Ahok Kembali Membual, Ngaku-ngaku Murid Gusdur dan Kenal Dekat dengan Jenderal M Yusuf

Ahok Kembali Membual, Ngaku-ngaku Murid Gusdur dan Kenal Dekat dengan Jenderal M Yusuf

author photo
Pakar Hukum Pidana Universitas Muhammdiyah Jakarta, Chairul Huda menuturkan, eksepsi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut dirinya murid Gus Dur bukan sebuah hak ingkar.

"Bukan hak ingkar. Dia membual," kata Chairul ketika dikonfirmasi, Jumat (16/12).

Ahok Kembali Membual, Ngaku-ngaku Murid Gusdur dan Kenal Dekat dengan Jenderal M Yusuf


Chairul menambahkan, eksepsi Ahok yang membawa nama Gus Dur dan mengaku dekat dengan keluarga Jenderal Yusuf supaya menarik simpati hakim. Padahal membawa nama Gus Dur dan Yusuf tidak mempengaruhi penilaian hakim.

"Kalau ngaku-ngaku murid Gus Dur, kenal dekat dengan keluarga Jenderal Yusuf ya itu bisa saja hal-hal yang dia sampaikan menarik simpati hakim. Padahal hakim bukan orang sembarangan yang bisa dia pengaruhi dengan cerita-cerita tersebut," tegas Chairul.

Sebelumnya, dalam persidangan perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah resmi digelar di PN Jakarta Utara.

Dalam persidangan itu, Ahok sempat menyebut dirinya dekat dan sebagai murid Gus Dur. Tidak hanya itu, Ahok juga mengaku dekat dengan M Yusuf.



Ahok Berdusta Sebut Jenderal Jusuf Saudara Kandung Ayah Angkatnya

Penyataan-pernyataan yang disampaikan terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat sidang perdananya yang berlangsung Selasa (13/15) lalu mengundang reaksi berbagai pihak. Salah satunya yang ramai dibicarakan adalah saat Ahok dengan terbata-bata menyampaikan jika dia memililiki saudara angkat dan ayah angkat dari keluarga Muslim bernama Andi Baso Amir.

Dalam pembelaannya, Ahok sambil menangis menyebutkan bagaimana mungkin dia menista agama orang tua dan saudara-saudara angkatnya yang sangat ia sayangi. Ahok pun menyebutkan jika Andi Baso Amir adalah mantan Bupati Bone dan adik kandung Jenderal Purnawirawan M Jusuf.

Menanggapi hal itu, salah seorang deklarator Komite Perjuangan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Sulawesi Selatan, Azwar Hasan menilai Ahok telah melakukan pembohongan. "Ahok berbohong mengatakan bahwa Andi Baso Amir saudara kandung Jenderal M Jusuf," kata Azwar kepada Republika.co.id, Kamis (15/12).

Menurutnya, Ahok telah melakukan kesalahan berikutnya dengan menyeret tokoh masyarakat Bugis yang menjadi panutan bagi warga Sulsel khususnya. Salah satu keponakan Jenderal Purnawiran M Jusuf, Andi Herry Iskandar, mengklarifikasi bahwa Andi Baso Amir memang bukan adik kandung Jenderal M Jusuf. Mantan Wakil Wali Kota Makassar ini menjelaskan, ayah Jenderal M Jusuf adalah H Andi Tappu, arung atau Raja Kajuara, Bone.

Andi Tappu memiliki beberapa orang istri, salah satunya adalah Andi Baba Petta Bunga. Dari pernikahannya ini lahirlah empat orang anak yakni Jenderal Purn AM Jusuf (meninggal 2004), Petta Cipaung (meninggal sejak lama),  Andi Ishak (meninggal 1984) dan Andi Iskandar yang merupakan ayah Andi Heri (meninggal 1989).

Lalu Andi Tappu juga pernah menikah dengan Petta Sonna dan mempunyai seorang anak bernama: HA Baso Amir. Baso Amir inilah yang menjadi ayah angkat Ahok.

Karena lontaran pengakuan Ahok di persidangan itu pula, Herry selaku wakil keluarga besar Jendral M Jusuf di Makassar mengaku banyak dihubungi orang dan mempertanyakan hal itu. Mereka menyampaikan protes atas ucapan Ahok yang menyebuyt-nyebut nama Jenderal M Jusuf di persidangan itu. "Saya capek dan mulai terganggu dengan pertanyaan orang-orang mengenai hal itu," kata Andi Herry seperti dilansir Republika.co.id, Kamis (15/12).



Wasekjen PKB: Mana Ada Ahok Dididik Almarhum Gus Dur

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan bahwa ‎Presiden RI ke-4 almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak pernah mendidik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hal itu merupakan klaim Ahok dalam nota keberatannya di sidang perdana kasus dugaan penistaan agama yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tadi.

"Mana ada Ahok dididik almarhum Gus Dur," kata‎ Wakil Sekretaris Jenderal PKB Lukman Edy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/12/2016).

Dikatakannya, justru pihaknya yang memperkenalkan Ahok ke Gus Dur saat menjadi calon bupati Belitung Timur. "Gus, ini ada yang mau nyalon jadi bupati Belitung Timur, kenal sama Gus Dur juga baru saat mau nyalon aja," tutur ‎Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Diketahui, Gubernur DKI jakarta nonaktif ini membawa-bawa nama almarhum Gus Dur saat membacakan nota keberatannya tadi di sidang perdana.

Berikut sepotong nota keberatan Ahok yang membawa-nama nama Almarhum Gus Dur :

‎‎Majelis Hakim yang saya muliakan.

Saya berani mencalonkan diri sebagai Gubernur, sesuai dengan amanah yang saya terima dari almarhum Gus Dur, bahwa gubernur itu bukan pemimpin tetapi pembantu atau pelayan masyarakat.

Itu sebabnya, dalam pidato saya setelah pidato almarhum Gus Dur pada tahun 2007, saya juga mengatakan bahwa menjadi calon gubernur, sebetulnya saya melamar untuk menjadi pembantu atau pelayan rakyat.

Apalagi, saya melihat adanya fakta, bahwa ada cukup banyak partai berbasis Islam, seperti di Kalimantan Barat, Maluku Utara, dan Solo juga mendukung calon gubernur, bupati, wali kota non-Islam di daerahnya.

Untuk itu, saya mohon izin kepada majelis hakim, untuk memutar video Gus Dur yang meminta masyarakat memilih Ahok sebagai gubernur saat Pilkada Bangka Belitung tahun 2007, yang berdurasi sekitar sembilan menit.

Majelis Hakim yang saya muliakan.

Saya ini hasil didikan orang tua saya, orang tua angkat saya, Ulama Islam di lingkungan saya, termasuk Ulama Besar yang sangat saya hormati, yaitu Almarhum Kyai Haji Abdurahman Wahid.

Yang selalu berpesan, menjadi pejabat publik sejatinya adalah menjadi pelayan masyarakat. Sebagai pribadi yang tumbuh besar di lingkungan umat Islam, tidaklah mungkin saya mempunyai niat untuk melakukan penistaan agama Islam dan menghina para Ulama, karena sama saja, saya tidak menghargai, orang-orang yang saya hormati dan saya sangat sayangi.
 ‎

Next article Next Post
Previous article Previous Post