Astaghfirullah, Setelah Dibunuh Pembantunya, Jenazah Shahabiyah Ini Dimasukkan Ke Karung

Astaghfirullah, Setelah Dibunuh Pembantunya, Jenazah Shahabiyah Ini Dimasukkan Ke Karung

author photo
KabarMakkah.Com – Banyak kisah shahabiyah yang bisa memberikan kepada kita sebuah pembelajaran yang berharga. Begitu juga dengan shahabiyah yang satu ini. Saat kaum muslimin tengah mempersiapkan diri menjelang Perang Badar, sang shahabiyah lantas dengan berani meminta izin untuk ikut berjihad bersama Rasulullah.

Astaghfirullah, Setelah Dibunuh Pembantunya, Jenazah Shahabiyah Ini Dimasukkan Ke Karung
Ilustrasi
“Wahai Rasulullah, izinkah saya ikut berjihad bersamamu.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian memberikan jawaban kepada muslimah yang termasuk dalam jajaran Assabiqul Awwalin ini. Rasulullah berkata, “Tinggallah engkau di rumahmu. Sungguh, Allah Ta’ala akan memberikan anugerah syahid kepadamu.”

Wanita muslimah tersebut bernama Waraqah Al Anshariyah yang merupakan salah satu wanita yang dibaiat langsung oleh Rasulullah. Kepadanya, Rasulullah menjuluki dan menyebutnya Syahidah. Beliau pun suatu hari mengajak para sahabat untuk mampir terlebih dahulu ke muslimah tersebut dengan ucapan, “Mari, kita berkunjung ke rumah Asy syahidah (orang yang akan mati syahid).”

Dengan julukan tersebut, membuat Waraqah begitu kian terberkahi. Tak hanya sosok yang cerdas, ia juga ikut turut serta dalam mengumpulkan setiap lembaran Al Quran dan mengumpulkannya menjadi bentuk mushaf.

Ia pun merupakan seorang dermawan dimana salah satu rumah yang dimilikinya, ia wakafkan kepada Rasulullah untuk dijadikan masjid. Rasul yang mulia pun menyuruh seorang sahabat untuk menjadi muadzin di sana.

Hari-hari sang muslimah selalu diisi dengan kebaikan serta ketaatan kepada Allah dan kepada Rasulullah. Ia juga memiliki perangai yang baik, meski kepada kedua pembantu yang bekerja di rumahnya.

Berawal dari menjanjikan kebebasan bagi kedua budak atau pembantunya tersebut setelah dirinya meninggal, akhirnya itulah ujung yang mengenaskan bagi dirinya. Meski begitu, gelar syahidah tetap melekat pada sosok muslimah yang selalu melakukan kebaikan semasa hidupnya.

Saat itu setelah Waraqah menyampaikan janji kepada kedua pembantunya, sebuah niat jahat pun muncul dari dua pembantu yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan tersebut. Keduanya secara diam-diam membunuh sang majikan dan memasukkan jasadnya kedalam sebuah karung. Mereka pun meletakkan jasad tersebut di samping rumah sang majikan.

Saat itu merupakan masa kekhalifahan Umar bin Khattab dan ia selang beberapa hari menemui kejanggalan setiap kali melewati rumah sang syahidah.

“Sungguh aku tidak mendengar bibiku (Ummu Waraqah) membaca Al Quran di rumahnya.” Ucap Umar.

Didorong rasa penasarannya, akhirnya ia pun memberanikan diri masuk dan didapati rumah tersebut sangat sepi dan kosong. Ia kemudian mencari ke seluruh bagian rumah dan didapatilah sebuah karung yang tergeletak di samping rumah. Ketika dibuka oleh Umar, ternyata di dalamnya adalah jasad Waraqah Al Anshariyah. Ia pun segera mencari kedua pembantu Asy syahidah, namun ternyata mereka kabur tak tahu kemana.

“Tangkap kedua budak Ummu Waraqah!” Seru Umar kepada para pengawal yang ikut bersamanya masuk.

***

Kisah tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa orang yang baik semasa hidupnya tidak selalu mengalami proses kematian yang baik. Bahkan bisa saja orang baik, kematiannya mengenaskan dan sungguh mengejutkan semua orang.

Akan tetapi orang yang masa hidupnya baik, tetap dalam pandangan Allah akan berakhir dengan baik. Ini pun berlaku bagi generasi sesudahnya dimana banyak kisah yang memperlihatkan bagaimana seorang yang shaleh bisa mati dalam keadaan mengenaskan.

Jadi jangan diartikan bahwa akhir hayat orang tersebut buruk atau berakhir Suul Khatimah, namun itulah takdir yang telah Allah tetapkan kepada kematiannya tanpa mengurangi hakikatnya sebagai seorang yang shalih shalihah.

Wallahu ‘Alam

Next article Next Post
Previous article Previous Post