong preman menular kepada bawahannya sehingga satu persatu memutuskan untuk ikut melaksanakan shalat Jumat.

Demikianlah cara Kiai As’ad mendakwahkan ajaran Islam yang penuh kearifan dan tanpa paksaan. Bahkan ia senantiasa mendoakan para preman tersebut agar diberikan hidayah.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post