Keutamaan Mendo’akan Orang Lain Secara Diam-Diam..

Keutamaan Mendo’akan Orang Lain Secara Diam-Diam..

author photo
KabarMakkah.Com - Ternyata mendo’akan orang lain diam-diam memiliki banyak keutamaan. Dinullah sangat menganjurkan untuk berkasih sayang sesama muslim. Ini pula yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau. Bahkan jauh sebelum masa Nabi Muhammad, hal ini dicontohkan pula oleh Nabi-Nabi dan Rasul Allah terdahulu.

Keutamaan Mendo’akan Orang Lain Secara Diam-Diam


Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda.

“Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari-Muslim).

Jadi diakui tidaknya keimanan seseorang dapat diukur dari rasa cinta terhadap saudara muslimnya yang lain. Dengan kata lain, orang yang hanya mencintai dirinya tanpa pernah memperdulikan orang lain, apalagi merasa cinta terhadap orang lain, maka ia belum dikatakan beriman kepada Allah SWT.

Salah satu wujud cinta terhadap orang lain adalah dengan mendo’akan kebaikan bagi orang lain. Ia tidak akan tega melihat orang lain mengalami penderitaan. Hatinya akan merasa terenyuh, matanya akan menitikkan air mata kasih sayang dan lisannya akan tergerak untuk mendo’akan agar penderitaan saudaranya itu dihilangkan oleh Allah SWT dan diganti dengan berbagai kebaikan.

Orang yang Anda doakan memang tidak tahu bahwa dirinya telah dido’akan oleh saudara seagamanya. Dia tidak tahu bahwa berkah hidup dan berakhirnya penderitaan yang ia rasakan adalah mungkin berkat do’a orang lain yang diijabah Allah SWT.

Meskipun tujuan Anda mendo’akan orang lain adalah ikhlas semata karena ingin menolong penderitaan sesama muslim, namun ternyata Allah SWT tidak menghilangkan nilai kebaikan ini. Kebaikan mendo’akan orang lain yang dilakukan secara rahasia ini, akan berbuah banyak keutamaan pula bagi diri Anda. Apa keutamaan tersebut?

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan Malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”. (HR Muslim)

Hadist lain pun ada menerangkan hal serupa, dimana Rasulullah SAW bersabda:

“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah do’a mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdo’a) ada Malaikat yang diutus. Sehingga setiap kali dia mendo’akan kebaikan untuk saudaranya, maka Malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, ‘Aamiin, dan kamu juga akan mendapatkan seperti yang itu’”.

Mendo’akan kebaikan bagi orang lain secara diam-diam, ternyata akan dibalas dengan kita pun dido’akan kebaikan yang sama. Dan do’a yang kita dapatkan ini bukan berasal dari sembarang makhluk, namun ia berasal dari Malaikat yang diutus oleh Allah SWT sendiri. Malaikat khusus dengan tugas untuk meng-amin-kan dan untuk mendo’akan hal serupa bagi si pendo’a. Kemustajaban do’a itu pun mendapat jaminan dari Allah.

Maka tidak heran jika Rasul Allah dan para sahabatnya memberikan teladan agar saling mendo’akan sesama muslim. Kebaikan do’a tersebut pada akhirnya akan menimpa kita yang berdo’a. Ditambah kemungkinan do’a tersebut dikabulkan adalah lebih besar dibanding dengan berdo’a hanya untuk diri sendiri. Berdo’a untuk diri sendiri paling hanya kita yang meng-amin-kan, namun berdo’a untuk orang lain secara rahasia, do’a kita di-amin-kan oleh malaikat utusan Allah.

Ada hal yang harus diperhatikan dari hadist di atas, yakni pelaksanaan do’a harus secara diam-diam tidak boleh diketahui orang yang dido’akan. Dengan mendo’akan orang lain secara rahasia, maka keihklasan dari niat akan lebih terjaga, ketimbang jika kita berdo’a dihadapan orang yang dido’akan secara terang-terangan.

Jika kita mendo’akan orang lain secara terang-terangan di hadapannya maka penyakit hati pembelok niat akan menyusup dengan ganas. Bisa saja niat kita jadi berbelok, dengan ingin dipuji dan dianggap sebagai orang baik karena mendo’akan orang lain. Bisa juga do’a tersebut dilantunkan dengan landasan mencari simpati dari orang yang dido’akan. Jika sudah begini bukan saja menjadi penyebab tidak dikabulkannhya do’a, namun gugur pula nilai pahala dari mendo’akan orang lain tersebut.

Semoga tulisan ini menyadarkan kita semua untuk lebih berkasih sayang terhadap orang lain. Semoga Allah menghilangkan penyakit acuh tak acuh akan penderitaan saudara seagama yang kini tengah melanda kaum muslimin. Aamiin.
Next article Next Post
Previous article Previous Post