Sering Mimpi Berada Di Tanah Suci, Hantarkan Kakek Ini Masuk Islam Dan Peroleh Umroh Gratis

Sering Mimpi Berada Di Tanah Suci, Hantarkan Kakek Ini Masuk Islam Dan Peroleh Umroh Gratis

author photo
Mimpi memang penuh misteri, bahkan bisa menjadi sebuah tanda bagi mereka yang mau mentafakurinya. Itu juga yang dialami oleh seorang kakek bernama Muhammad Ridho alias Apin (57 tahun).

8 tahun silam ia kerap mendapatkan mimpi berada di tanah suci. Lantaran mimpi tersebut, kakek bernama asli Tjhang Tiam Pin ini kemudian mencari tahu tentang agama Islam dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

Sering Mimpi Berada Di Tanah Suci, Hantarkan Kakek Ini Masuk Islam Dan Peroleh Umroh Gratis
Muhammad Ridho alias Apin yang mendapatkan kesempatan untuk umroh gratis (Dhita Mutiasari/Tribunpontianak.co.id)
"Di dalam mimpi saya dibawa para ustad pakai unta naik turun gunung sampai ke Mekkah," kenangnya, sebagaimana dikutip dari Tribun Pontianak, Selasa (22/11/2016).

Di dalam mimpi tersebut ia juga dengan jelas melihat Ka’bah dan banyak muslim yang melakukan ibadah dengan sangat rapi.

“Saya memutuskan mualaf pergi sendiri ke Kantor Urusan Agama (KUA) Mempawah Hilir,” ucapnya.

Warga Jalan Raden Iskandar yang kini mengelola kantin di Terminal Mempawah ini juga menuturkan bahwa petugas KUA yang bernama Mujadi saat itu juga menyuruhnya untuk berkhitan jika ingin sempurna menjadi seorang muslim.

Akhirnya Apin berkhitan di daerah bapak angkatnya dan mengganti nama menjadi Muhammad Ridho.

“Saya khitan di tempat bapak angkat Sungai Kunyit. Hari ini saya sunat, 3 hari berikutnya sembuh total,” ungkapnya.

Ternyata setelah menjadi mualaf, cobaan mulai berdatangan. Terlebih di lingkungan sekitarnya yang mengucilkan bahkan mencaci maupun menghinanya. Meski demikian kakek tersebut tetap tegar dengan keyakinannya.

"Saya dibilang penipu pembohong tidak saya percaya masuk Islam. Dibilang mustahil tidak pernah shalat. Saya kira tak perlu tahu,kalian tak perlu menasehatkan saya," tuturnya.

Padahal yang diinginkannya bukanlah cacian, melainkan bimbingan ataupun binaan. Bahkan segelintir orang tega mengatakan bahwa makanan yang dijualnya tidak halal.

"Saya minta doanya jangan ada yang benci dengan saya, binalah saya. Apa yang dikenakan ke saya itu fitnah," ujarnya.

Meski banyak yang tidak suka, namun M Ridho tetap berusaha menjadi muslim yang taat dengan melaksanakan segala aturan Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Meski demikian, ia mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat muslim yang masih enggan untuk melaksanakan shalat ataupun kewajiban yang lainnya.

"Prihatin banyak yang masih tidak menjalankan shalat dan melakukan hal yang tidak dibenarkan," lanjutnya.

Setelah menjadi mualaf, M Ridho kemudian bermimpi kembali berada di tanah suci ataupun sering keluar masuk masjid.

Tak lama setelah mimpi itu, salah seorang tetangganya yang bernama Safran mengajak untuk mengikuti kegiatan safari fajar yang merupakan program Pemerintah Kabupaten untuk menggemarkan masyarakat melaksanakan shalat subuh ke masjid-masjid secara berkeliling.

"Karena saya dirumah tidak ada apa-apa dikerjakan, diajak pak Safran, dibilangnya kamu mau ikut tidak, biar kamu tenang, setiap hari Jumat, kalau mau ikut saja," ucap Ridho menirukan Safran.

Melihat peluang baik tersebut, M Ridho pun tidak menyia-nyiakannya dan hingga saat ini ia rutin mengikuti safari fajar selama bertahun-tahun.

"Kalau safari fajar, hujan tidak hujan, satu kali tinggal tak mau saya, sakit tetap masih pergi. Kalau tidak pergi rasanya sayang," ungkapnya.

Ridho pun enam bulan yang lalu memutuskan untuk berhenti berjualan gorengan yang telah bertahun-tahun menjadi penghidupannya sejak lulus sekolah dasar.

"Saya jualan gorengan sejak harganya 10 rupiah baru berhenti 6 bulan lalu. Sekarang mengelola kantin dan miliki 3 anak buah," jelasnya.

Perjuangannya untuk istiqomah melaksanakan shalat berjamaah pun membuahkan hasil nyata yakni mendapatkan kesempatan untuk melakukan umroh gratis. Sebelumnya ia sempat bermimpi didatangi oleh Bupati yang menawarinya umroh.

"Sebelum saya diumrahkan, saya mimpi bupati datang ke saya, pak bupati bilang pak Apin saya umrahkan kamu pak Apin," kenangnya.

Ternyata mimpi tersebut menjadi kenyataan dan ia sangat bersyukur kepada Allah sekaligus berterima kasih kepada Bupati Mempawah.

Ia pun berharap di tanah suci nanti bisa mendoakan istri dan anak-anaknya untuk memeluk agama Islam dengan ikhlas.

"Itu karena kita tidak bisa memaksa mereka. Hanya mudah-mudahan saya pergi umrah dapat mendoakan anak istri saya masuk Islam," pungkas bapak 7 anak dan 11 cucu ini sembari meminta dimudahkan saat berangkat hingga kepulangannya.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post