Berebut Menuju Taman Surga

Berebut Menuju Taman Surga

author photo
"Hajah.. Hajah.. Jalan.."
"Ibu, ibu, ibu. Duduk, ibu. Duduk.."
"Ibu, jangan lari.."
"Respect the place.."
"Astagfirullahaladzim.. Hajjah."

Ucapan itu terucap dari mulut askar perempuan berniqab (pakaian muslimah dengan cadar) di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, pada Senin (11/11) pagi.

Berebut Menuju Taman Surga


Matahari baru saja terbit mengubah langit yang gelap menjadi biru muda ketika pintu Raudhatul Jannah -atau kita mengenalnya sebagai Raudhah- dibuka untuk diziarahi oleh jamaah perempuan.

Raudhah terletak antara makam (dulu kamar) dan mimbar Nabi Muhammad SAW. Dahulu, Nabi Muhammad SAW sering duduk untuk membacakan wahyu dan mengajarkannya kepada sahabat di Raudhah.

Jamaah perempuan dapat berziarah ke Raudhah pada waktu-waktu tertentu yang sudah ditetapkan, yaitu waktu dhuha mulai pukul 08.00 hingga 11.00, setelah shalat Zhuhur hingga pukul 15.00, dan setelah shalat Isya. Awalnya, saya tidak berniat menuju Raudhah pada Ahad pagi itu.

Namun, wartawan Antara Risbiani Fardaniah meminta ditemani berziarah ke makam Rasulullah SAW. Saya sempat menolaknya, namun akhirnya menemani dia kembali masuk ke dalam Masjid Nabawi usai shalat Shubuh.

“Melayu, Indonesia, Ibu, sini. Duduk,” seorang askar perempuan berseru kepada setiap jamaah Indonesia yang masuk untuk berkumpul. Askar dapat mengenali asal jamaah melalui atribut yang dikenakan. Misalnya, jamaah Indonesia dikenali melalui mukena yang dikenakan.

Setelah menunggu selama dua jam, seorang askar berbahasa melayu duduk di depan antrean jamaah Indonesia dan Malaysia. “Assalammualaikum, ibu,” dia membuka percakapan. Selanjutnya, dia menjelaskan proses ibadah di Madinah bukan termasuk rangkaian ibadah haji.

Namun, Madinah merupakan kota suci kedua, kota tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan, dan kota yang menerima Nabi ketika berhijrah. Lalu, dia berpesan agar jamaah asal Indonesia menaati peraturan.

“Jamaah haji Indonesia yang datang sebelum berhaji sangat tertib. Tapi, jamaah Indonesia yang berada di sini setelah berhaji sulit diatur. Kalian sudah hajjah, jangan saling menyakiti, jangan melanggari peraturan, jangan berbohong,” kata dia.

Dia mengatakan ketidakdisiplinan dan perilaku melanggar peraturan bakal berdampak buruk. Dia pun mengingatkan peristiwa berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, yang terjadi karena adanya jamaah yang tidak disiplin.

Namun, peringatan-peringatan itu sepertinya tidak terlalu banyak didengar. Sebagian jamaah yang tidak sabar memilih keluar dari antrean ketika askar lengah. Mereka langsung masuk ke dalam pintu berikutnya untuk menembus raudhah.

Setidaknya, ada tiga kali antrean untuk mencapai Raudhah. Jamaah Indonesia dapat masuk ke antrean berikutnya setelah rombongan dari Pakistan, Bangladesh, dan India. Setiap antrean itu pula selalu ada sejumlah jamaah yang berlari.

Saya kerap tertawa setiap melihat jamaah yang mencoba mengelabui askar. Bukan berarti menyetujui tindakan mereka, hanya saja upaya orang untuk menuju taman surga sangat kreatif.

Mereka tidak segan menerobos antrean, meninggalkan kelompoknya, mendahulukan kepentingan pribadinya. Mereka mengelabui sesama Muslim demi mendapatkan pahala lebih banyak. Demi menikmati Raudhah lebih lama untuk dirinya sendiri.

Saya memilih menunggu antrean. Bukan berarti saya orang yang sabar. Saya hanya kekurangan ambisi untuk menyerobot. Juga, saya terlalu malas untuk memaksa antrean. Apalagi, ada banyak jamaah yang tidak terlalu memaksakan kehendak pribadinya demi Taman Surga.

Saya menikmati setiap celotehan-colehan mereka yang memilih bersabar dalam antrean. Sebagian besar dari mereka saling mengingatkan rekannya untuk mematuhi aturan. Pengaturan masuk di Raudhah pasti untuk kebaikan, hasil dari pengalaman di masa lalu.

Ada yang menyebutkan sabar akan melapangkan shalatnya di Raudhah. Ada juga yang mengingatkan kesabaran sudah menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji di Makkah. “Yang sabar yang mabrur,” celoteh seorang ibu.

Mereka yang tidak sabar mungkin lelah, mengantuk, dan lapar. Mereka yang bersabar dalam antrean berarti bisa lebih lama menikmati Nabawi.

Langit-langit dan lampunya yang cantik. Burung-burung merpati menyelinap ke dalam masjid melalui bagian-bagian atap Nabawi yang terbuka. Ornamen-ornamen lain di dalam masjid. (ROL)
Next article Next Post
Previous article Previous Post