Al Zalzalah- Dahsyatnya Keguncangan Hari Kiamat

Al Zalzalah- Dahsyatnya Keguncangan Hari Kiamat

author photo
KabarMakkah.Com - Keguncangan hari kiamat telah digambarkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an dengan sangat dahsyat. Gambaran ini akan turut mengguncangkan hati orang-orang yang beriman, membuat seluruh anggota badan bergetar dan membuat air mata berderai.

Maka orang-orang yang beriman akan mengingat segala macam dosa dan kemaksiatan yang pernah diperbuatnya. Akan teringat pada betapa sedikitnya amal sholeh yang menjadi tabungan akhiratnya.

Maka tiada kalimat lain yang akan keluar dari lisan seorang muslim, kecuali istighfar-memohon ampun dan belas kasihan Robbnya- semoga kelak di akhirat sana dia dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang selamat.

kiamat
Kedahsyatan Hari Kiamat
Allah SWT berfirman :

“Wahai ingatlah manusia, bertakwalah-takutlah pada Robb kalian; sesungguhnya sa’ah keguncangan itu suatu kejadian yang sangat dahsyat” (QS. Al Hajj :1)

“Pada hari kamu melihatnya, lalailah semua wanita yang menyusui dari yang disusuinya, dan gugurlah setiap kandungan wanita yang mengandung dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah sangat keras” (QS. Al Hajj: 2)

Pada ayat pertama, yang diseru oleh Allah SWT adalah an-nas/ manusia. Dengan kata lain ayat ini ditujukan untuk umum, bukan hanya untuk orang-orang yang beriman saja. Seluruh umat manusia yang beragam bangsa, bahasa dan agama hakekatnya merupakan hamba Allah jua. Maka disini Allah SWT menyeru seluruh hambanya agar bertakwa, agar takut hanya padaNya semata.

Tidak pantas bagi makhluk ciptaan membangkang pada Dzat penciptanya. Tidak pantas manusia mencari agama selain dinullah, karena agama di sisi Allah hanyalah islam. Dan bagi orang yang telah beragama islam, tidak pantas dirinya selalu berbuat melanggar aturan-aturan agama yang telah ditetapkan Allah SWT.

Allah memberikan peringatan agar manusia waspada, agar manusia takut akan satu sa’ah dimana bumi diguncangkan dengan sekeras-kerasnya guncangan. Lafadz sa’ah menunjukkan bahwa kejadian itu berlangsung serentak dalam waktu yang sangat singkat, dalam waktu secepat kilat. Akibat guncangan keras tersebut, (sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam QS Az zalzalah ayat 2) segala apa yang dikandung oleh bumi -bebatuan, larva,magma- dimuntahkan ke permukaan.

Manusia bertanya-tanya: “Mengapa bumi jadi begini?”

Bumi pun menjawab: “Allah…. Robbmu telah memerintahkan demikian”

Maka saking dahsyatnya hari itu, lalailah semua wanita yang menyusui dari yang disusuinya….

Jika kita resapi QS Al Hajj ayat 2 diatas, terbayang betapa dahsyatnya hari itu. Seorang ibu yang menyusui meninggalkan anak yang tengah disusuinya. Padahal anak adalah hal yang selalu diutamakan seorang ibu, anak selalu didahulukan kepentingannya daripada kepentingan si ibu sendiri. Namun pada hari itu, anak yang begitu disayangi, anak yang teramat dicintai ditinggalkan begitu saja demi menyelamatkan diri dari dahsyatnya sa’ah.

Lalu gugur pulalah kandungan setiap wanita yang tengah mengandung dan tingkah manusia layaknya orang yang tengah mabuk, berlari kesana-kemari tak tentu arah seperti anai-anai yang bertebaran. Mabuk yang bukan dikarenakan menenggak minuman keras, namun mabuk dikarenakan melihat siksaan Allah yang sangat keras.

Tidak ada mahkluk yang pernah menimpakan siksaan seperti siksaanNya. An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka di hari kiamat, ialah orang yang di bawah telapak kakinya diletakkan bara api yang dapat mendidihkan otaknya”. (Bukhari-Muslim).

Tidak heran jika pada hari itu manusia tidak lagi memperdulikan sekelilingnya. Fokus perhatian manusia tumpah tercurah akan pertanggung jawaban amal-amal yang pernah diperbuat selama ini.

Lagipula jikalau pun ada seorang suami berkeinginan menolong istrinya, seorang ibu ingin menolong anaknya, seorang anak ingin menolong kedua orangtuanya, maka hal itu sudah tidak bisa dilakukan. Seseorang tidak lagi berdaya untuk menolong orang lain sedikitpun walaupun emas sepenuh alam dunia dan ditambah yang semisal itu pula dijadikannya sebagai tebusan.

Dari ayat ini kita semua bisa mengambil pelajaran bahwa rasa takwa kita, rasa takut kita akan datangnya sa’ah harus direalisasikan dengan cara mengisi tiap detik, tiap menit dan tiap jam dari kehidupan kita dengan amal sholeh serta menghindarkan diri dari amal-amal salah.

Kemudian daripada itu, sekaranglah saatnya kita saling menyelamatkan anggota keluarga dengan nasihat menasihati dalam kebenaran. Sekaranglah waktunya…, ketika kita masih diberi umur mengecap kehidupan dunia, karena kelak di akhirat sana tidak lagi berguna iman setelahnya.

Itulah tindakan nyata yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang mengaku bahwa mereka beriman akan hari akhir. Bukan iman yang sekedar di mulut saja, iman yang tidak sampai membasahi kerongkongan apalagi hati.
Next article Next Post
Previous article Previous Post