KabarMakkah.Com - Puluhan jemaah haji Indonesia masih dirawat di rumah sakit Mekkah Arab Saudi. hingga Senin 27 Oktober 2014 lalu, terdapat 20 jemaah haji dan beberapa di antaranya dalam kondisi koma dengan alat bantu pernafasan. sejatinya Pemerintah Arab Saudi memang sangat ketat dalam merawat dan menjaga jemaah-jemaah haji yang sakit. Tidak sembarangan mereka bisa dikeluarkan dari RS kendati sesuai jadwal sudah waktunya mereka kembali ke tanah air.
Sebenarnya pemerintah Arab Saudi sudah berkali-kali mengkritik betapa buruknya pemerintah Indonesia di dalam menyeleksi jemaah haji, sehingga mereka membuat pernyataan yang sangat tajam agar pemerintah indonesia lebih selektif memberangkatkan jemaah haji di tahun-tahun mendatang. Tahun ini sekitar 60 persen jemaah Haji Indonesia masuk kelompok berisiko tinggi. Selain karena usia yang sudah tua, juga karena memiliki penyakit bawaan dari tanah air.
Kondisi seperti inilah yang kadang tidak diduga oleh keluarga maupun jemaah haji sendiri. Padahal waktu berangkat, banyak alasan klasik disampaikan bahwa mereka ingin meninggal di tanah suci. Tapi kenyataannya waktu sakit, banyak jamaah haji yang meminta pulang bahkan tanazul ke tanah air walau pemerintah Saudi melarang.
Data Berita Haji dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kementerian Agama menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada satu pun jemaah yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekah. PPIH Daerah Kerja Mekah akan berakhir masa kerjanya pada 29 Oktober 2014. Ratusan petugas di jadwalkan kembali ke tanah air di hari itu, karena saat ini jemaah haji terkonsentrasi di Madinah. Sudah tidak ada lagi jemaah haji yang bermukim di Mekkah.
Kendati BPHI Mekah sudah tidak merawat jemaah, masih ada 20 jemaah yang dirawat di berbagai rumah sakit Arab Saudi di Mekah. Sementara BPHI Madinah merawat 41 orang, dan 16 lainnya dirawat di RSAS Madinah. Satu jemaah lainnya dirawat di BPHI Jeddah. Total jemaah haji yang masih dalam perawatan saat ini sebanyak 78 orang.
Dan sekarang jumlah jemaah haji Indonesia di tanah suci semakin menyusut. Sebagian besar jemaah haji sudah kembali ke tanah air. Dari 375 kloter yang diterbangkan dari tanah air, tinggal 116 kloter yang berada di Madinah.
Sebenarnya pemerintah Arab Saudi sudah berkali-kali mengkritik betapa buruknya pemerintah Indonesia di dalam menyeleksi jemaah haji, sehingga mereka membuat pernyataan yang sangat tajam agar pemerintah indonesia lebih selektif memberangkatkan jemaah haji di tahun-tahun mendatang. Tahun ini sekitar 60 persen jemaah Haji Indonesia masuk kelompok berisiko tinggi. Selain karena usia yang sudah tua, juga karena memiliki penyakit bawaan dari tanah air.
 |
| Jamaah Haji Sakit Dirawat Di RS Mekkah |
Kondisi seperti inilah yang kadang tidak diduga oleh keluarga maupun jemaah haji sendiri. Padahal waktu berangkat, banyak alasan klasik disampaikan bahwa mereka ingin meninggal di tanah suci. Tapi kenyataannya waktu sakit, banyak jamaah haji yang meminta pulang bahkan tanazul ke tanah air walau pemerintah Saudi melarang.
Data Berita Haji dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kementerian Agama menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada satu pun jemaah yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekah. PPIH Daerah Kerja Mekah akan berakhir masa kerjanya pada 29 Oktober 2014. Ratusan petugas di jadwalkan kembali ke tanah air di hari itu, karena saat ini jemaah haji terkonsentrasi di Madinah. Sudah tidak ada lagi jemaah haji yang bermukim di Mekkah.
Kendati BPHI Mekah sudah tidak merawat jemaah, masih ada 20 jemaah yang dirawat di berbagai rumah sakit Arab Saudi di Mekah. Sementara BPHI Madinah merawat 41 orang, dan 16 lainnya dirawat di RSAS Madinah. Satu jemaah lainnya dirawat di BPHI Jeddah. Total jemaah haji yang masih dalam perawatan saat ini sebanyak 78 orang.
Dan sekarang jumlah jemaah haji Indonesia di tanah suci semakin menyusut. Sebagian besar jemaah haji sudah kembali ke tanah air. Dari 375 kloter yang diterbangkan dari tanah air, tinggal 116 kloter yang berada di Madinah.