Begini Kesaksian Syed Jalaludin Ketika Mengurus Jenazah Orang Bunuh Diri Karena Putus Cinta

Begini Kesaksian Syed Jalaludin Ketika Mengurus Jenazah Orang Bunuh Diri Karena Putus Cinta

author photo
Syed Jalaluddin, seorang pengurus jenazah dari Malaysia mempunyai sebuah pengalaman aneh ketika sedang mengurus jenazah orang yang bunuh diri karena cinta. Sehari-harinya beliau memang berprofesi sebagai seorang pengurus jenazah.

Begini Kesaksian Syed Jalaludin Ketika Mengurus Jenazah Orang Bunuh Diri Karena Putus Cinta
Syed Jalaluddin (peci putih), saat mengurus jenazah gantung diri karena cinta


Berikut adalah pengalaman beliau yang disitat dari akun facebook resminya.

“Ada perasaan enggan ketika mendapat panggilan dari sebuah rumah sakit untuk mengurus satu jenazah. Antara resah dan gelisah seakan bercampur tanpa henti. Namun karena ini adalah masalah tanggung jawab dan amanah, saya segera bergegas menuju rumah sakit dengan perasaan berat hati yang terus mengiringi.

Berbekal pengalaman sebelumnya, saya akhirnya mampu menguasai perasaan seperti ini. Saya hanya bisa berdoa agar jangan diuji oleh kesulitan atau dipertemukan dengan kejadian yang aneh-aneh karena siapalah saya yang mampu melawan kekuasaan Allah SWT. Saya senantiasa berdoa agar terus diberi kekuatan oleh Allah SWT, berharap pengurusan jenazah ini akan baik-baik saja.

Saya bersama dengan Ustaz Mohd Aidil Zainul Bahar dan tiga orang sahabat lainnya, segera berangkat ke rumah sakit dan langsung menuju ke kamar mayat. Sebelumnya saya mengisi beberapa dokumen penting sebelum pengurusan dilakukan.

Keluar Najis Tiada Henti

Akhirnya, tiba waktunya yang semakin membuat jiwa saya berdebar, padahal sudah bertahun-tahun lamanya saya mengurus jenazah. Namun untuk menyelesaikan pengurusan jenazah ini hingga selesai saya senantiasa berdoa agar diberikan kekuatan. Dengan mengucap bismillah saya menarik tirai jenazah secara perlahan-lahan.

Ketika membuka kain yang menutupi wajahnya, saya melihat situasi yang sangat mengerikan. Lidah jenazah itu terjulur dan wajahnya berkerut seakan menahan kesakitan yang sangat teramat berat. Ada banyak lebam bekas jeratan di lehernya.

Saya menghela sejenak, mencobauntuk mengumpulkan kekuatan yang ada beserta empat sahabat lainnya, mengangkat jenazah ke atas tempat pengurusan. Masing-masing memegang anggota tubuh jenazah, namun tanpa diduga, tangan dan bahu kami terasa sangat berat.

ALLAHU AKBAR! Jenazah ini sangat berat sekali, padahal fisiknya begitu kecil dan masih berumur sekitar 20-an. Bukan hanya sampai di situ saja, tenaga kami berempat kembali diuji tatkala menuju ke tempat mandi. Jarak yang dekat terasa amat jauh dan saya secara pribadi langsung kehabisan tenaga, begitu juga sahabat yang lain. Tapi saya tidak mengeluh dan di hati hanya berdoa agar Allah SWT membantu menyelesaikan tugas memandikan jenazah ini.

Kali ini Allah SWT benar-benar ingin memperlihatkan kekuasaan-Nya pada kami berlima. Sewaktu memandikan jenazah, najis yang keluar dari duburnya amat banyak dan tanpa henti keluar. Saya mengurut perlahan-lahan perutnya dengan tujuan ingin mengeluarkan semua najis yang tertinggal di badan jenazah. Setelah memastikan benar-benar bersih, saya mengeringkan jenazah dengan meratakan air pada anggota yang lain namun setiap kali tubuhnya digerakkan, setiap kali itulah najisnya masih keluar dalam jumlah yang banyak.

Kami meneruskan proses memandikannya hingga selesai dan ketika didapati najisnya telah berhenti, maka urusan kafan pun kami mulai. Namun masalah kembali muncul ketika kami mulai meletakkan jenazah di atas kain kafan. Sekali lagi proses pembersihan dilakukan dan kain kafan perlu ditukar segera. Kali ini saya menyumbat kapas sebanyak mungkin disamping doa yang tiada henti di dalam hati kepada Allah SWT agar mengampuni segala dosa jenazah ini semasa hidupnya. Alhamdulillah, tak berselang lama najisnya berhenti mengalir dan kami kembali meneruskan proses mengafani jenazah tersebut.

Perasaan lega itu ternyata hanya hinggap sejenak saja. Sekali lagi kami kembali diuji saat mengafani jenazah, darah terus mengalir dari mulut dan hidungnya. Keadaan seperti ini  sudah biasa kami temui ketika mengurus jenazah yang mengalami pendarahan di bagian dalam. Tanpa membuang waktu lagi, kami menyucikan darah tersebut dengan kapas dan jenazah bisa dishalatkan dan kemudian dikuburkan.

Gantung Diri karena Putus Cinta

Menyingkap sedikit latar belakang kematian jenazah, menurut kabar yang saya peroleh, pemuda ini meninggal dunia akibat gantung diri pada kipas angin di kamarnya karena putus cinta dan ditinggalkan oleh sang kekasih pujaan hati. Kekecewaannya semakin mendalam ketika tahu kekasihnya menikah dengan lelaki lain, keadaan ini memaksanya mengambil jalan singkat dengan cara bunuh diri.

Saya turut maklum bahwa keluarga si mayit tak mau mengurus jenazahnya dan setelah beberapa hari berada di kamar mayat, keluarganya pun masih enggan menuntut jenazah sehingga pihak rumah sakit menghubungi saya.

Peristiwa ini masih segar di ingatan saya meski telah lama berlalu. Saya menasihati para pembaca agar berhati-hati dalam bercinta. Carilah cinta Allah SWT dahulu niscaya Allah SWT akan menakdirkan cinta yang sejati buat kita. Senantiasa berpikiran positif dan mendekatkan diri pada Allah SWT agar setiap tindakan kita tidak tersasar ke arah kemungkaran dan jalan yang tidak diridhoi.

Semoga akhir hidup kita dalam keadaan khusnul khotimah dan jangan karena gagal bercinta terhadap makhluk malah mengantarkan kita menjadi tamu di gerbang neraka. Naudzubillah min dzalik.

"Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya pada hari kiamat, niscaya ia akan disiksa dengan cara seperti itu pula" (HR. Bukhari Dan Muslim)

"Barangsiapa bunuh diri dengan menggunakan besi, maka tangannya akan melukai perutnya sendiri dengan besi itu di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan cara minum racun, maka ia akan terus meminumnya di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa melompat dari tebing untuk bunuh diri, maka ia akan terus terjatuh di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya" (HR. Muslim)
Next article Next Post
Previous article Previous Post