Ini Sikap Suami Yang Sering Bikin Kacau Dalam Rumah Tangga

Ini Sikap Suami Yang Sering Bikin Kacau Dalam Rumah Tangga

author photo
KabarMakkah.Com - Kekacauan dalam rumah tangga bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah dari dari sikap Pemimpin rumah tangga atau sang suami. Sikap suami yang bagaimanakah yang sebabkan kekacauan dalam biduk rumah tangga? Berikut akan kami ulas secara singkat.

Ini Sikap Suami Yang Sering Bikin Kacau Dalam Rumah Tangga


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa’ : 34)

Pada ayat tersebut Allah SWT menegaskan posisi laki-laki yakni sebagai pemimpin bagi kaum wanita. Hal ini dikarenakan Allah SWT memang telah menakdirkan demikian. Laki-laki diberikan kelebihan dari segi kekuatan fisik dan laki-laki juga dibebankan tanggung jawab untuk mencari rezeki yang dengan rezeki tersebut ia menafkahkannya untuk membiayai kehidupan kaum wanita.

Seorang laki-laki berjiwa pemimpin akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga yang dipimpinnya. Ia akan berusaha mencari berbagai peluang menjalin silaturahmi dengan banyak orang sehingga peluang bisnis pun semakin banyak dan bervariasi. Ia bukanlah sosok yang suka berpangku tangan menunggu rezeki datang. Ia tidak suka menghabiskan waktu secara sia-sia, ia akan optimalkan waktu yang dimilikinya untuk memudahkan hidup anak dan istrinya.

Seorang laki-laki yang berjiwa pemimpin juga akan bertanggung jawab terhadap keselamatan akhirat orang-orang yang ada di bawah kepemimpinannya. Ia akan mengajari anak dan istrinya agar menjadi pribadi-pribadi bertakwa yang memprioritaskan Allah SWT diatas segala-galanya. Bukan hanya mengajari namun ia pun akan memberikan contoh penerapannya sehingga antara ucapan dan perbuatan tidak saling bertolak belakang.

Sikap kepemimpinan seorang laki-laki Insya Allah akan mampu mengantarkan yang dipimpinnya pada kebahagiaan dunia maupun akhirat. Maka sikap inilah yang sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan rumah tangga.

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan yang merupakan kebalikannya. Sikap suami yang dapat menyebabkan kekacauan dalam mengayuh biduk rumah tangga adalah karena tidak adanya jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Tidak adanya sikap kepemimpinan menyebabkan hilangnya pula rasa tanggung jawab dari diri suami. Ia tidak begitu peduli dengan kebahagiaan dunia dan akhirat anak dan istrinya. Ia lebih suka berpangku tangan dalam urusan dunia dan ia lebih suka membiarkan anggota keluarganya berbuat sesuka hati dalam urusan akhirat.

Maka perlahan tapi pasti, hilanglah kepercayaan anggota keluarganya. Masalah demi masalah pun semakin hari semakin menumpuk membentuk gunung yang sewaktu-waktu bisa meledak dahsyat. Anak-anak pun akan menjadi korban, sebagaimana yang dituliskan dalam buku Menuju Pernikahan Islami, oleh Drs. Muhammad Thalib:

“Keadaan yang seperti ini tentu akan menjadi kemelut besar bagi keluarga. Yang mengalami kebingungan bukan hanya istri, namun juga anak-anak. Mereka akan mengalami kekacauan dan kegelisahan karena melihat orang tuanya tidak mampu mengatasi kekacauan dalam keluarga”.

Rumah tangga yang kacau ini, akhirnya terancam bubar!

Maka dari itu wahai saudari-saudariku muslimah, telitilah dengan cermat sebelum memilih suami. Dan bagi saudara-saudara muslimku, pupuklah selalu jiwa kepemimpinan dalam dirimu hingga kelak engkau bisa meminpin rumah tanggamu menuju kebahagiaan hakiki.
Next article Next Post
Previous article Previous Post