Meski Barang Bawaannya Sangat Berat, Penjual Sayur Ini Rela Tempuh Jarak Belasan Kilometer Demi Keluarga

Meski Barang Bawaannya Sangat Berat, Penjual Sayur Ini Rela Tempuh Jarak Belasan Kilometer Demi Keluarga

author photo
Masyarakat sekarang ini terutama kaum mudanya sangat mudah berputus asa dan berharap mendapatkan sesuatu secara instant. Padahal belum tentu kehidupan yang enak akan terus berpihak kepadanya. Bisa jadi esok hari Allah merubah kondisi kita dari yang berkecukupan menjadi tak memiliki apapun. Lantas masihkah bermanja-manja dan mudah putus asa?

Tengoklah sosok inspiratif bernama Astri Yohana yang setiap hari berjualan sayur mayur demi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Tak terbesit sedikit pun untuk berleha-leha ataupun menunggu pemberian orang lain.

Meski Barang Bawaannya Sangat Berat, Penjual Sayur Ini Rela Tempuh Jarak Belasan Kilometer Demi Keluarga
Bu Astri Yohana, penjual sayur yang berjalan kaki belasan kilometer (Zulkifli/Tribunpontianak.com)
Penjual sayur berumur 40 tahun tersebut merupakan seorang penjual sayur keliling yang mendatangi setiap rumah-rumah warga. Namun jika kebanyakan tukang sayur menggunakan gerobak ataupun kendaraan lainnya, Bu Astri justru hanya mengandalkan tubuhnya saja sebagai penopang berbagai bawaan yang sudah jelas sangat berat.

Dituturkan oleh warga KM 5 Nanga Pinoh Kabupaten Melawi ini bahwa dirinya sudah melakukan aktivitas berjualan keliling sejak 17 tahun yang lalu.

“Dari umur anak saya 4 tahun, saya jualan. Sekarang anak saya sudah umur 21 tahun,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Tribun Pontianak, Jum’at (7/10/2016)

Setiap harinya Bu Astri harus memikul beberapa keranjang yang berisi sayuran dalam jumlah yang cukup banyak. Bisa dibayangkan betapa lelahnya membawa jualan yang sangat berat tersebut, terlebih setiap hari dilakukan.

Yang lebih mengagumkan lagi dari perjuangannya adalah Bu Astri rela berkeliling dengan jarak belasan kilometer setelah berjualan di pasar dengan harapan agar sayuran yang dibawanya cepat laku.

“Keliling jalan kaki,” tuturnya.

Bu Astri sendiri membeli sayuran tersebut langsung dari para petani yang berada di Desa Tanjung Lay dan bermodalkan uang 500 ribu rupiah. Agar bisa mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan, ia pun harus bisa menjual semua sayuran tersebut. Terlebih dengan sayuran yang mudah layu, maka sesegera mungkin harus laku.

Meskipun perjuangannya sangat berat, namun ia masih bersyukur diberi rezeki oleh Allah untuk bisa menghidupi keluarganya.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post